Part 2

7.2K 632 37
                                        


Seusai mandi dengan dilayani oleh Lana, pelayan pribadi Yeryvica, kini Liana tengah duduk santai di balkon sembari melamun.
Setelah mencoba menggali ingatannya, Liana hampir yakin bahwa ia masuk kedalam novel yang ia baca semasa remaja berjudul
"The Most Beautiful Roses".
Novel yang mengisahkan tentang putri Viscount Roseria Leora de Jennison, sang tokoh utama perempuan yang mencuri hati Grand Duke Derone, sang iblis Medan perang.

Kisah yang sangat klise bukan? Tapi anehnya banyak yang menyukai novel itu, termasuk dirinya.

Sedangkan Yeryvica sendiri adalah tokoh figuran dalam cerita yang hanya muncul 1 kali. Ia menyelamatkan Roseria saat ditindas oleh putri Count Ambire, Siera Kalla de Ambire yang merupakan salah satu tokoh antagonis dalam cerita.

Yeryvica Floura de Clarence merupakan Putri bungsu dari keluarga Marquess Clarence, memiliki 1 Kakak laki-laki yang sekarang tengah mengemban pendidikan di Akademi Deronia, Akademi yang dikhususkan untuk bangasawan. Keluarga Marquess Clarence merupakan keluarga aristokrat yang cukup terpandang di Kerajaan Deronia.

'Untung saja aku masuk ketubuh pemeran figuran,kalau masuk ketubuh pemeran penting pasti akan merepotkan,' Batin Liana ditengah lamunannya.

Cklek

Suara pintu balkon yang terbuka membuyarkan lamunan Liana. Liana menolehkan pandangan menuju pintu balkon, terlihat Lana datang membawa sepucuk surat dan memberikannya kepada Liana.

"Nona, ada surat undangan untuk Anda"

"Surat undangan? Baiklah terima kasih", Ucap Liana yang menerima surat dari Lana dengan dahi berkerut.

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi", ucap Lana sebelum berbalik menuju pintu balkon.

"Umm Lana"

Panggilan Liana membuat Lana berhenti di ambang pintu penghubung balkon dan kamar.

"Ya? Ada apa Nona?"

"Tahun berapa sekarang?"

"Sekarang tahun 873"

"Terimakasih sudah menjawabnya, kau boleh keluar"Ucap Liana dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya. Lebih tepatnya sih, wajah cantik Yeryvica.

"Sama-sama Nona, baiklah saya keluar dulu. Jika butuh sesuatu anda bisa memanggil saya" Jawab Lana sembari membungkuk hormat sebelum meninggalkan balkon.

"Iya" Jawab Liana.

'Tahun 873.... Bukankah novelnya juga dimulai pada tahun 873? Tapi ini masih musim panas, sedangkan novelnya dimulai pada musim gugur. Berarti masih sekitar 2 bulan lagi novelnya dimulai.'

Liana terlarut dalam pikirannya, sampai suara amplop yang jatuh membuatnya tersadar.

"ah aku lupa pada surat itu" gumam Liana lirih.

Liana pun mengambil amplop suratnya yang terjatuh dan membukanya.

"Eh? Ini kan...."

----•••••••----

Liana menghabiskan paginya dengan bersantai di balkon, hingga tanpa terasa udara sejuk pagi telah berganti dengan teriknya matahari musim panas.

Lana menghampiri Liana yang tengah duduk santai," Nona, waktunya makan siang, tuan dan nyonya telah menunggu anda di meja makan".

"Baiklah, aku akan turun"Jawab Liana sebelum beranjak dari duduknya dan pergi keruang makan dengan mengandalkan ingatan Yeryvica.

Saat melewati koridor, Liana tak henti-hentinya kagum dengan dekorasi kediaman Marquess Clarence. Perabot bergaya Eropa klasik dengan beberapa hiasan yang terbuat dari emas, memberikan kesan mewah sekaligus elegan.

'wah, bingkai kaca itu terbuat dari emas kan? Kalau ku curi dan ku jual pasti aku akan kaya mendadak'

Liana menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir setan yang menyuruhnya untuk mencuri. Tapi kenapa tidak hilang-hilang? Atau jangan-jangan setannya adalah dirinya sendiri?

•••••

Akhirnya setelah cukup lama berjalan Liana sampai diruang makan. Maklum rumah orang kaya, mau pergi ke ruang makan saja rasanya seperti keliling kampung saking jauhnya. Suka duka menjadi orang kaya ya begini.

Dimeja makan terlihat hidangan yang sangat menggunggah selera tersaji dengan rapi, dan terdapat dua orang yang Liana yakini adalah orang tua Yeryvica tengah duduk menunggunya.

'Sekarang aku tahu dari mana Yeryvica mendapatkan wajah cantiknya' Batin Liana saat melihat kedua orang tua Yeryvica.

Falicia Aneysha de Clarence, ibu Yeryvica memiliki manik biru langit, dengan surainya yang berwarna hitam. Sedangkan ayah Yeryvica, Vernon Ronan de Clarence memiliki surai pirang pucat dan manik bewarna biru laut.

"Nak, kau sudah datang. Kemarilah" Ucap Falicia dengan nada lembut saat melihat putrinya datang sambil menepuk pelan kursi di sampingnya.

"Baik Bu"Jawab Liana patuh sambil berjalan kearah kursi disamping Ibu Yeryvica duduk.

Sedangkan Marquess hanya tersenyum kecil kearah putri bungsunya dan berkata,"Baiklah, mari kita mulai makan siangnya" yang di jawab dengan anggukan oleh Liana dan Marchioness.

Makan siang keluarga Clarance berlangsung dengan khidmat, hanya suara dentingan alat makan yang terdengar. Hingga suara Marchioness memecah keheningan.

"Oh iya, bukankah sebentar lagi ulang tahun Yery yang ke 17?

"Bukankah masih 1 bulan lagi?"
Jawab Vernon menanggapi ucapan istrinya.

"Walau begitu kita harus mulai menyiapkannya dari sekarang, karena itu adalah hari dimana Yery melakukan debutante!" Ucap Felicia dengan nada antusias.

"Hm, benar juga" Jawab Vernon.

"Kalau begitu aku akan mengundang desainer untuk membuat gaun yang akan dikenakan Yery!" Ucap Felicia masih dengan nada antusias nya.

Liana hanya diam menyimak, desiran hangat ia rasakan di dalam hatinya, merasakan kehadiran sosok orang tua yang tidak ia dapatkan di kehidupan sebelumnya.

To Be Continued.

Aku Jadi Tokoh Figuran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang