Part 4

1.5K 140 2
                                    

Eletha pov~

Aku terbangun setelah 12 hari dan 11 malam lamanya kehilangan kesadaran, aku tidak menyangka akan selama itu. Pada awalnya semua nampak membingungkan bagiku hingga kemudian para tabib membantukku mengingat semuanya, tentang bagaimana aku bisa sampai di sini dan tentang sang Alpha membuat geger seisi Pack House karena kembali dengan membawaku dalam dekapannya. Oke, lewatkan saja bagian itu.

Sekujur tubuhku juga terasa sakit ketika aku sadar, mungkin ini efek samping dari pengambilan sumpahnya dan juga akibat kekuatan dari batu krystal yang ku terima secara paksa---

huh?

Tunggu dulu.. Batu Krystal?! Hah!
Benar juga bukankah aku masih mengenggam batu itu saat terakhir kali aku jatuh pingsan di hutan?

Aku yang baru sadar bahwa telah kehilangan batu berharga milik kaumku tersebut pun menjadi panik sendiri.. mataku mencari-cari di sekitarku. Para tabib yang melihatku nampak linglung dan menatap sekeliling seperti tengah mencari sesuatu pun memberanikan dirinya mencoba bertanya padaku. Salah satu diantara mereka mendekatiku seraya menepuk pelan pundak ku guna mendapatkan perhatianku sejenak.

"Nona? Ada yang sakit? Apa kau membutuhkan sesuatu? Apa yang kau cari?" Tanyanya bertubi-tubi. Aku yang baru saja hendak menjawab pertanyaan tersebut seketika mengurungkan niatku ketika terdengar suara derit pintu yang terbuka. Perhatianku tertuju pada pintu yang perlahan terbuka tersebut mencoba menebak siapa yang datang kemari menemuiku.

Hingga tak lama kemudian muncul dari balik pintu sosok pria yang..... Argggh melihat wajahnya saja membuatku tertegun. Bahu yang tegap, wajah dengan garis rahang yang tegas, serta rambut halus yang membingkai wajah bawahnya memancarkan kesan maskulin juga kharismatik darinya, nah jangan lupakan nanar mata bewarna grey itu. Aku terpana menatap sosok tersebut, tampan. Yahh itulah ungkapan yang pas untuknya.

Pria itu juga nampak menatapku kaget untuk sejenak. Ekspresi keterkejutannya begitu jelas tercetak di wajah rupawannya. Yang membuatku menyadari sesuatu... 'Ahh mataku... pasti terlihat aneh baginya.' Batinku. Aku pun cepat memalingkan wajah ke arah lain mencoba menghindari kontak mata dari nya. Seraya refleks merapihkan rambut panjangku mencoba menutupi telinga runcingku, takut kalau-kalau ia akan merasa jijik melihat rupaku dengan mata yang aneh dan telinga yang runcing ini.

Aku tak tau kenapa aku besikap seperti ini? Memangnya apa peduliku jika ia merasa jijik padaku dikarenkan nanar mataku dan telingaku yang runcing ini? Aku adalah Elf mau bagaimanapun juga aku tak bisa mengubah kenyataan itu. Kenapa aku merasa kecewa seperti ini ketika mendapati ekspresi wajah keterkejutan dari pria itu saat ia menatapku? Yang benar saja dasar kau tolol Eletha. Makiku pada diri sendiri. Jemariku erat meremas selimut yang kupakai hingga menciptakan kerutan-kerutan tak tentu.

"Alpha.. kau disini." Ucap seorang tabib laki-laki yang tadi bertanya padaku. Mendengar nya mengucapkan kata 'Alpha' sontak membuat ku menoleh cepat ke arah tabib tersebut.

Demi Krystal kehidupan! bukankah panggilan 'Alpha' itu ditujukan untuk seorang yang memiliki kedudukan yang cukup tinggi diantara suatu kawanan dari kaum Werewolf, dengan kata lain dia adalah pemimpin dari kawanan itu? Apa mungkin pria ini... Aku pun sedikit kikuk meliri kan mataku pada pria yang di panggil Alpha tersebut, dan pria itu masih menatapku tajam. Begitu intens seolah ia siap akan menghajarku kapan saja jika aku nekat kabur dari situasi mencekam ini sekarang.

Oh tidak, yang benar saja! Keluar dari mulut buaya aku justru terperosok masuk ke mulut singa! Ah tidak mulut Serigala! Lebih parah lagi apakah saat ini aku berada 'Sarang' serigala?!

Ba..bagaimana ini, kaum Werewolf bukanlah kaum yang dengan mudah menerima keberadaan kaum lain ada di antara mereka. Apa yang akan terjadi padaku sekarang? Haruskah aku kabur? Tapi bagaimana bisa aku kabur dengan mudah jika di hadapanku kini berdiri sosok pria yang di sebut Alpha oleh mereka! Jangankan melarikan diri dari tempat ini, aku bahkan tak yakin bisa selamat meninggalkan ruangan ini barang satu langkah pun. Terlebih lagi aku kehilangan batu Krystal ku! Tanpa batu itu mustahil aku bisa lolos dari tempat yang dipenuhi kaum Werewolf ini dengan tubuh yang utuh!

The Great LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang