Gwen keluar kamar mandi setelah selesai membersihkan dirinya. Di sana sudah ada Zero dikasurnya, tidur dengan shirtless. Entah kapan lelaki itu masuk, tidak tahu tempat.
Gwen menarik selimut yang Zero pakai, membuangnya kesamping, "Bangun, ngapain disini, gue bilang bersihin diri di kamar lain."
Zerois hanya menggumam tidak menyahut, dan kembali ingin menggapai selimutnya.
"Bangun Zer! Malu diliat anak lain lah, dikiranya ngapa-ngapain."
Zero menengok ke samping, mengedipkan mata berkali-kali mengumpulkan nyawa. Tersenyum jail ke arah Gwen.
"Kalo gini berasa dibangunin istri guenya."
Gwen memutar bola matanya malas, lalu beranjak ke meja rias. Melihat penampilannya sekarang yang masih menyedihkan. Ya siapa juga yang bersuka cita di hari pemakaman ibunya.
Selesai menyisir rambutnya, Gwen menghiraukan Zero dan mengambil rokok serta koreknya, berlalu ke arah balkon. Dia butuh menghirup udara segar.
Zerois mengikuti langkah perempuan itu, menghalau rokok yang ingin dinyalakan Gwen, "Makan dulu. Lo belum nelen apa apa dari kemaren."
Gwen menghiraukan ucapan Zerois dan tetap menyalakan rokoknya, "Habis ini."
Memandangi pemandangan sekitar rumahnya, Gwen benar-bemar tidak menyangka rumah ini akan sesepi sekarang.
"Rumah ini terlalu besar untuk gue sendiri."
Zerois menoleh ke arah Gwen dan tersenyum jahil, "Nikah aja sama gue, nanti gue temenin disini."
"Tau gitu gue sedih sedih aja depan lo dari dulu ya, kalo tau sedihnya gue bisa bikin kita nikah." Gwen tertawa hambar.
"Becanda lo."
"Lo yang kebanyakan becandain hidup gue. Udah tau hidup gue isinya komedi, kenapa nambah nambahin?. Lo bisa ngomong gini karena Ara belum bangun, kalo udah? Ga akan. Jangan berusaha ngehibur gue, gue udah cukup terhibur sama hidup gue sendiri."
Zero menyandarkan tubuhnya di batas balkon, menatap Gwen serius, "Kalo gue beneran nikahin lo?"
"Atas dasar apa?, kalo cinta kan gamungkin. Kasian lo sama gue?."
Zero menarik pinggang ramping Gwen ke dekapannya, "Gue serius. Ayo nikah setelah kelulusan."
Gwen mendongak, menatap manik mata Zero, "Tunggu sampe cewe lo bangun, sampe saat itu gue bakal liat gimana lo, dan apa jawaban gue nantinya."
"Jangan nyerah."
"For what?"
"Jangan nyerah buat hidup sampai gue bisa ngeyakini lo untuk hidup bareng gue. Gue gak mengijinkan lo mati, Carola gk mengijinkan queennya nyerah."
"Oh ya?. Siapa yang bilang gue masih mau bertahan di Carola?
Zero menaikkan alisnya, "Siapa yang bilang mau ngusir lo?."
Gwen mengusap pipi Zero, "Ayo buat perjanjian. Kalo Ara lo nanti bangun, lo orang pertama yang akan ngelindungin posisi gue sebagai queen Carola. Gimana?"
"Gaakan bisa dirubah posisi lo kecuali Rey yang ngerubah, lo tau itu."
Gwen mengalungkan tangannya ke leher Zero, membuat Zero refleks semakin memeluk erat pinggang Gwen, "Ga ada yang menjamin bang Rey di pihak gue kan?. Gue cuma minta lo yang ngebela gue, kalo lo gabisa gaada alasan gue buat bertahan di Carola."
"Kenapa alasan lo cuma gue?. Masih ada sahabat-sahabat lo, masih ada anggota cewe Carola yang lain yang akan ngebela lo kan?"
"Jadi? kalo Ara pengen posisinya balik lo gaakan ngebela gue kaya sahabat dan anggota lain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Zerois for Gwen
Teen Fiction"Gwen lo ga akan baper sama gue kan?", ingin rasanya Gwen menjedotkan kepala laki-laki dihadapan nya ini. "Lo kalo nanya gabisa aba aba apa Zer?, gila ga kira-kira kalo nanya." "Lo harus janji sama gue Gwen, lo gaboleh ada rasa sama gue. Lo emang qu...