Masih sulit bagi Steve untuk mempercayai bahwa ia seorang Alpha. Walaupun bukan Alpha murni seperti Daniel, tapi kehadirannya tetap mengintimidasi.
Sudah tiga hari ia terus berbaring di kamarnya, selain agar tidak menakuti penghuni kediaman Abighail, ia juga masih dalam masa penyembuhan luka di punggungnya akibat terjatuh dari Gunung Tanpa Puncak.
Ah, omong-omong soal Gunung Tanpa Puncak. Disebut tanpa puncak sebab ujungnya tak terlihat walau sudah mendaki sejauh, setinggi, atau selama apapun.
Steve terdiam menatap ke arah luar jendela, memandangi langit sore yang cantik dengan matahari yang mulai menyembunyikan diri di ufuk barat. Ia tidak tahu harus melakukan apa, tiba-tiba teringat bagaimana keluarganya di Korea dan bagaimana tentang teman-temannya juga kuliahnya. Lagi, Steve mencoba memanggil sistem dan hasilnya masih sama. Ia mulai frustasi. Setahu dia dari komik yang ia baca, jika ini memanglah sebuah sistem, maka Steve harus menyelesaikan misi agar dapat kembali ke dunia asalnya.
"Haaaah, bagaimana ini?" Gumamnya, tatapannya kosong. Wajah tampannya terbias sinar oranye sang surya, angin sepoi-sepoi bertiup malu-malu melewati jendela kamar yang terbuka, menyapa lembut rambut hitam legam Steve.
"Steve! Kamu di dalam?" Itu suara Ben, Steve langsung menengok ke arah pintu.
"Iya, masuklah!" Jawabnya. Pintu terbuka, Ben memasuki kamar Steve diikuti oleh seorang wanita paruh baya dan juga seorang pria yang tampak seumur dengan si wanita. Pakaian keduanya menunjukkan bahwa mereka orang penting.
"Steve, maaf ya aku baru mengenalkan orang tuaku padamu. Hehe, mereka agak sibuk belakangan ini." Ben menggaruk tengkuknya canggung, sementara Nyonya Abighail dan Tuan Abighail hanya terkekeh, tampak sekali bahwa mereka adalah orang yang ramah. Tuan Abighail melangkah mendekati Steve dan duduk di tepi ranjangnya.
"Jadi, Ben memanggilmu Steve? Apa tidak masalah?" Tanya Tuan Abighail. Steve mengangguk dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Saya suka nama itu." Jawab Steve.
"Ah, Steve, kamu ingat berasal dari klan mana? Atau dari keluarga apa?" Tanya Tuan Abighail lagi, ekspresi penasaran terpatri jelas di wajahnya. Steve ingin menceritakan yang sebenarnya, tapi tidak mungkin karena bisa dipastikan tidak akan ada yang percaya.
"Saya tidak begitu ingat, tapi Ben bilang dia menemukan saya di kaki Gunung Tanpa Puncak. Dilihat dari luka saya di punggung yang cukup parah, dipastikan saya jatuh." Jawab Steve, Tuan Abighail mengangguk.
"Steve, kamu seorang Alpha. Tidak mungkin tidak memiliki kawanan atau klan, kan?" Akhirnya Nyonya Abighail buka suara, ia sudah duduk di salah satu sofa bersama Ben.
"Saya rasa tidak, Nyonya. Jika ada, pasti kawanan saya akan mencari saat saya jatuh atau mungkin saat saya pergi ke Gunung Tanpa Puncak." Steve menjawab mengikuti logikanya saja, tampak Nyonya Abighail setuju dengan pernyataan Steve.
"Ah, sepertinya kamu Alpha tanpa kawanan. Kamu sungguh tidak ingat apapun?" Lagi, pertanyaan meluncur dari bibir Tuan Abighail. Dan lagi, Steve hanya mengangguk.
Tuan Abighail tampak berpikir sesaat, sebelum menatap Steve dengan senyuman penuh arti.
"Nah, Steven, karena kamu tidak ingat apapun dan juga seorang Alpha tanpa kawanan, mulai saat ini kamu adalah anakku yang juga berarti bagian dari keluarga Abighail dan klan Blood Luna." Ucap Tuan Abighail, senyuman di wajahnya memberikan keteduhan. Steve senang tentu saja, sementara Ben langsung melompat kegirangan tapi segera duduk lagi ketika mendapat tertawaan dari ayah dan ibunya. Nyonya Abighail mendekati Steve dengan senyum hangatnya.
"Mulai sekarang, nama belakangmu adalah Abighail, Steve Abighail." Ucap Nyonya Abighail sembari mengusap lembut rambut Steve.
[3 months later]
Steve tengah berburu di hutan bersama Ben dan juga Troye yang bertugas membawa keperluan Ben, tidak banyak. Sekalipun Omega, Ben selalu ingin bertingkah seperti Alpha alasannya karena dia juga lelaki walaupun Omega.
"Ben, istirahat dulu." Suara Troye menginterupsi. Ben yang juga lelah akhirnya menuruti Troye, ia duduk di atas alas yang sudah di gelar Troye, sementara Steve masih asik memfokuskan bidikan panahnya pada seekor kelinci hutan yang gemuk.
"Steve, ayo istirahat!" Ben mengajak, Steve hanya menjawab dengan gumaman.
"Kena!" Pekik Steve girang, ia segera beelari ke arah kelinci yang baru saja ia bidik. Kelinci gemuk itu ia simpan di sebuah kantong di pinggangnya. Steven membawa banyak kantong pertanda bahwa buruannya pun berbeda-beda. Ia sengaja memisahkan setiap buruannya. Setelah selesai, Steve kembali dan duduk bersama Troye dan Ben.
"Sebentar lagi akan malam, kita harus segera pulang. Ku dengar banyak Alpha liar tanpa kawanan di sekitar sini, apalagi malam ini purnama dan musim kawin." Troye menasihati, Ben dan Steve yang tengah menyantap roti mengangguk.
Perhatian Troye tertuju pada Steve, ia penasaran akan sesuatu.
"Steve, Tuan Abighail bilang kamu Alpha tanpa kawanan. Apakah kamu salah satu dari Alpha-Alpha 'nakal' itu?" Tanya Troye. Steve tertegun, ia menatap Troye, bingung harus menjawab apa.
"Tidak mungkin, Kak. Saat aku menemukan Steve, pakaiannya sangat menunjukkan bahwa ia adalah Alpha baik-baik dan berpendidikan. Tapi tetap saja aneh karena ia tidak punya kawanan." Ben menyahut, mulutnya penuh dengan roti daging.
"Ah, ataukah kamu Alpha yang sengaja mengasingkan diri agar bisa bebas berkelana dan memperluas pengetahuanmu?" Tanya Troye lagi.
"Ahahaha, sepertinya begitu, Kak." Jawab Steve, tidak ada kecanggungan dalam nada bicaranya. Troye sengaja meminta Steve memanggilnya 'Kakak' juga. Setelah menghabiskan sebagian bekal makanan, ketiganya bersiap untuk pulang dan memberikan hasil buruan mereka ke dapur untuk di masak.
.
Sudah 3 bulan lebih, dan Steve masih berusaha memanggil sistem. Walau sudah tau hasilnya, ia masih gigih mencoba.
Ia terdiam di balkon kamarnya menatap bulan purnama yang malam ini sangat besar sekali. Beberapa hari ini Steve tidak bertemu Ben, Omega itu mengurung diri di kamarnya ditemani Troye. Steve tau jika Ben sedang masa heat, jadi ia mengurung diri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ayah bilang beberapa hari lagi akan ada festival tahunan dengan klan Màvros Wolf sebagai tuan rumah. Aku penasaran, seperti apa festival itu." Gumam Steve, yang ia maksud Ayah disini adalah Tuan Abighail, pemimpin klan Blood Luna. Steve menangkup wajahnya sendiri, masih asik menatap bulan saat sebuah aroma Alpha yang pekat dan amat mengintimidasi tidak sengaja menyapa indra penciumannya.
Steve terlonjak, bahkan ia sendiri merasa terintimidasi dengan aroma itu.
"Aku sudah sering berkeliling wilayah klan Blood Luna, tapi tidak pernah menemukan aroma yang seperti ini, Ayah bahkan tidak sepekat yang barusan. Apakah Alpha dari klan lain baru saja lewat sini?" Batinnya, Steve menjadi lebih waspada terhadap sekitar.
[Sementara di tempat lain...]
"Aku tidak percaya ia Alpha, tetap saja jatuhnya manis."
"Hey, jaga bicaramu.
"Maaf, hahaha."
To Be Continued
.
.
.Maaf atas typo, krisarnya saya tunggu 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not System (YeonBin AU) - [END]
Fanfic(Omegaverse, Alternate Universe) Sebuah kecelakaan kereta, mengantarnya melewati ruang dimensi menuju dunia 'yang lain'. Menjalani kehidupan barunya sebagai 'dirinya yang lain', bingung, namun berusaha mengikuti alur apa adanya. Semakin lama ia sada...