Eletha berkeliling guna mencari keberadaan Keitel namun ia tidak menemukan apapun. Beatrice bilang jika beberapa kawanan melihat Keitel pergi dengan wujud serigala nya itu berarti Nyx lah yang mengendalikan tubuh mereka saat ini. Eletha menerka-nerka apa mungkin ia berada di arena bertarung? Eletha melangkah kan kakinya tergesa-gesa ia ingin meminta izin pada Keitel untuk menemui para Elf yang kini berada di bawah perlindungan penyihir klan Ivanka ia ingin menanyakan mengenai bagaimana ibunya tiada.
Arena bertarung tempat para kawanan biasa berlatih dan berkumpul untuk membicarakan suatu misi seketika dikagetkan dengan kedatangan luna mereka yang mendadak. Sebagian merasa canggung dan Sebagian lain terang-terangan menatap Eletha dengan tatapan mendelik tidak suka. Namun Eletha tidak lagi memperdulikan tatapan mereka, gadis itu tidak lagi merasa takut dengan pandangan seperti itu. Eletha mengedarkan pandangannya mencari sosok yang mungkin ia kenali namun tidak ada. Salah seorang kawanan yang memperhatikan bahwa Eletha sepertinya tengah mencari seseorang dengan Langkah canggung memberanikan menghampiri Eletha.
"Um.. nona, maksudku Luna. Ada seseorang yang kau cari?" tanya werewolf wanita itu.
"Apa Keitel ada di sini?" Tanya Eletha tanpa berbasa basi.
"Tidak Luna, Alpha belum kemari untuk hari ini apa ada yang bisa kami lakukan untuk membantumu?" wanita itu bertanya dengan sopan. Eletha menggeleng sepertinya ia harus mencoba mencari lagi di dalam siapa tau Keitel sudah kembali di ruangannya. Eletha hendak meninggalkan gelanggang Latihan itu namun sebuah suara yang ia kenali menghentikan Langkahnya.
"Apa yang kau inginkan?" satu satunya orang yang akan bertanya dengan tidak sopan seperti itu padanya hanyalah Victoria.
Eletha berbalik dan menatap Victoria merasa tidak enak, ia tak tahu akankah Victoria membantunya? Kesan pertama kali saat ia bertemu dengan Victoria bukanlah kesan yang bagus terlebih Eletha merasa bersalah karena dirinya ia kehilangan dua rekannya.
"Aku ingin tahu apakah aku bisa bertemu dengan kaumku yang berada di bawah pengawasan klan Ivanka. Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan mereka."
Victoria tidak menjawab ia hanya menatap Eletha masih penuh dengki, Victoria menyeka keringat dari wajahnya dengan kain yang terlampir di pundaknya kemudian dengan kasar melempar kain tersebut ke sebuah kursi kayu di dekat mereka.
"Ikut aku. Akan ku bawa kau pada mereka." Salah seorang werewolf wanita yang tadinya berbicara dengan Eletha menatap Victoria seakan mengingatkan Victoria untuk tidak melakukan sesuatu yang gegabah tanpa izin dari Keitel namun Victoria tidak perduli.
"terimakasih." Eletha merasa senang saat ini, ia mengira bahwa Victoria adalah seseorang yang mungkin akan memusuhinya namun sepertinya praduganya akan Victoria adalah salah. Eletha mengikuti Victoria di belakang ia menjaga jarak takut kalau kalau wanita berambut pendek sebatas bahu itu akan merasa tidak nyaman berjalan berdampingan dengannya. Mereka berdua berjalan dalam diam hanya Victoria dan Eletha di sini Eletha tidak sadar dengan apa yang ia lakukan ini akan memancing kemarahan Keitel jika pria itu kembali dan mengetahuinya.
"Aku turut berduka mengenai kedua rekanmu. Karenaku mereka kehilangan nyawa." Eletha mencoba membuka pembicaraan sejujurnya rasa bersalah itu menganggu Eletha saat ini terlebih ketika ia berhadapan dengan Victoria sekarang. Victoria tetap diam entah apa yang wanita di depannya ini pikirkan Eletha sama sekali tidak mengerti dengan sikap dingin yang di tunjukkan Victoria padanya.
Mereka berjalan dalam diam untuk waktu yang cukup lama, demi kenyamanan Victoria Eletha sebisa mungkin mengekori Victoria dengan tenang. Eletha menyadari sesuatu bahwa wilayah yang di kuasai oleh kawanan Keitel sungguh sangat luas karena selama ini waktunya sebagian besar hanya ia habiskan di dalam Kastil dan pingsan Eletha tidak pernah menyadari bahwa ada sisi yang begitu indah dari hutan di bawah kekuasaan Keitel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Luna
Lobisomem"Ibuu...." panggil si kecil penerus dari Crescent Claws pack "Ya sayang.." jawab sang ibu dengan begitu lembutnya.. si kecil itu pun mengamit tangan ibunya dan menuntun sang ibunda ke arah kursi santai didekat jendela tua dari kastil tersebut. Temp...