"Malu banget ketemu dia. Jihyo lo paok, seharusnya waktu dia minta maaf jangan kebawa emosi, pake nangis segala. Lo gainget apa dia atasan lo? Kecuali lo nya udah resign, gapapa lu mau betumbuk pula sama dia~"
Jihyo tersadar dari lamunannya saat mama sudah mematikan mesin mobilnya. Jihyo kebingungan, biasanya jihyo di drop di lobby kenapa mamanya ikut memarkirkan mobilnya di basement.
"Mama kok ga drop jihyo di lobby? Kenapa malah parkir dsini?" Tanya Jihyo bingung.
"Mama ini mau jumpa calon menantu lah. Kau ini bagaimana pula."
"Jungkook maksud mama?" Tanya Jihyo lagi.
"Iyalah! Siapa lagi??"
"Ma, jungkook dilantik bulan depan." Alasan Jihyo, padahal Jungkook bisa saja ke kantor seperti kemarin.
"Tapi mama~"
"Udah mama sekarang dirumah aja, masak yang enak ya buat jihyo sama abang." Jihyo kembali memasang seatbelt pada mamanya.
"Tapi mama mau~"
"Dah maa, jihyo nanti telat."
Buru-buru jihyo turun dari mobil dan berlari menjauh dari mobil mamanya.
"Padahal mau aku kasih jimat biar jungkook ga kemana-mana, si paok ini."
***
Jihyo memasuki ruangan lalu berjalan kearah kubikulnya sambil menyapa orang-orang yang menyapanya terlebih dahulu, baru saja ia menaruh tasnya ke meja. Dowoon menghampirinya dengan tatapan penuh dendam.
"Eh, ada apa nih won? Serem banget." Jihyo menanggapi dowoon yang terlihat kesal.
"Ibu kenapa bolos disaat penting kaya hari kemarin sih?" Tanya dowoon.
"Hari penting? Bukan ulang tahun perusahaan juga kan?" Tanya Jihyo balik.
"Bu, kemaren tuh meeting perdana pak Jungkook. Saya belum tau pak Jungkook orangnya gimana. Beliau minta saya cekatan mencatat intisari dari meeting tersebut, lalu beliau juga orang perfeksionis, gasuka ada yang kurang, saya sadar setelah beliau melihat catatan saya yang menurut beliau kurang, beliau langsung pergi gitu aja, Bu. Coba ibu kemaren masuk. Saya gaperlu back up. Mana saya kemaren agak keteteran gara-gara berkas presentasi kan, ibu yang nyimpen." Ucap dowoon yang terlihat kesal, kesal karna Jihyo bolos dihari yang tidak tepat menurut pemuda itu. Ya memang terlihat tidak sopan menegur dan mengeluh pada atasannya namun semua itu sudah Jihyo setujui dari awal dowoon masuk. Karna Jihyo mau hubungan mereka tidak kaku, lagipula dowoon hanya beda setahun dari Jihyo.
"Bisa dijadikan pengalamankan? Jadi kalau saya resign kamu ga kaget." Jawab Jihyo tenang.
"Ih ibu, amit-amit, jangan resign dong, Bu. Saya ga pernah ketemu atasan baik kaya Ibu." Balas dowoon sedikit menyesal karna telah mengeluh pada Jihyo.
"Trus gimana meetingnya?" Tanya Jihyo.
"Bentar, Bu." Dowoon mengambil catatannya yang berada dimejanya.
"Jadi, 90% udah di approve para petinggi, tinggal dinaekin ke kolega Mr. Xian. Karna kata Pak Jungkook kalau udah dapet approve, Pak Dirut minta langsung ketemu Mr. Xian aja, biar project-nya langsung jalan."
"Gaperlu tanda tangan pak Dirut jadi?" Tanya Jihyo.
Dowoon mengangkat bahunya, "gatau, Bu."
"Ibu aja ya tanyain ke Pak Jungkook, saya takut sama beliau kemarin kayanya dia kurang sreg sama saya, karna saya kurang cekatan." Rayu dowoon pada Jihyo.