Bagian 17

41 7 3
                                    

"Sebelum itu yang harus kita ingat, semua yang kita bicarakan dan rencanakan adalah rahasia. Tidak ada yang boleh tau kecuali kita." Ucap Rezvan.

Sementara itu di suatu tempat tampak seorang pria bertudung hitam tertawa keras mendengar ucapan Rezvan.

"Aku selalu selangkah didepan kalian, berusahalah lebih keras anak-anak."

***

Perjalanan panjang seolah menunggu kesembilan manusia yang telah siap berjalan dan berjuang. Tak perlu ditanyakan bagaimana perasaan mereka, yang pasti walaupun kegelisahan melanda tetapi tekad yang sejak awal telah tertanam pasti tetap menjadi pondasi untuk tetap teguh.

Seharian kemarin selama perjalanan saling menguatkan sedikit banyak membuat mereka saling percaya dan mengandalkan.

Flashback on

"Aku tahu ragu dan takut pasti ada di dalam diri masing-masing dari kita. Tapi sebagai satu-satunya harapan kita tidak bisa diam saja melihat kehancuran maupun marabahaya menimpa dunia kita. Mungkin ini semua belum pasti berhasil tapi ayo tetap bersama." Ucap Rezvan setelah melihat suasana disekitarnya berubah muram.

"Iya, aku memikirkan ini juga. Jika kita tidak berjuang bukan kah kita semua sama-sama hancur. Maksudku kita akan terus menghadapi bahaya tanpa habis dan hidup penuh ketakutan. Bukan kah yang kita lakukan lebih kesatria." Tambah Daryan yang mencoba membangkitkan semangat teman-temannya.

"Aku sedikit ragu memang karena aku pangeran satu-satunya Autumnland, tapi mengingat kita memasuki Istana hancur itu bersama dan tidak hanya orang tuaku yang merasa kehilangan tapi orang tua kita semua. Baiklah mari berjuang." Ucap Julius dengan senyumnya yang menular.

"Aku pada awalnya juga tidak yakin, tapi karna ini adalah kita aku sangat bersyukur. Aku pikir akan bertemu pangeran luar biasa menyebalkan dan gila hormat. Tapi semua diluar ekspektasi, memang benar pikiran negatif harus segera disingkirkan agar hidup lebih mudah." Ucap Viola.

"Eiyy kami memang pangeran terbaik yang pernah ada." Tambah Arion dengan tampang tengilnya.

"Aku tarik kata-kataku dia menyebalkan, sangat malah." Balas Viola sambil merotasikan bola matanya.

"Yakk, kau selalu merusak suasana. Dasar siluman kelinci." Ucap Daryan yang jengah dengan tingkah adiknya.

"Baiklah kakek tua ampuni hamba." Balas Arion sambil menjulurkan lidahnya.

Ya begitulah, tidak dapat dipungkiri walaupun tingkah kakak beradik dari Summerland ini sangat berisik tapi selalu membuat suasna lebih hidup.

"Emm aku juga ingin mengucapkan terima kasih pada semua, karena mau menerima aku yang dari kalangan rakyat biasa. Rasanya masih tidak percaya karena aku sebelumnya tidak memiliki teman dengan statusku yang seperti ini." Ucap Serina yang lagi-lagi membuat Viola sedikit jengah karena selalu merendah dan tidak percaya diri.

Hampir saja Viola ingin mengungkapkan isi hatinya sudah didahului oleh yang lain. "Biasa saja, hal itu bisa terjadi karena saat itu kau sedang sial karena tidak bertemu orang yang tepat." Ucap Elvan yah semua sedikit banyak paham akan gaya bicaranya yang memang sedikit nyelekit tapi selalu realistis.

"Kan benar kataku kau itu cuma belum bertemu orang yang tepat Serin bukannya tidak punya teman." Tambah Viola.

"Jangan sungkan pada kami Serina, jadilah dirimu sendiri. Kulihat selama ini kau sedikit  canggung." Ucap Jeisson sambil menepuk pundak Serina yang ada disampingnya.

"Oke Jei." Balas Serina samb membentuk jarinya seperti yang pernah Viola lakukan.

"O..ke?" Ucap Julius atau singkatnya dapat dipanggil Lius dengan wajah bingung yang mewakili para pangeran.

"Ah itu bahasa dari duniaku, artinya sama seperti baiklah." Jelas Viola.

"Hei Xavier, kau kan seumuran dengan ku dan aku dengar kau cukup sering bangun pagi. Aku juga sering bangun pagi kapan-kapan ajaklah aku dari pada seperti orang hilang sendirian." Tambah Viola yang memancing Xavier agar mau berbicara mengingat pemuda itu tidak akan membuka mulutnya barang sedikitpun kecuali ditanyai.

"Hm" adalah balasan Xavier.

"Yak buka mulutmu coba jawab I Y A  vivi." Ucap Viola lebih bringas dengan mengeja kata "iya" dengan cukup alay.

"Kalau dia tidak mau ajak saja aku." Ucap Arion dengan seperti takbiatnya yang selalu tidak suka pada Xavier.

"Eiii tidak sadar diri, selain Kak Julius disini yang sudah bangun pagi itu dirimu." Balas Jeisson setengah terkikik mengingat betapa susahnya Arion dibangunkan.

Flashback off

Selama perjalanan tak banyak yang mereka temukan. Hal itu wajar mengingat rute yang mereka lewati ini adalah jalur hutan. Jalur ini juga dipilih agar tidak ada orang yang mengetahui kepergian mereka.

"Bukan kah nanti saat sampai di Autumnland kita perlu menyamar?" Tanya Arion disela keheningan perjalanan.

"Eum iya, mengingat begitu jalur hutan ini habis, kita sudah memasuki kawasan Autumnland." Jawab Julius.

"Kalau begitu nanti biarkan aku dan Serina pergi ke pasar terdekat membeli beberapa alat penyamaran." Ucap Viola.

"Memangnya ada alat seperti itu?" Tanya Rezvan.

"Aku pun tidak pernah menemui hal seperti itu di pasar." Tambah Daryan.

"Yasudah berati kita harus buat." Jawab Viola sambil menghela nafas.

"Tenang saja pokoknya serahkan urusan ini padaku dan Serin. Jadi begitu jalur ini akan habis kalian tunggu dulu di perbatasan, lalu aku dan Serin akan masuk dan mencari apa yang bisa kita buat sebagai alat penyamaran." Jelas Viola lagi.

***

Lama banget nggak update, finally bisa update lagi. Terima kasih banyak buat yang masih baca dan nunggu cerita ini💜.

Bonus pangeran-pangeran land of seasons versi modern:)

Bonus pangeran-pangeran land of seasons versi modern:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Princes Of The Four Seasons (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang