"J-jangan jauh-jauh, kak.."
Dari awal Jihyo mengakui perasaannya saja sebenarnya membuat Jungkook tersenyum menang. Apa yang Jungkook katakan sebelumnya hanya ingin me-validasi dari kata-kata yang sudah keluar dari bibir manis Jihyo. Hati Jungkook hangat ketika mendengar Jihyo yang secara tidak sadar sudah nyaman berada didekatnya. Jihyo.. baik visual maupun sikap Jihyo yang manja, Jungkook menyukai sejak saat mereka bersama. Makan nasi goreng dipinggiran dekat fotokopi kampus. Sejak saat itu Jungkook menyukai Jihyo. Sikapnya yang polos serta lembut dan tidak kasar seperti kebanyakan gadis diluar sana membuat Jungkook jatuh hati.
Jungkook baru membuka hati sejak terakhir kali ia menjalin hubungan saat sekolah. Dan hal itu membuatnya ingin sekali memperbaiki masa lalunya. Jungkook mempunyai kenangan buruk ketika menjalin suatu hubungan. Hal itu membuat Jungkook menutup diri sampai Jihyo hadir dalam hidupnya. Jungkook berusaha agar Jihyo nyaman, tapi ia tidak tahu kalau Jihyo beranggapan sikap baiknya atas dasar kakak sepupu gadis itu. Padahal semua yang Jungkook lakukan hanya karena Jihyo. Bukan karena siapa-siapa.
Jujur ketika Jihyo mengatakan hal itu pada malam lalu.. hatinya sakit. Apa benar semua yang ia lakukan salah? Padhaal ia hanya ingin melindungi.. dan juga membuat Jihyo nyaman. Tapi kenapa malah Jihyo merasakan sebaliknya.
Setelah kejadian itu Jungkook berjanji tidak akan menganggu Jihyo. Karena Jungkook adalah pria yang selalu menepati janjinya.
Walaupun seperti itu. Jungkook tetap tidak bisa tidak perhatian dengan Jihyo. Tanpa mengharapkan apapun, Jungkook hanya ingin Jihyo sehat. Namun tnpa di duga, ia malah mendapatkan seluruh isi hati yang Jihyo pendam selama lelaki itu perlahan menjauhinya.
***
Jungkook menatap Jihyo yang memasang ekspresi malu serta memohon. Wajahnya tersirat sedih, namun Jungkook malah dibuat gemas karena ekspresi Jihyo yang seperti itu.
Jungkook tersenyum miring, lalu membalas "gue ga kemana-mana. Kalau lo minta."
Jihyo mengerjap bingung. "Jadi? Kita udah baikan kan kak?"
Jungkook mengulum senyumnya. Wajahnya berubah dari yang serius sekarang berganti dengan ekspresi menahan tawa. Jihyo bersyukur dalam hatinya karena ia rindu ekspresi itu. "Memangnya kita kenapa?"
Ekpresi jihyo berubah menjadi cemberut, sebab Jungkook kembali menggodanya dengan candaan.
"Udah aku jelasin dari tadi malah pura-pura oon. Tau ah."
"Lo ngatain gue bego?" Tanya Jungkook.
"Iya! Gapeka!!!!!" Jawab Jihyo menghentakkan kakinya lalu hendak pergi.
Namun Jungkook menahan dengan tangannya. "Jangan jauh-jauh dulu. Gue kangen lo. Banget."
***
Jungkook dan Jihyo memilih duduk berdampingan dengan tangan yang saling bertautan di kursi makan. Jantung Jihyo berdebar lebih cepat, sebab posisinya kali ini, diirnya menyender di lengan Jungkook. Lelaki itu memaksa Jihyo untuk menyender padanya. Lalu menggenggam telapak tangan Jihyo sambil ibu jari lelaki itu mengelus lembut punggung tangan Jihyo.
Jihyo ga paham. Mereka bukan sepasang kekasih, namun apa yang mereka lakukan saat ini layaknya sepasang kekasih yang habis berantem lalu baikan.
"Kak, kakak ga cape apa? Abis nyupirin kita, lalu nyariin aku obat dan makanan trus sekarang ga tidur?" Tanya Jihyo pelan.
Jungkook menggeleng, "tidur gue gasebanding dengan apa yang gue dapet saat ini. Kangen gue belum kebayar lunas." JawabJungkook
Wajah Jihyo memanas, malu, kenapa Jungkook seperti ini? Hatinya semakin ga karuan.
Lalu Jungkook menghadap Jihyo yang berada disampingnya, kedua tangan Jungkook memegang sisi pipi Jihyo, lalu menatapnya dalam.
"Kak.." tegur Jihyo yang sudah memerah karena ditatap Jungkook sedekat ini.
"F*ck. Gue kangen banget sama lo, Jihyo." Umpat Jungkook.
"A-aku, juga.. kangen kakak." Balas Jihyo malu.
Jungkook tersenyum, ibu jari Jungkook mengelus lembut pipi Jihyo. "Apa yang lo kangenin dari gue?"
"Di chat, di perhatiin, ga dicuekin kaya tadi dan kemarin-kemarin. Sama kangen ditraktir. Hehe." Jawab Jihyo.
Jungkook menyentuh ujung hidung mancung gemas "dasar cewe matre."
"Matrenya sama kak Jungkook aja. Yang lain engga." Balas canda Jihyo
Jungkook kembali menatap Jihyo dengan mode seriusnya. Siapa? Siapa yang tidak ikut tegang.. jantung jihyo makinn berdegub tidak karuan.
"Jadi pacar gue aja gimana? Mau ga?" Tawar Jungkook.
Jihyo tidak bisa menjawab, bagai disambar petir tubuhnya kaku. Apa ini? Tiba-tiba? Dan disini? Divila yang sangat jauh dari tempat asal mereka.
"K-kan aku matre, kak???" Tanya Jihyo karena seketika otaknya kosong tidak bisa memikirkan kalimat apapun selain pertanyaan yang baru saja terlontar.
Jungkook tertawa geli, Jihyo seperti orang bodoh yang kehilangan akal. Lalu kembali ia mengambil tangan Jihyo dan menggenggamnya.
"Engga ada tawaran untuk kedua kalinya. Mau mau, engga, yaudah. Terserah lo mau respon apa. Tawaran gue beneran serius. Gue pengen ngebahagiain lo, Jihyo. Karena gue sayang banget sama lo." Ucap Jungkook.
"T-tapi, kak. Kita kan belum lama kenal. Kaka seyakin itu? Aku takut kalau, aku jauh diluar ekspetasi kakak. Takut ngecewain." Jawab Jihyo.
"Gue tanya, hati lo gimana? Gue juga ga ber ekspetasi lo kaya gimana. Ga sama sekali. Gue udah terima lo gimanapun sikap lo. Yang gue sayang tuh diri lo. Jihyo."
Mendengar pernyataan Jungkook membuat tingkat kepercayaan diri Jihyo bertambah, ia tidak takut lagi berprasangka akan mengecewakan Jungkook, yang ditakutkann sekarang hanya Jauh dari Jungkook. Maka Jihyo pun memantapkan hatinya. Ia tidak mau menyesal.
"Aku mau jadi pacar kakak." Jawab Jihyo yang membuat Jungkook tersenyum senang. Jihyo memeluk Jungkook karena malu ditatap oleh kekasih resminya ini.
Jungkook melepaskan pelukan Jihyo, lalu mengeluarkan ponselnya. "Mau gue beritahu Yoongi sekarang?"
"Jangan!"
Jungkook mengernyit heran , "kenapa?"
"Nanti aja, takut kak yoongi kaget. Kita pacaran tapi go publicnya nanti aja ya kak? Please.." mohon Jihyo.
"Kenapa, Jihyo?" Tanya Jungkook lembut.
"Nanti.. heboh. Sefakultas heboh. Gamau, gamau buat heboh. Gasuka diperhatiin orang-orang." Jawab Jihyo.
Jungkook tersenyum hangat akan kekhawatiran Jihyo. Ya, Jungkook akui, jika berita mereka cepat tersebar, sefakultas akan heboh, sebab mengetahui Jungkook yang jarang menebar pesona dan mencari tambatan hati, namun ketika bertemu dengan salah satu maba, ia terpikat. Mereka akan mencari celah untuk meremehkan Jihyo. Tidak bagus untuk di sisi Jihyo juga.
"Okey kalau itu mau kamu." Jungkook sengaja memberi jeda. "Tapi ada syaratnya." Tambah Jungkook.
"Apa??" Tanya Jihyo cemas, melihat wajah Jungkook yang menggodanya.
Jungkook menunjukkan bibirnya.
Wajah jihyo memerah, lalu ia segera berdiri hendak pergi, "kak.. besok kita tracking. Istirahat dulu. Aku bobo duluan yah. Dadah.." pamit Jihyo pada Jungkook, sebelum pria itu menahannya kembali, Jihyo berlari terlebih dahulu.
Jungkook hanya bisa menggeleng melihat tingkah Jihyo yang menggemaskan.
***
Tbc.. whahahaha
(Ngerasa berantakan bgt nulisnya. Tapi yaudalayaa haha)