Tubuh jihyo bergetar kala benda yang tertanam dibagian selatannya bergerak pelan. Wajah Jihyo memerah menahan birahi yang sudah ia tahan sejak Jungkook memancingnya. Jihyo mempunyai ketertarikan lain dg menjadikan dirinya seperti pet, ia akan patuh apapun yang Jungkook minta, sebagai pengendalinya.
Jihyo berani bersumpah, ia agak menyesal memancing amarah Jungkook. Karena ia sudah paham ujungnya akan seperti ini, dirinya yg tidak berdaya. Namun, ia juga memerlukan ini walau baru saja berpisah sepuluh jam yang lalu. Jihyo seperti tidak mau ditinggal oleh kekasihnya karena jadwal pria itu yang sangat tidak manusiawi.Mata Jihyo berair mengarah ke pintu karena terdengar suara bukaan. Dirinya sudah berada diranjang tidak berdaya menatap Jungkook yang tersenyum miring melihat wanita yang sedang menahan rasa geli.
"Jihyo." Panggil Jungkook.
"Eungg?" Jihyo menyaut dg nada bergetar.
"Siapa yang nyuruh kamu tidur diranjang? Ranjang terlalu bagus untuk anak nakal. Dilantai." Perintah Jungkook.
Kaki Jihyo bergetar susah untuk dikendalikan. Mau tak mau, perlahan ia menuruti perintah Jungkook dg menatap penuh harap pada pria itu. Sedangkan Jungkook menatapnya dengan wajah datar, yang entah mengapa menurut Jihyo aura dominan Jungkook menguar kuat.
"Berlutut." Perintah Jungkook lagi.
Sebisa mungkin Jihyo duduk dg menggunakan lututnya. Ketika Jihyo duduk berlutut benda yang berada dibagian selatannya makin terasa hal itu membuatnya tak sengaja menunduk hingga membuatnya seperti bersujud didepan Jungkook.
"Tadi aku bilang apa, Jihyo?" Jungkook mengerutkan keningnya melihat Jihyo seperti itu.
"Sorry, sir." Mata Jihyo sayu menahan dirinya yang hampir meledak.
Jungkook melihat situasi, ia juga memikirkan Jihyo, ada aturan yang berlaku ketika mereka sedang di mode demikian.
Jungkook ikut menekukkan satu lututnya lalu memegang pipi Jihyo, wajahnya berubah menjadi khawatir dari datar.
"Warna Jihyo?"
"Hijau, Jungkook. Aku masih kuat. Tadi ketika aku duduk agak kerasa." Jawab Jihyo dg wajah memerah.
Jungkook mengangguk. Lalu kembali ke mode awal. Jungkook mengeluarkan ikat pinggangnya, lalu..
Ctas!
Jihyo berteriak, antara nikmat dan sakit namun Jihyo suka euphoria yang diciptakan Jungkook.
Persetan! Jungkook begitu hot saat pria itu mengukung kedua tangannya lalu diikat erat, menciptakan ruam merah di pergelangan tangan Jihyo. Perasaan campur aduk yang dirasakan Jihyo saat tahu Jungkook mengambil remote control untuk memainkan getaran yang diterima Jihyo sambil mengangkat sambungan yang beberapa kali berdering.
Jungkook duduk di ranjang sambil melihat Jihyo yang meringkuk tak berdaya. Air mata Jihyo sudah membasahi pelipisnya. Jungkook terus menggencarkan permainan remotenya pada jihyo.
"Sebentar aja, hyeong." Jawab Jungkook pada sambungannya.
"Sok tahu Jimin. Aku di rumah Yugyeom. Besok pagi aku akan pulang.. membicarakan beberapa tato.. iya.. jihyo? Mungkin sudah tidur.. beberapa kali aku bilang aku bersama Yugyeom, Seokjin Hyeong!"
Seksi. Jungkook terlihat seksi berlaku demikian, padahal ada Jihyo yg tidak berdaya tepat di depannya. Jihyo tersedak salivanya sendiri karena menahan serangan-serangan yg Jungkook tekankan dari remotenya.
"Nggg.."
Jungkook yang tahu kapasitas Jihyo pun langsung bergegas mematikan sambungan. Lalu bertanya sekali lagi.