Part 6

4.7K 485 5
                                    

Happy reading!

  Liana mendudukkan diri disebuah kursi dan memijat betisnya.

'Berapa lama lagi aku harus bertahan dalam situasi ini, ini sangat melelahkan' keluh Liana dalam hati.

Helaan napas berat keluar dari mulut Liana. Pesta baru berjalan setengahnya, namun lelah sudah terasa.

"Permisi Lady Clarence"

Merasa ada yang memanggil, Liana pun menoleh ke arah sumber suara.

"Maaf mengganggu waktu istirahat anda, perkenalkan saya Loraine Sierra de Selvine" seorang Lady membungkuk memperkenalkan diri.

'Lady Selvine? Dia adalah orang yang di bicarakan tadi kan?'

Liana pun bangkit berdiri, ikut membungkuk dan memperkenalkan dirinya.

"Saya Yeryvica Floura de Clarence"

Seusai memperkenalkan diri, Liana  pun mempersilahkan Lady Selvine untuk duduk, namun ia menolak.

"Ada apa Lady Selvine?"

"Lady Clarence, bisakah anda meluangkan waktu sebentar? Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan anda "

Liana mengernyit bingung, namun tetap mengangguk setuju.
"Silahkan katakan, Lady"

"Jangan disini"

Lady Selvine menarik Liana ke salah satu balkon dan menutup pintunya.

Membuat Liana mengernyit bingung untuk ke dua lali.

"Maaf karena saya mengatakannya secara tiba-tiba, tapi saya ingin menawarkan kerja sama bisnis kepada anda"

"Kerja sama bisnis?"

"Benar, saya mendengar pembicaraan anda dengan para Lady. Dan saya berpikir mungkin saja anda tertarik dengan hal ini"

Liana terdiam sejenak.

"Maaf kan saya Lady, walau saya berbicara seperti itu tadi tapi sejujurnya saya tidak terlalu tertarik dengan dunia bisnis"

Lady Selvine menampakkan raut kecewa, "Baiklah, saya mengerti. Tapi mungkin anda bisa memikirkannya sekali lagi"

Liana mengangguk, "Saya akan memikirkan sekali lagi. Tapi saya tidak berjanji"

"Senyum mengembang di bibir Lady Selvine, "Anda bisa memberikan jawabannya lewat surat, jika anda setuju saya akan menjelaskan lebih detailnya"

"Baiklah"

"Kalau begitu saya permisi, terimakasih telah meluangkan waktu anda, Lady Clarance" ucap Lady Selvine sembari mengangkat roknya dan membungkuk.

"Silahkan, Lady Selvine"

Sepeninggalan Lady Selvine, Liana menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas dan menutup mata, menikmati dinginnya angin malam menerpa kulitnya.

'Bisnis? Tujuan hidupku kali ini adalah hidup dengan tenang. Bukan untuk melakukan hal-hal merepotkan semacam itu'

Cklek

Terdengar suara pintu balkon yang terbuka, Liana pun membuka kelopak matanya yang terpejam.

Seorang pria bersurai merah dengan mata senada berdiri di ambang pintu.
Pria itu pun menutup pintu, dan melangkah masuk.
Berhenti beberapa langkah dari tempat Liana berdiri, dengan matanya yang menatap Liana intens.

"S-siapa anda"

Hening beberapa saat, sampai pada akhirnya pria itu menyahut.

"Kita pernah bertemu sebelumnya?"

Sejenak Liana menampilkan raut terkejut, namun langsung ia sembunyikan.

"T-tidak"

Pria itu terdiam, masih dengan matanya yang menatap Liana intens.

Namun beberapa saat kemudian raut datarnya berganti dengan raut terkejut.

"Ah" Seolah tersadar, pria itu meraih tangan kanan Liana dan menciumnya.

"Maaf atas ketidaksopanan saya Lady,
Saya Claudius Boston"

Buru-buru Liana menarik tangan kanannya kembali, dan membungkuk balas memperkenalkan diri.

"I-iya t-tidak apa-apa, s-saya Yeryvica Floura de Clarence"

"Maaf, saya bertanya seperti itu karena Lady mirip dengan orang yang saya temui, tapi sepertinya saya salah orang" jelas Claudius.

"Iya, anda salah orang" ujar Liana diikuti dengan anggukan meyakinkan.

"Kalau begitu saya permisi, Lady"

Liana hanya menanggapi ucapan Claudius dengan anggukan.

Melihat Claudius yang telah keluar, Liana menghela napas lega.

"Huft, dia tidak mungkin mengenali aku kan? Saat itu aku kan menyamar"

"Claudius Boston? Namanya tidak asing, apa dia salah satu tokoh yang disebut dalam novel?" Gumam Liana sembari mengetuk-ngetuk dagunya.

"Duh entahlah, aku harus kembali ke dalam pesta sekarang" Ujar Liana sebelum melangkah keluar dari balkon dengan gontai. Jujur, saat ini ia sangat ingin kembali ke kamarnya dan beristirahat, entah karena apa badannya terasa tak bertenaga.

'Eh, kenapa ini? Kenapa tubuhku terasa berat"

Bruk

Tubuh Liana terjatuh kelantai dengan posisi terduduk.

"YERY!" Louis berlari kearah Liana.

"Hei! Kau tidak apa-apa?" Ujar Louis sembari membantu Liana berdiri.

"Iya, aku tidak ap-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tubuh Liana terhuyung dan hampir kembali jatuh kelantai, namun tangan Louis telah lebih dulu merangkul bahu Liana.

"Apanya yang tidak apa-apa!"

Louis mengangkat tubuh Liana dan berjalan keluar dari aula pesta, meninggalkan para tamu yang berbisik-bisik.

Sampai di kamar Yeryvica, Louis menurunkan Liana di ranjang.

"Istirahatlah, sepertinya kau kelelahan, apa perlu ku panggilkan dokter?"

"Tidak, seperti ucapanmu aku hanya kelelahan"

Louis menatap Liana dengan pandangan menyipit.

"Kau baru bertemu dengan siapa tadi?"

Kernyitan bingung timbul di dahi Liana.

"Apa maksudmu, Kak?"

Louis menghela napas dan mengusap wajahnya kasar, "Lupakan. Aku harus kembali ke aula pesta sekarang"

"Iya"

To Be Continued

Maaf ya update nya lama. Kemarin-kemarin gaada ide buat ditulis😭

Makasih buat yang udah baca, lebih-lebih buat yang vote🌼
Ok, sampai ketemu lagi di Chapter depan.
Daaah👋

Aku Jadi Tokoh Figuran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang