Bagian 9

71 13 6
                                    

Tanpa sadar aku malah menahan nafas dan menutup mata karena pangeran Arion yang semakin mendekatkan wajahnya padaku.

Dan sialnya sekarang hembusan nafas itu malah semakin terasa.

***

"Dasar pendek." Bisik pangeran Arion tepat di telingaku.

Bodoh apa coba yang aku pikirkan tadi. Bisa-bisanya kau Viola.

Lalu pangeran Arion memberikan scarf ku, "Ibu menyuruhmu untuk bersiap." Ucapnya.

Lalu dia menepuk-nepuk kepalaku sambil menampilkan senyum mengejeknya. Cih Arion sialan ternyata dia mengerjai ku.

Viola POV End

***

Masih dengan rasa kesal dan malu, Viola sama sekali tidak mau berbicara dengan Arion sejak kejadian tadi sore.

Saat ini mereka berdua berada di kamar yang disediakan oleh ratu Farensa.

"Kau ini kenapa sih Vio? Sejak tadi Pangeran Arion mencarimu." Tanya Serina.

"Biarkan saja, jangan ditanggapi. Aku malas bertemu dengan dia." Jawab Viola dengan kesal.

Mungkin mereka bertengkar lagi, batin Serina.

"Yasudah kalau begitu ayo ke tempat perjamuan, jangan sampai kita telat. Kau tahu tadi sore tamu dari kerajaan lain datang, ah rugi kau melewatkan momen bertemu Pangeran-pangeran tampan." Ucap Serina sambil menarik Viola.

Ketika sampai di depan ruangan ternyata rombongan Daryan, Arion, Rezvan, dan Jeisson adik Rezvan berada dibelakang mereka.

Viola yang tadi memang secara tidak sengaja melihat mereka mempercepat langkahnya dan Serina hanya mengikuti saja.

"Hei nona Viola, kenapa langkahmu seperti sedang dikejar setan saja ." Tanya Arion yang menghentikan langkah Viola dan Serina.

Viola mengambil nafas jengah sebelum membalikkan badannya dan menampilkan senyum paksanya.

"Iya Pangeran, nampaknya di sekitar danau tadi saya melihat setan sehingga saya jadi takut dan berjalan dengan cepat." Jawab Viola masih dengan senyumnya yang terpaksa.

"Benarkah?" Tanya Daryan.

"Iya Pangeran, bahkan saat ini setan itu sedang berapa di samping Pangeran."

Fyi, selain Arion yang berada di samping Daryan adalah Jeisson. Sontak saja dia menampilkan ekspresi seperti 'Hei aku terlihat seperti setan?'

Viola yang sadar bahwa yang berada di samping Daryan bukan hanya Arion kembali berbicara, "Ah, maaf maksud saya adalah." Ucap Viola lagi sambil menunjuk Arion dengan gaya ala-ala bangsawan dan senyum manis yang dibuat-buat.

"Hei kau ini ternyata pendendam ya." Ucap Arion sambil menghampiri Viola.

"Oh aku tahu, jangan-jangan kau berharap aku ci.. mmmmm." Ucap Arion lagi, dan Viola langsung dengan sigap membungkam mulut Arion.

" Ucap Arion lagi, dan Viola langsung dengan sigap membungkam mulut Arion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira gitulah gambarannya)

"Ci apa Arion." Tanya Jeisson.

Karna sadar akan tindakannya Viola segera melepaskan tangannya dari mulut Arion.

"Maksud Pangeran Arion, dia ingin Cilok." Jawab Viola cepat agar Arion tidak berulah lagi.

"Cilok?" Tanya Daryan, Rezvan, dan Jeisson bahkan Arion pun ikut bertanya.

"Cilok itu makanan dari tepung Pangeran, tadi sore Pangeran Arion bilang ingin dibuatkan Cilok." Jawab Viola.

Tak lupa Viola memberi tatapan tajam pada Arion seolah berkata 'kau mati jika bicara macam - macam lagi'.

Dan Arion yang di tatap begitu bukannya takut malah tersenyum jahil, "Baik, kalau begitu besok kau buatkan cilok untuk kami semua." Ucap Arion dan hanya dibahas dengan deheman jengkel oleh Viola.

Kemudian mereka berjalan bersama menuju tempat perjamuan.

Begitu sampai di tempat perjamuan, ternyata undangan sudah banyak yang datang. Viola dan Serina sendiri diberi tempat duduk dekat dengan dua Pangeran Summerland.

Setelah mereka duduk, disusul oleh suara pengawal yang menjaga pintu masuk yang memberitahukan kedatangan keluarga dari negeri Autumnland. Raja dan Ratu yang berjalan beriringan dan diikuti oleh anaknya, Pangeran Julius, pangeran yang terkenal akan keramahan dan senyumnya yang menular.

Selanjutnya keluarga dari Winterland datang. Suasana berubah menjadi sedikit mencekam. Munculnya raja dengan wajah dingin dan kedua anaknya yang berwajah sama dinginnya. Pangeran Elvano disisi kanan dan Pangeran Xavier disisi kiri.

Sedangkan keluarga dari Springland sudah datang sejak tadi.

"Lihatlah, Pangeran Winterland sangat tampan tapi berwajah kaku tanpa ekspresi." Bisik Serina pada Viola.

"Benar, apa mungkin karna mereka hidup di Winterland jadi wajah dan aura mereka sedingin tempat tinggalnya." Jawab Viola agak keras.

Dan Xavier yang dekat dengan tempat Viola mendengar ucapan itu. Ia pun menoleh dan memberikan tatapan tajam pada Viola sebentar lalu kembali berjalan. Viola yang ditatap bahkan sampai menahan nafasnya dan menunduk.

Arion juga melihat hal itu karena ia duduk di samping Viola, "Bukankah Winterland memang dingin Viola." Ucap Arion.

Menyadari tingkah adiknya Daryan menyenggol bahunya dan berdesis pelan sebagai peringatan untuk tidak berulah, "Arion."

Acara perjamuan akhirnya dimulai dengan beberapa hiburan dan akhirnya makan-makan.

Setelah makan-makan Viola pikir acaranya selesai tapi ternyata masih ada basa-basi dari para ratu dan raja. Entah itu bertanya tentang bagaimana kondisi masing-masing daerah, kendala dalam pemerintahan, dan lain-lainnya. Sampai pada pertanyaan salah satu ratu di sana.

"Apakah kedua gadis yang berada di samping Pangeran Arion itu adalah calon dari Pangeran Daryan dan Pangeran Arion, Farensa?" Tanya Grace, Ratu Springland.

Viola dan Serina yang dibicarakan jadi batuk-batuk secara bersamaan.

"Semoga saja begitu Grace." Jawab Farensa sambil diselingi tawa.

Saat ini ganti Daryan dan Arion yang batuk-batuk mendengar jawaban ibunya.

The Princes Of The Four Seasons (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang