Z & G 11

5 1 0
                                    

Jakarta, 17 Juli 2017

Suara sirine ambulace memecah keheningan jalanan Jakarta di pagi hari. Mengantarkan kepergian nyonya Arisitides ke peristirahatan terakhirnya. Iring-iringan itu di pimpin oleh raja mereka sendiri, raja Carola.

Gweny Putri Aristides selalu membayangkan hari ini akan terjadi, tapi tidak pernah terfikir akan secepat sekarang. Dia benar benar duduk di sini, mengikuti mobil yang menampung ibunya di depan sana.

Zerois sesekali menghela nafas, melirik ke samping kursi penumpang di mana Gwen berada. Duduk di sana melihat ke arah luar jendela dan terus memeluk foto ibunya. Pemandangan yang tidak pernah Zero fikirkan sebelumnya, tidak pernah dia berfikir akan menemukan sisi Gwen yang sekarang. Sisi hidupnya yang gelap, dan penuh kehilangan.

Iring-iringan berhenti ketika sampai di gerbang pemakaman, semua turun tidak terkecuali Gwen.

Zerois melihat Jayden yang berjalan ke arahnya, "Gimana Jay?"

"Aman Zer"

Zerois melihat ke belakang, Gwen berdiri dan berjalan pelan dengan tatapan kosong mengikuti peti mati ibunya yang dibawa petugas pemakaman.

Gwen menyaksikan semua proses pemakaman dengan khidmat. Dia hanya berdiri terus memndangi proses itu tanpa berpaling, dari peti mati ibunya di kuburkan hingga menjadi gundukan tanah kecil yang di beri tanda batu nisan.

Gwen maju ketika semua orang mulai meninggalkan makam ibunya, menaruh foto yang ia pegang di kepala nisan. Tanpa banyak kata ia bangkit dan menghampiri Zero kembali.

"Ayo pulang."

Zero mengangguk dan mengikuti langkah Gwen. Gwen memasuki mobil Zero, dan sebelum itu Zero menghampiri Jayden untuk mewakilkan berterimakasih ke anggota Carola dan menyuruh mereka pulang dengan tertib.

"Jay?"

"Ada masalah?"

"Engga. Makasih udah bantu Gwen, tolong sampein rasa terimakasih gue ke anggota lain. Suruh mereka pulang dengean tertib, setelah itu kalian inti nyusul gue ke rumah Gwen lagi."

Jayden mengangguk lalu berlalu ke arah anggota Carola yang lain. Zerois berbalik arah lagi, masuk mobil dan mengendarai mobilnya ke arah rumah Gwen.

Sampai di sana, Gwen dan Zero turun. Keduanya melangkah ke arah pintu utama, dan dikejutkan oleh kedatangan sesorang yang Gwen kenal betul itu siapa.

Gwen hanya diam memandangi Gio sampai semua inti Carola tiba disana. Sama halnya seperti Gwen, Airis juga terkejut karena sosok Gio ada di sana.

"Pa? Ngapain papa di sini?"

"Papa cuma mau menyelesaikan beberapa hal yang harus terselesaikam di sini Airis."

Beberapa yang paham hanya menarik nafas pelan, tapi yang tidak tau masih betanya-tanya.

"Gweny Putri Aristides? saya kesini hanya ingin menyampaikan hal hal yang memang harus saya samapikan. Mama kamu sudah tidak ada, tanggung jawab saya terhadap dia sudah hilang. Jadi, rumah ini dan kantor G Corp akan saya tarik kembali."

Gwen masih menatap kosong pilar dihadapannya, tapi telinganya tidak cukup tuli untuk mendengar apa yang papanya bicarakan.

Melihat Gwen hanya diam Zero menimpali ucapan Gio, "Om maaf, memang saya tidak berhak ikut campur urusan keluarga kalian, tapi Gwen masih anak om yang sah. Om masih punya tanggung jawab untuk Gwen, Apa tidak bisa difikirkan lagi masalah ini?"

"Kamu membela anak ini? bukankah kamu ada hubungan dengan Ara, anak saya? kenapa membela dia?"

"Om jangan bawa bawa Ara di sini, Gwen juga bagian dari hidup saya, jadi-"

Zerois for GwenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang