temen tapi pacaran

861 97 36
                                        

18+!

***********

Jihyo terus mengikuti langkah Jungkook yang agak tergesa, mengikuti yang mempunyai tangan besar dan hangat ini, yang mempunyai garis rahang yang tegas, sesekali jungkook menoleh kearah Jihyo, yang berada di belakangnya memastikan bahwa gadisnya itu baik-baik saja. Namun, ketika Jungkook sadar akan perbuatannya yang membuat Jihyo terlihat bekeringat dan sedikit pucat pun berhenti.

Refleks, pemuda itu berdiri tepat dihadapan Jihyo lalu memastikan bahwa Jihyo baik-baik saja.

Tangan besar itu berada didahi Jihyo. "Kamu, gapapa?" Tanyanya cemas.

Jihyo menyingkirkan tangan Jungkook. "Kamu mau apa bawa aku keparkiran?" Tanya Jihyo mengabaikan pertanyaan jungkook.

Jungkook sedikit menghela nafas. "aku mau bicara sama kamu."

"disini aja, atau kenapa ga didepan temen-temen aja? emang mau kemana? aku ada kerja kelompok abis ini." ucap Jihyo berurutan..

"tentang kita, hubungan kita, aku ga nyaman ngobrol deket mereka, karna kita---"

"backstreet?" potong Jihyo. "apa gaenak sama rose?" sambung Jihyo.

Jungkook mengernyit heran, kenapa tiba-tiba kekasihnya ini bawa-bawa nama Rose?

"kenapa bawa nama dia?" tanya Jungkook keheranan.

Jihyo melepas tangan Jungkook, "kamu mau ngomongin apa?" tanya Jihyo mengalihkan.

Jungkook menahan rahangnya menahan emosi yang mana Jihyo seperti menuduh dirinya dengan tuduhan yang tak berdasar. Jungkook sayang gadis ini, sekesal apapun dirinya pada Jihyo, dia tidak akan pernah mau menyakiti perasaan Jihyo. Jungkook benar-benar menekan egonya disini. sebelumnya Jungkook tidak pernah mengalah, ego selalu ia tinggikan karena ia bungsu bersaudara. 

"jangan ngalihin mulu, Ji. kamu di chat ngalihin, kali ini aja. depan muka aku. kamu jelasin ke aku, kenapa kamu bawa nama rose seolah aku kaya ada hubungan sama dia?" tanya Jungkook dengan emosi yang tertahan.

Jihyo diam, merasakan emosi Jungkook disana, emosi yangs seharusnya pecah karena Jihyo sadar bahwa selama ini yang menggantung, yang sering mengalihkan, serta pembuat masalah ada dalam dirinya, matanya menatap Jungkook tajam namun disana tergenang air mata yang tertahan. cemburu serta merasa bersalah. Jihyo merasakan hal itu. dirinya bertanya dalam batinnya kenapa pikiran negatif tentang rose dan Jungkook memenuhi kepalanya, bagaimana Rose bilang bahwa merahasiakan sesuatu dan 'takut' dimarahi pria itu? maksudnya apa? apalagi teman-temannya yang lain seperti mendukung penuh atas pikiran jihyo yang tak berdasar itu.

Jihyo menggeleng sambil memejamkan matanya membuat airmatanya tak sengaja jatuh. jungkook melihat hal itu. panik? tentu saja. apa perkataan Jungkook begitu menyakiti hati Jihyo sampai wanitanya menjatuhkan airmata.

"ji? kenapa?" tanya Jungkook khawatir.

Jungkook memegang kedua sisi rahang Jihyo agar Jungkook bisa melihat wajah Jihyo dengan jelas.

menatap mata Jungkook yang begitu mengkhawatirkannya, membuat Jihyo seolah tersadar akan pikirannya, Jihyo sadar seharusnya dirinya lebih percaya Jungkook dibanding perkataan teman-temannya dan pikiran buruk yang menghantuinya selama ini.

"m-maaf ya, Jung.. maaf banget, aku.. aku.." Jihyo tak sanggup berbicara tiba-tiba nadanya sesengukan. jihyo pun tidak tahu kenapa dirinya seperti ini. Jungkook yang sangat khawatir akhirnya memeluk Jihyo segera. ingin menghentikan airmata Jihyo yang jatuh dan ia tidak mau mendengar nada sesengukan itu terdengar.mendengarnya saja membuat hati Jungkook sakit.

"udah, nanti aja jelasinnya. jangan minta maaf. aku yang salah sampai buat kamu nangis kaya gini. maaf, Ji. jangan nangis, please."ucap Jungkook dibahu Jihyo.

Cupcakes 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang