Bagian 13

69 13 0
                                    

"Lapor ketua, gadis itu sudah muncul dan saat berada di Summerland."

"Bagus, biarkan saja dulu mereka lelah mencari permata itu. Nanti bila saatnya tiba, kita hanya tinggal merebutnya." Ucap si Ketua dengan tawa sinisnya.

***

Viola PoV

Aku sungguh tidak menyangka kilasan-kilasan yang muncul selama ini ternyata menjadi kenyataan. Belum sempat aku memulihkan rasa terkejut dari kejadian penyerangan tadi, aku seolah ditampar kembali oleh kilasan tentang orang tuaku yang tiba-tiba muncul. Dalam kilasan itu, Ibuku nekad untuk bunuh diri melihat kondisiku yang diambang kematian. Untung saja ayahku segera datang sebelum pisau ditangan ibu memotong pembuluh darah ditangannya.

Seperti hubungan antara orang tua dan anak lainnya, aku juga sangat dekat dengan kedua orang tuaku. Apalagi aku memang anak tunggal. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi disini. Kejadian seperti itu bisa saja terjadi lagi, dan ayah tidak mungkin selalu ada bersama ibu selama 24 jam. Aku khawatir, aku takut, rasanya kepalaku akan meledak karena pikiran buruk tak henti-hentinya menghantuiku.

Saat ini mungkin masih jam empat pagi dan aku sudah tidak bisa tertidur lagi. Walaupun tadi aku baru bisa tidur sekitar jam satu dini hari. Mungkin jalan - jalan saat pagi bisa sedikit membuatku tenang.

Saat keluar dari istana hanya ada beberapa prajurit yang berjaga. Satu-satunya tempat yang terlintas dipikiranku hanya danau di belakang istana. Karena memang aku hanya pernah ke sana.

Aku pikir disana akan sepi dalam artian tidak ada siapapun, tapi ternyata ada orang disana. Tanpa berpikir pun aku sudah tahu melihat postur tubuh dan rambutnya, dia pangeran Xavier. Dia berdiri di atas jembatan kayu yang ada di danau. Dari pada nanti ribut lebih baik aku pergi saja, melihat moodku yang sangat buruk.

"Kenapa berbalik?" Tanyanya saat aku berbalik pergi, mungkin dia mendengar langkahku. Karena jembatan ini sedikit berderik ketika diijak.

"Aku tidak ingin mengganggu."

"Tidak, kau bisa disini. Aku yang akan pergi." Ucapnya.

"Kalau begitu tidak usah ada yang pergi." Ucapku menahan tangannya ketika dia sampai di sampingku.

Aku segera melepaskan tangannya. Dan berjalan ketengah jembatan. Lalu duduk dan membiarkan kakiku menyentuh permukaan air. Kutarik nafas dalam dan menghembuskannya sambil menatap langit biru pagi ini.

Kemudian hanya ada suara dari hewan-hewan, desir angin yang menggoyangkan dedaunan dan juga air danau yang ku mainkan.

"Terimakasih." Ucapnya yang ku jawab dengan deheman.

"Kau tidak lelah berdiri sejak tadi." Ucapku sambil menepuk jembatan disampingku. Yah walaupun kemungkinan dia mau menuruti omonganku 0,0001%.

Tapi dia duduk, disampingku.

"Kau tahu, kata Ibuku orang sepertimu itu biasanya menyimpan banyak kesedihan sendiri. Itu karena kau tidak bisa mengungkapkannya jadi yang keluar dari dirimu hanya sikap dingin dan tidak peduli itu." Ucapku masih dengan memandang hamparan langit biru.

"Pangeran bukan maksudku menyalahkan sikapmu, mungkin saja dibalik sikapmu itu ada penyababnya. Tapi kau akan tahu bahwa waktu bersama orang yang kita sayangi itu sangat berharga. Kau juga harus memberitahu jika kau tidak suka, jika kau ingin menyanggah, atau jika kau setuju. Karena orang hanya akan tahu jika kau memberi tahu."

Entah setan bijak dari mana yang tiba-tiba merasukiku bisa-bisanya aku menasihati pangeran sombong ini. Mungkin ini efek aku rindu dengan orang tuaku.

"Tidak ada gunanya menyuarakan keinginanaku. Keberadaanku saja tidak pernah dipedulikan." Setelah hening beberapa lama dia berbicara.

"Keluargaku tidak seperti keluarga yang ada didalam pikiranmu." Tambahnya.

"Bukan maksudku untuk menjadi sok akrab, tapi aku bisa menjadi pendengar jika kau ingin mengeluh." Ucapku kemudian.

Ku tolehkan kepalaku padanya. Dan dia sedang menatapku. Lalu dia berdiri dan menyampirkan mantelnya pada bahuku. Lalu dia pergi meninggalkanku tanpa jawaban bertepatan dengan terbitnya matahari yang mengiringi kepergiannya.

Viola PoV End

***

Siang ini diadakan rapat lagi di ruangan Jane untuk menentukan kapan tepatnya pencarian permata dimulai serta strategi yang akan digunakan.

"Sudah diputuskan besok pagi semuanya akan dimulai bertepatan dengan kepulangan para tamu kerajaan. Sesuai rencana besok Daryan dan juga Arion akan beralibi ikut menuju Springland untuk berkunjung agar rakyat tidak curiga." Ucap Devan.

"Izin kan saya untuk ikut serta membantu pencarian permata ini Yang Mulia." Ucap Serina.

"Tapi perjalanan ini tidak dapat diperkirakan waktunya serta bahaya apa yang akan mengancam. Kau sendiri memiliki orang tua dan bagaimana caramu meminta izin pada mereka untuk perjalanan rahasia ini." Jawab Devan.

"Saya bisa menjamin orang tua saya bisa menjaga rahasia ini. Malam ini juga saya akan pulang dan meminta izin pada orang tua saya Yang Mulia. Mohon izinkan saya." Ucap Serina lagi.

"Saya ingin menemani Viola sebagai sahabatnya dan satu-satunya orang yang dikenalinya sejak awal." Tambah Serina.

"Kau tidak perlu melakukan itu Serina, benar kata Yang Mulia Raja Devan, pasti akan banyak bahaya nanti." Kini Viola ikut angkat bicara.

"Tidak papa, lagi pula disini kau satu-satunya temanku. Aku akan ikut denganmu pokoknya." Jawab Serina kekeh untuk ikut.

Setelah itu pembahasan selesai dan semua kembali ke ruangan masing-masing.

***
Saat akan kembali, Xavier menghampiri ayahnya yang masih berjalan bersama Elvano.

"Aku ingin pulang bertemu Ibu dulu sebelum pencarian ini." Ucap Xavier.

"Jangan menyulitkan orang lain dan jangan mengacaukan rencana, nanti akan ku sampaikan pada Ibumu kalau kau pergi." Jawab William tanpa menoleh pada Xavier.

"Pastikan Ibuku dirawat dengan benar. Jika aku kembali dan keadaannya memburuk aku tidak segan untuk memberontak."

Setelah mengatakan itu Xavier langsung berbalik dan menemukan Viola dan Serina yang terdiam mendengar pembicaraan ayah dan anak itu.

Xavier berhenti sejenak dan berhenti tepat di samping Viola, "Sekarang kau mengerti tepatnya apa yang ku maksud tadi pagi." Ucap Xavier lalu melanjutkan jalannya.

The Princes Of The Four Seasons (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang