Bab 12 : Siapa Sangka?

799 156 1
                                    

Resepsi selama satu minggu penuh akhirnya selesai. Pagi ini, Steve sedang mengemasi barang yang sekiranya ia perlukan saat tinggal di rumah suaminya nanti. Terdengar langkah kaki memasuki kamarnya, tentu saja itu Ben.

"Steve, mau ku bantu tidak?" Tawarnya, Steve menengok dan mengangguk sambil tersenyum. Baru beberapa saat, Ben tampak memperhatikan Steve, bibirnya melengkung tanda akan menangis.

Greb! Ia memeluk erat-erat Alpha yang menjadi saudara angkatnya itu. Steve terkejut dan hampir terjatuh jika tidak reflek menyeimbangakn tubuhnya.

"Astaga, Ben, ada apa?" Tanya Steve panik, bukan jawaban yang Steve dapat, tapi isak tangis Ben yang lagi-lagi merengek tidak ingin Steve tinggal. Dengan sayang, Steve mengusap rambut Ben. "Ben, aku janji akan sering kemari."

"Hiks- tapi-"

"Ssstt-! Siapa yang bisa melarang Steve menemani Ben bermain?" Steve meletakkan telunjuknya di depan bibir Ben. Pemuda Omega itu mulai tersenyum kecil, kemudian ka teringat sesuatu.

"Steve, tau Terry, kan?" Ben menunduk memainkan ujung pakaiannya, Steve mengangguk. "Ternyata dia baik juga loh, sepupu-sepupunya juga... Terus yang namanya Kak Sandi itu, tidak heran kalau Kak Troye suka sama Alpha itu."

Steve terkekeh, semudah itu mood Ben berubah. Ah, apa Ben mulai menyukai Terry meski belum menyadarinya?

Terdengar ketukan di pintu kamar yang terbuka, itu Daniel yang mengunjungi kamar Steve.

"Steve, sudah siap?" Tanyanya, tiba-tiba Daniel merasa canggung karena ada Ben disana dengan hidung memerah dan wajah yang sedikit basah karena air mata. Daniel menyimpulkan, Ben sedih akan ditinggal Steve.

"Iya, sudah semua. Aku akan berganti pakaian dan kita berangkat." Jawab Steve, Daniel mengangguk sebelum melangkah pergi meninggalkan kamar.

"Steve, kalau Daniel nakal padamu, pukul saja, ya?" Ujar Ben sengit. Steve tertawa keras sekali, oh astaga, Ben ini memang harus dijaga.

"Tentu saja. Ya sudah, aku berganti pakaian dulu, okey?" Mendengar itu, Ben mengangguk dan segera keluar dari kamar.

.

Rombongan Daniel sudah berangkat lebih dulu. Di dunia mereka, ada mitos dimana pasangan pengantin tidak boleh berada dalam satu rombongan atau di waktu bersamaan untuk menghindari makhluk jahat yang suka menculik pengantin. Karena itulah rombongan Daniel berangkat lebih dulu, beberapa jam setelahnya, barulah rombongan Steve berangkat. Tentu saja Tuan Abighail, Nyonya Abighail, dan Ben ikut karena keluarga mereka yang mengantarkan pengantin ke rumah suaminya.

Ben benar-benar memanfaatkan waktu ini bermain sepuasnya dengan Steve di dalam tandu bersama Troye. Bagaimanapun, Ben harus merelakan Steve dan menemukan mate-nya sendiri suatu saat nanti.

Lelah bermain, Ben dan Troye jatuh tertidur. Keduanya tidur dengan pulas, Steve kemudian menyelimuti keduanya. Karena hanya keheningan yang mengisi atmosfer, Steve memilih menatap keluar jendela memikirkan sisa-sisa beberapa tahun hidupnya sebelum meninggalkan semuanya. Ia memejamkan mata, memantapkan hati dan fikiran bahwa inilah pilihannya yang tepat.

Tiba-tiba kereta terhenti mendadak dan terdengar keributan diluar. Steve yang penasaran segera turun untuk melihat situasi.

"PERAMPOK! PERAMPOK! LINDUNGI TUAN, NYONYA, DAN TUAN-TUAN MUDA!" Teriak salah satu pengawal. Steve terkejut, ia segera menarik panah dan pedangnya kemudian berlari ke barisan depan, disana sudah ada Tuan Abighail yang siaga.

"Satu jenderal dan pengawal lain berjaga di belakang! Kepala pengawal dan pengawal-pengawal terkuat jaga di kiri dan kanan! Di depan biar aku dan Ayah!" Steve memberi arahan. Pengawal-pengawal itu menuruti titah Steve.

"Sial! Kenapa serigala-serigala wilayah barat ini menyerang kita? Steve, jaga sebentar, aku akan mengecek putra dan istriku!" Tuan Abighail segera pergi ke belakang untuk memeriksa keadaan.

"Serigala wilayah barat?!" Batin Steve terkejut, ia kemudian teringat Daniel. "Aku berharap Daniel tidak kemari." Steve takut Daniel akan trauma dan sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Perlahan, Steve menarik nafas dan menghembusnya. Ia meyakinkan diri, kemudian mengayun pedangnya menebas para perampok dan menusuk tepat di jantung.

Jumlah perampok seakan seperti bertambah, Steve mulai kelelahan walau dibantu Tuan Abighail, para pengawal yang lain juga terlihat mulai kehabisan tenaga. Sesaat, Steve berharap Daniel datang dan menekan semua perampok dengan aura Alpha-nya yang kuat. Steve menampar diri sendiri, merasa bodoh karena hal ini bisa saja membuat Daniel trauma.

Meski sudah jatuh terduduk, Steve bangkit lagi. Ia meraih panah dan mulai menembaki para perampok tepat dijantung mereka. Nafas Steve sudah tidak teratur, tapi ia merasa tenang karena Ben, Troye, dan Nyonya Abighail baik-baik saja.

Disaat nafasnya terputus-putus dan hampir pingsan, tiba-tiba aroma dan aura Alpha yang kuat menyeruak memenuhi atmosfer. Walau pandangannya memburam, Steve bisa tahu dengan jelas bahwa Alpha itu adalah Daniel.

Ya, Daniel sengaja menunggu agak jauh dari rombongan Steve untuk melihat apakah serigala wilayah barat ini akan menyerang atau tidak. Daniel tidak heran jika serigala wilayah barat itu tidak menyerangnya, karena para penjahat seperti mereka ini mengincar keluarga pengantin dari pihak di lamar. Bahkan Daniel pun tahu, tidak ada yang namanya roh atau makhluk jahat penculik pengantin, itu semua ulah serigala wilayah barat di perbatasan dari klan-klan wilayah timur. Daniel tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun, ia menghormati kepercayaan mereka. Sudah ku bilang, kan, serigala wilayah barat memang congkak dan sombong. Mereka selalu berpikir bahwa mereka sangat kuat sampai tak terkalahkan.

Steve yang sudah diambang kesadaran segera dibawa Tuan Abighail memasuki tandu, sementara perkelahian diluar tiba-tiba menjadi tenang disertai aura Alpha mendominasi yang mengerikan. Sejujurnya, Daniel trauma setiap melihat serigala wilayah barat, tapi kali ini ia memberanikan diri demi keselamatan rombongannya dan rombongan keluarga Abighail.

"Congkak sekali." Decih Daniel, ia melangkah turun dari tandunya dengan aura membunuh yang kuat. "Serang lagi, kenapa berhenti?" Ujarnya dingin pada serigala wilayah barat, tidak ada reaksi atau pergerakan apapun karena mereka semua ditekan oleh aura Daniel. "Sepertinya kalian beraksi di hari yang salah. Sudah tau yang diincar menantu keluarga Christian, tapi masih dengan tidak tau dirinya menyerang. Baru menghadapiku saja kalian tidak bisa berkutik, apa yang akan terjadi jika ayahku yang turun tangan langsung? Kalian tidak bernyawa lagi mungkin." Tawa seram Daniel menggema, ia menjentikkan jarinya dan seluruh serigala wilayah barat yang menyerang segera jatuh ditempat, ya, pingsan.

"Tuan Muda, apa anda baik-baik saja." Seorang pengawal rombongan Daniel segera menghampiri ketika Daniel menarik kembali aura dominannya yang mematikan, Daniel hanya mengangguk kemudian memerintahkan agar kedua rombongan sebaiknya beriringan. Tentu saja Daniel meminta agar Steve dipindahkan ke tandunya agar ia lebih leluasa menjaga dan memperhatikan Steve.

To Be Continued

Ternyata udah sejauh ini, terima kasih atas vote dan support nya!

It's Not System (YeonBin AU) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang