Part 12

1.4K 187 9
                                    

HAPPY READING!

Pesta pendirian negara disiang hari telah usai. Setelah raja dan ratu meninggalkan tepat, para bangsawan lainnya pun mulai meninggalkan tempat mereka satu persatu, tak terkecuali Liana dan Roseria.

Mereka berjalan bersama sembari berbincang ringan. Namun di tengah jalan, Roseria tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.

"Ma-maafkan saya" ucap Roseria yang tersungkur di tanah.

'Padahal Roseria yang jatuh, kenapa malah dia yang minta maaf. Dasar tokoh utama'

Liana pun membantu Roseria untuk kembali berdiri, dan menatap orang yang bertabrakan dengan Roseria yang rupanya seorang lelaki itu dengan sedikit tajam.

'Eh, tunggu. Lelaki tampan dengan rambut silver dan mata emas yang langka. Dia tokoh utama laki-lakinya kan!'

Liana mengalihkan pandangannya ke arah Roseria. Terlihat Roseria dan lelaki itu tengah beradu pandang cukup lama.

'Ah, jadi ini adalah pertemuan pertama antar tokoh utama rupanya'

"Roseria, sepertinya keluargaku sudah menunggu. Aku pergi duluan" Ucapan Liana mengalihkan atensi Roseria dari lelaki didepannya sesaat.

"Ah, iya. Baiklah"

Mendengar jawaban itu pun Liana langsung bergegas pergi.

'Kalau lebih lama berada di sana aku hanya akan jadi nyamuk. Kakak, ayah dan ibu juga pasti sudah menunggu'

Dan benar saja, setibanya Liana di kereta kuda milik keluarganya, Liana disambut dengan gerutuan Louis yang kesal karena dibuat menunggu terlalu lama.

Namun Liana memilih abai dengan hal itu, dan melontarkan pertanyaan kepada Louis.

"Dimana ayah dan ibu?"

"Raja memanggil mereka untuk rapat darurat"

"Rapat darurat? Apakah ada masalah?"

"Sejujurnya situasi politik antar fraksi saat ini sedang kurang baik. Yah, tapi kau tidak perlu memikirkan hal itu. Ayo naik" ucap Louis sambil menaiki kereta kuda, kemudian mengulurkan tangan kepada Liana.

Liana pun meraih uluran tangan itu tanpa ragu, dan menaiki kereta kuda.

Awalnya perjalanan pulang mereka berlangsung lancar tanpa hambatan. Namun ditengah jalan, kereta kuda yang ditumpangi Liana berhenti.

"Kakak, kenapa keretanya berhenti?" Tanya Liana dengan dahi sedikit berkerut.

"Entahlah, kau tunggu dengan diam disini. Aku akan keluar untuk memeriksa" ucap Louis sebelum membuka pintu kereta dan keluar.

Suasana hening setelah Louis pergi, selama beberapa saat Liana menurut dan menunggu dengan tenang.

Namun waktu terus berlalu, dan Louis yang tak kunjung kembali membuat Liana mulai resah. Terlebih tak ada suara apapun dari luar yang terdengar.

Liana mulai merasa ada yang tidak beres, ia membuka pintu kereta kuda dengan ragu. Kepalanya mulai bercelingukan di pintu, mencoba mencari para pengawal, kusir, dan Louis. Tapi yang ia dapati hanya pepohonan rimbun tanpa satu orangpun disana.

'A-apa ini. Dimana Kakak dan yang lainnya?'

Liana melangkahkan kakinya keluar dari kereta kuda. Tubuhnya sedikit gemetar takut.

"Bagaimana ini, kenapa mereka hilang. Dan kenapa pula aku ada di tengah hutan" gumam Liana pelan.

Namun rasa kantuk menyerang Liana tiba-tiba. Tubuh Liana terhuyung,  untunglah ia dapat menggapai sebuah batang pohon untuk berpegangan.

'Ugh, kenapa aku merasa sangat mengantuk? Ini aneh. Aku tidak boleh tidur'

Liana berusaha mati-matian mengusir rasa kantuk.

Tiba-tiba sebuah tangan yang terulur dari belakang menutup matanya. Liana terkejut dan ingin memberontak, tapi tubuhnya sudah lebih dulu kehilangan kesadaran.

______________________________________

"Hei Yery. Bangun"

"Hei bangunlah"

Samar-samar suara Louis tertangkap di indra pendengar Liana. Ia pun mulai mengumpulkan kesadarannya kembali.

Seiring kesadarannya yang mulai kembali, Liana mulai merasakan rasa pegal ditubuhnya. Ingin rasanya merentangkan tangan keatas untuk mengurangi rasa pegal, tapi tangannya seperti diikat.

Setelah kesadarannya cukup kembali, Liana membuka matanya perlahan. Hal pertama yang terlihat adalah ruang kotor dengan pencahayaan remang-remang.

Ingatan sebelum tertidur kembali mengalir, Liana dengan cepat memindai seluruh ruangan. Mendapati para pengawal, kusir dan Louis disampingnya membuat hatinya sedikit tenang, walau tangan mereka diikat.

'Eh tunggu. Tangan diikat dan berada ditempat yang kotor, bukankah artinya kita sedang diculik?! Kenapa aku malah merasa tenang!'

"K-kakak. Kita ada dimana?" Tanya Liana dengan nada rendah kepada Louis yang ada di samping kanannya.

"Aku juga tidak tau, tapi yang pasti kita ini sedang diculik" Jawabnya dengan nada santai seolah penculikan ini bukanlah apa-apa, namun matanya terlihat mengamati seluruh ruangan dengan saksama.

"Kalau hal itu aku juga tahu" gerutu Liana dengan nada sedikit kesal.

'Bahkan disaat seperti ini sifatnya masih saja menyebalkan'

Satu-satunya pintu kayu yang ada diruangan itu berderit, menandakan seseorang berusaha untuk membukanya. Dan benar saja, setelah pintu terbuka dua orang dengan jubah hitam menutupi tubuhnya melangkah masuk. Walau wajah mereka tidak terlihat, dari pakaian dan cara mereka berjalan yang terlihat berkelas, dapat dipastikan bahwa mereka adalah bangsawan.

To Be Continued


Halooo. Disini aku mau minta maaf karena lamaaa banget nggak up. Aku sempet bingung mau bawa cerita ini kemana dan ngasih konflik apa di cerita ini.

Dannn terimakasih buat yang masih mau baca cerita gaje milikku ini🌼

Aku Jadi Tokoh Figuran!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang