"Luna.."
Suara asing memanggil sosok gadis yang tengah duduk di taman seorang diri. Membuat sosok tersebut tersadar dari lamunannya. Dirinya masih merasa asing dengan panggilan itu."Anda tak boleh keluar seorang diri seperti ini. Untuk sekarang masih berbahaya, setidaknya panggil aku untuk menemani Luna meski hanya di taman seperti ini." Beatrice. Gadis werewolf itu menatap Eletha khawatir. Jelas saja, Eletha menjadi salah satu orang yang dibenci nomor dua di Pack setelah Victoria. Sekaligus orang paling penting bagi pack setelah Alpha. Ngomong ngomong soal Victoria sudah beberapa hari wanita itu menghilang.
"Aku..hanya.. merasa pengap." Ucap Eletha acuh. Ia tak tau bagaimana bisa dirinya berakhir seperti ini. Beberapa hari setelah ia sadar dari pingsannya.. Sikap pria itu berubah drastis. Meski tidak begitu signifikan, tapi pria itu tak lagi memperlakukan Eletha dengan acuh. Tatapan dingin dan angkuh yang biasa dia tunjukan itu berubah penuh kasih yang entah Eletha sendiri tak paham kenapa. Secara tiba tiba juga para kawanan memanggilnya Luna meski sebagian besar merasa enggan untuk memanggil nya seperti itu.
Luna. Adalah sebutan bagi pasangan seorang Alpha dari sebuah kawanan. Ini gila batinnya. Bagaimana bisa ia menjadi Luna di Pack ini?!
Lalu Ivanka.. Penyihir yang menyelamatkan Eletha pun telah meninggalkan pack dua hari yang lalu, ia tak mengatakan banyak hal. Selain-
"Dengar... Kelak apapun yang terjadi kau harus memilih takdirmu, tetap berada di sisinya atau pergi meninggalkannya.. Siapapun takdir yang kau pilih nantinya.. Kuharap hal itu tidak akan meninggalkan penyesalan."
Bagai sebuah teka teki Eletha tak paham apa maksud ucapan penyihir tersebut. Apakah 'Dia' yang Ivanka maksud adalah... Keitel? Lalu kenapa dia berkata 'siapapun takdir yang dipilih'? Selama beberapa hari ini Eletha terus merasa bimbang dan takut akan masa depan yang seakan tidak pasti baginya. Jika sudah seperti ini bagaimana dengan rencana nya untuk merebut kembali tanah kelahirannya? Ia takkan bisa bebas jika menjadi Luna sebuah kawanan. Eletha menarik nafas dalam mencoba meredakan rasa khawatirnya.
"Aku akan kembali sekarang." Ucap Eletha, langit malam bertabur bintang tak lagi menarik perhatiannya.
"Alpha memanggil.. Luna." Beatrice mendapatkan mindlink dari Keitel.
"Kenapa?" Tanya Elle bingung. Sejujurnya bertemu dengan Keitel membuatnya merasa canggung. Tatapan lembut dan perlakuan baik Kei padanya membuat Eletha merasa... Sedikit kurang nyaman, ia tak terbiasa dengan hal itu.
"Anda belum makan malam." Ughhhh Eletha mulai membenci sebutan itu.. terdengar begitu membebaninya. Elf dan Werewolf?! Yang benar saja.
"Aku mengerti. Berhenti memanggil ku Luna.." Beatrice menggeram rendah. Kemudian menggeleng Bagaimana ia akan memanggil Luna nya dengan sebutan bukan Luna?
Eletha mengacuhkan tatapan penuh penolakan dari Beatrice bahkan geraman Beatrice tidak membuatnya takut. Elle dengan acuh berbalik pergi meninggalkan Beatrice dimana Beatrice pun secara terburu buru melangkah pergi mengikuti kemana Elletha pergi.. Well, Setidaknya ia ingin memastikan bahwa Eletha pergi menuju ruang makan di mana Alpha mereka menunggu.
🐺🐺
Di ruang makan yang nampak terlalu megah untuk diisi hanya oleh dua orang itu.. duduk sosok pria yang jelas memiliki kedudukan tinggi dalam kawanan. Menatap beberapa surat kemudian berkata sesuatu pada seseorang yang mana Eletha tau betul dia adalah tangan kanan sang Alpha, mereka memanggilnya dengan sebutan Beta.
Setelahnya sang Beta mengangguk kemudian mengambil beberapa berkas dari tangan Keitel lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan. Sejenak ia melirik Eletha tanpa berkata apapun dan pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Luna
Werewolf"Ibuu...." panggil si kecil penerus dari Crescent Claws pack "Ya sayang.." jawab sang ibu dengan begitu lembutnya.. si kecil itu pun mengamit tangan ibunya dan menuntun sang ibunda ke arah kursi santai didekat jendela tua dari kastil tersebut. Temp...