Hari senin merupakan hari paling menyebalkan bagi seluruh murid, ya kecuali mereka yang memang suka sekolah dan taat peraturan. Hari ini senin dan Gwen baru berangkat ke sekolah pukul 8, alasannya karena malas menghadiri upacara. Tapi apesnya bukannya menghindari upacara Gwen malah harus masuk barisan telat dan atribut tidak lengkap. Saat Gwen datang upacara belum selesai.
Gwen berjalan santai melewati barisan kelas lain saat upacara berlangsung dan langsung menuju barisan khusus di ujung, namun sebelum sampai Gwen mendengar bisik-bisik tidak mengenakkan dari salh satu barisan kelas 10, adek kelasnya. Salah satu murid perempuan bertanya ke teman sebelahnya.
"Cih itu siapasi? Muka doang cakep kelakuan badgirl abis. Pasti murid troublemaker di sekolah ini?"
Gadis yang ditanya oleh teman barunya itupun menatap kaget, "Jangan ngomong sembarangan, lo gatau dia siapa?"
"Engga! Untungnya apa juga gue tau. Kalo diliat si mending gue kemana mana kali ya."
Gadis itu tidak menyadari tatapan tajam Amber tepat di sebelah barisan gadis itu berdiri. Sepertinya dia murid baru di SMA Mandala.
Amber berlalu lalu menyentak gadis yang secara tidak langsung menghina Gwen dengan kasar. "Anak baru culun kaya lo emang kerjaannya cuman bisa ngehina orang doang? Nilai orang dari luarnya gitu?!"
Airin, gadis yang disentak menatap Amber terkejut, ia berusahan menetralkan kembali ekspresinya. "Lo apa-apa an si ka? Gue tau gue murid baru tapi lo ga berhak gituin gue. Jangan mentang mentang lo kaka kelas gitu dong!."
Airin menatap Amber menantang, yang ditatap tidak menciut, sedangkan Gwen menatap keduanya menghela nafas. Amber itu memang garda terdepan jika sahabatnya dihina orang lain, Amber paling tidak terima.
Amber menarik lengan Airin ke tengah lapangan, "Anak culun kaya lo berhak dikasi pelajaran biar tau diri!."
Kepala sekolah SMA Mandala yang sedang berpidato terdiam sejak tadi, tidak berani melerai. Ia menatap Amber ketika gadis itu menatapnya, "Om jelasin ke cewe udik ini presatasi apa aja yang udah di dapet Gwen?."
Pria yang dipanggil om tadi menatap Amber lalu ke Airin, menjelaskan semua prestasi dari Gwen dengan panjang lebar. Dari Gwen ketua tim basket di sekolah, sering mendapat prestasi diluar bidang akademik. Jangan salah, walaupun Gwen tau dirinya berandalan, dia masih mengharumkan nama SMA mandala secara tidak langsung.
"See? Lo denger apa yang dibilang om gue sekaligus kepala sekolah SMA ini!, ngeluarin uler kaya lo dari sini hal gampang bagi gue. Apalagi lo berani secara ga langsung ngehina sahabat gue!." Ucap Amber penuh penekanan.
Perlahan ekspresi Airin yang tadi menantang seketika menciut dengan sendirinya, "M-maaf ka gue gatau."
Gwen tersenyum miring lalu maju dri barisan, mendatangi Amber. "Udah cukup Mber dia gatau, dia murid baru disini. Balik ke barisan, lo diliatin semua orang!."
Amber menatap sekeliling, moodnya sudah buruk ia sudah tidak mood kembali ke barisan, "Males! Gue udah ga mood. Kalian aja."
Gadis itu lalu bergegas meninggalkan lapangan, Airin dan Gwen balik ke barisan. Tidak lama upacara langsung diselesaikan karena suasanya sudah tidak kondusif.
Inti Carola berjalan dari lapangan menuju kelas, "Gila si Amber sadis bener, lo liat muka tu cewe cupu tadi ga Vin? Mukanya merah banget kaya lagi nahan boker."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zerois for Gwen
Roman pour Adolescents"Gwen lo ga akan baper sama gue kan?", ingin rasanya Gwen menjedotkan kepala laki-laki dihadapan nya ini. "Lo kalo nanya gabisa aba aba apa Zer?, gila ga kira-kira kalo nanya." "Lo harus janji sama gue Gwen, lo gaboleh ada rasa sama gue. Lo emang qu...