Part 10

2.5K 340 17
                                    

HAPPY READING!

Liana POV

"...na"
"Nona!"

Ugh, suara siapa itu? Mengganggu saja. Padahal aku sedang mimpi indah. Mari kita lihat siapa yang berani beraninya menganggu tidurku.

Kubuka mataku perlahan lahan, hal pertama yang aku lihat adalah sosok Lana yang berdiri sambil menggoyangkan lenganku pelan.

"Nona, ayo bangun"

"Mm, jam berapa ini Lana?" Tanyaku dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jam 3 pagi, Nona"

"Masih ada beberapa jam sampai matahari terbit, biarkan aku tidur lagi" ucapku, sembari membalik badan memunggungi Lana dan menarik kembali selimutku sampai batas leher.

Baiklah, mari kita tidur lagi.

Itu yang kupikirkan sebelum Lana menarik selimutku dan kembali menggoyangkan lenganku.

"Anda harus bangun Nona. Anda lupa? Ini adalah hari pertama anda debut di pergaulan para bangsawan!"

"Ayo cepat bangun Nona!"

Nada Lana terdengar sangat antusias.

"Tentu saja aku akan bangun, tapi tidak sekarang. Ini masih pagi buta" Kataku dengan nada yang sedikit kesal.

"Tidak bisa, kalau anda tidur lagi persiapannya tidak akan selesai sebelum pesta. Ayoooo bangunnnn nonaaa!"

Ah, sial. Lana gigih sekali. Kalau seperti ini dia tidak akan berhenti merengek sampai aku bangun.
Huh, apa boleh buat.

Aku pun mulai membuka mata kembali dengan susah payah, mataku terasa sangat berat. Lana membantu diriku untuk bangun dari tempat tidur, kemudian menggandengku sampai ke kamar mandi.

Kupikir hanya Lana yang akan membantuku bersiap, namun ternyata tidak. Ada 3 orang pelayan lainnya yang telah menunggu di dalam kamar mandi.

"Nah nona, perkenalkan yang di sebelah sana adalah Margaret, lalu disampingnya ada Sophia, dan yang terakhir adalah Nora"
Lana memperkenalkan mereka sambil menunjuk mereka satu persatu dari kiri ke kanan. Dan ke tiga pelayan itu membungkuk hormat.

"Kenapa banyak sekali pelayan di sini? Aku hanya butuh Lana saja untuk membantuku kok" tanyaku dengan dahi yang agak berkerut.

"Saya sendiri tak akan cukup. Dengan bantuan mereka baru saya bisa membuat anda menjadi Lady paling anggun dan menawan di pesta!"

Padahal aku yang akan pergi ke pesta. Tapi mengapa malah Lana yang heboh.

•••••••

Author POV

Karena 3 pelayan lain yang ikut serta membantu Lana, acara berdandan Liana selesai 2 jam lebih cepat. Dari yang tadinya 8 jam menjadi 6 jam.

Mau tau bagaimana penampilan Liana saat ini?

Liana mengenakan gaun tanpa lengan yang memiliki panjang 5 cm di bawah lutut. Bewarna putih tulang dan terdapat bordiran yang memberikan kesan mewah, namun tidak berlebihan.

Dan untuk mengatasi hawa dingin yang mulai terasa akibat musim gugur, Liana menambahkan selendang sutra putih pada penampilan nya.

Rambut pirangnya dibiarkan tergerai dengan dihiasi mahkota bunga Lily.

Tak lupa dengan kalung berbandul batu safir biru yang di berikan Louis. Walau tak tahu persis apa kegunaan dari kalung itu, Liana memilih cari aman dengan menuruti ucapan Louis.

"Bagaimana Nona, apa anda suka dengan penampilan anda?"

"Ya, aku menyukainya"

"Syukurlah, sekarang anda harus turun. Tuan Marquess, Marchioness, dan Tuan Muda sudah menunggu di bawah"

"Iya, baiklah"

••••••

Pada awal musim gugur,
istana akan mengadakan pesta untuk memperingati hari pendirian negara.

Pesta di Istana akan diadakan dalam 2 sesi. Pesta disiang hari akan dihadiri oleh seluruh bangsawan kerajaan, dan pesta pada malam hari hanya akan dihadiri oleh bangsawan kelas atas.

Pesta sesi pertama kali ini diadakan di taman Istana. Banyak para bangsawan dari berbagai daerah di kerajaan Deronia yang telah hadir. Beberapa dari mereka tengah bercengkrama untuk menambah relasi atau hanya sekedar saling menyapa.

Setelah kehadiran Liana dan keluarga Clarance diumumkan, Liana mulai berjalan memasuki tempat pesta. Beberapa putri bangsawan dari fraksi yang sama dengan keluarga Clarance mulai menghampirinya.

"Lama tidak bertemu ya, lady Clarance" seorang nona bangsawan bersurai biru menyapa dirinya. Liana memindai penampilannya sekilas.

' Berdasarkan ingatan Yeryvica, dia adalah putri keluarga Vincent yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Yeryvica'

"Benar, lady Vincent"

"Bukankah pesta tahun ini terlihat lebih ramai?"

"Benar, mungkin karena ada beberapa bangsawan baru yang dilantik belum lama ini"

"Hmm, benar. Saya mengkhawatirkan adanya revolusi"

'Ah sial. Aku benci pembicaraan politik'

Liana hanya menanggapi perkataan lady Vincent dengan senyuman. Dan Lady Vincent yang mengerti tak lagi melanjutkan pembicaraan.

Musik mulai terdengar, beberapa pasangan telah mulai berdansa di tengah-tengah taman.

"Wah, dansa pertama sudah di mulai ya, apa anda akan berdansa?" Tanya Lady Vincent sembari menyesap gelas wine yang ada ditangannya.

"Entahlah, sepertinya tidak" jawab Liana dengan acuh.

Lady Vincent tertawa sejenak, sebelum akhirnya menyesap wine di tangannya sekali lagi dan memberikan gelasnya pada pelayan.

"Dansa pertama di pesta pendirian kerajaan itu spesial loh. Anda tidak boleh melewatkannya"

Lady Vincent menarik Liana ke tengah taman tepat saat pergantian pasangan dansa.

"Eh, t-tunggu"
Liana yang terkejut hanya mampu mengikuti tarikan Lady Vincent.

Sesampainya tepat di tengah taman, Liana tak lagi merasakan tarikan di tangannya.

Liana melihat sekeliling dengan bingung, Lady Vincent telah meninggalkannya di tengah orang-orang yang sedang berdansa.

Liana berjengit kaget, merasakan tangan yang melingkari pinggangnya dengan tiba-tiba. Liana pun mendongak, mencari tahu siapa orang tidak sopan yang berani merangkulnya tanpa izin.

"Kita bertemu lagi, Lady Clarance"

To be Continued.

Aku Jadi Tokoh Figuran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang