Lelah tergambar jelas di wajah Sandi, ia menyamankan diri di kasurnya masih dengan dokumen-dokumen yang bertumpuk.
"Ok, let's do it!" Lirihnya. Ada banyak sekali dokumen, yang paling menarik perhatiannya adalah surat permintaan persetujuan untuk melakukan pertukaran pelajar antar klan di wilayah timur. Tanpa pikir panjang, Sandi menandatangani surat itu dengan senang hati.
"Sandi?" Suara perrmpuan menyapa indra pendengaran Sandi, ia menoleh ke arah pintu dan mendapati ibunya, Nyonya Gabriela, sedang berdiri disana.
"Eh, Ibu, ada apa?" Sandi segera menyamankan posisi duduknya, sedikit menyingkirkan beberapa dokumen. Nyonya Gabriela ikut duduk di samping Sandi
"Masih banyak pekerjaan?" Tanyanya.
"Hanya beberapa laporan, Bu." Jawab Sandi dengan senyumnya.
"Jangan sering begadang, ya? Lihat, kantung matamu sudah sehitam itu." Dengan sayang, Nyonya Gabriela mengusap pipi putra sulungnya, Sandi hanya mengangguk kecil. Setelah mengucap selamat malam, wanita Alpha itu meninggalkan Sandi.
"Aku tau, Bu. Ibu kemari untuk membicarakan kapan aku akan menemukan Luna-ku, kan? Tapi Ibu terlihat canggung." Batin Sandi, senyum pasrahnya merekah. Ia pun heran pada dirinya sendiri, usianya sudah 21 tahun tapi masih belum bertemu Luna-nya. Sandi hanya menghela nafas, tiba-tiba wajah jenaka Troye muncul di benaknya. "Astaga, apa yang aku pikirkan!" Sandi memukul kepalanya sendiri, ia menggeleng beberapa saat dan memilih kembali fokus pada pekerjaannya.
.
Pagi hari adalah hari yang sibuk di dapur. Kedua Nyonya Besar pun ikut turun tangan di dapur menyiapkan sarapan, siapa lagi kalau bukan Nyonya Gabriela dan Nyonya Sworvskie. Keduanya bercanda ria membicarakan kehidupan masing-masing dan dengan sabar membimbing pelayan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk dihidangkan.
"Aromanya enak sekali, aku jadi lapar." Suara Yovan hampir tenggelam di keramaian dapur, untung saja Ibunya mendengar.
"Eh, dimana Smith dan yang lainnya?" Tanya Nyonya Sworvskie.
"Sedang merusuhi Kak Sandi di ruang kerja pribadinya." Jawab Yovan disertai kekehan, kedua Nyonya Besar itu ikut tertawa sambil membicarakan bagaimana usilnya anak-anak mereka kepada Sandi.
"Omong-omong, Smith sudah bertemu mate-nya, kan?" Tanya Nyonya Gabriela sambil menipiskan adonan roti.
"Iya, namanya Sean Cylvano. Dia anak baik yang lucu, usianya hanya setahun lebih muda dari Smith." Jawab Nyonya Sworvskie dengan gembira.
"Dia juga bertubuh kecil, jika berdiri di sebelah Smith hanya sebahunya." Tawa Yovan meledak disusul kekehan Nyonya Sworvskie.
"Pasangan yang serasi sekali, ya?" Nyonya Gabriela tersenyum, ia jadi membayangkan bagaimana jika anak-anaknya nanti juga menemukan mate mereka. "Omong-omong, Yovan, kamu sudah menemukan pasanganmu juga?"
"Aku? Hehe, tentu sudah. Dia juga seorang Alpha, tapi sub-Alpha, aku dominannya. Namanya Yazel Avilgo, dia gadis yang mandiri dan percaya diri." Yovan dengan bangga menyisir rambutnya ke belakang dengan jemarinya.
"Wah, kalian semua mendapat pasangan yang benar-benar cocok dengan kalian, ya?" Kekeh Nyonya Gabriela.
.
Tidak disangka, menurut keputusan para guru pengajar, Sandi akan menjadi wali dari dua orang murid klan Byal Fang yang bertukar dengan klan Blood Luna. Ia senang, tentu saja. Jika berbicara soal klan Blood Luna, maka fikiran Sandi akan melayang pada Troye. Oh, sepertinya ia jatuh cinta pada Beta cantik itu.
Persiapam selama dua hari akhirnya selesai, Sandi berpamitan pada seluruh keluarganya juga keluarga kedua murid yang menjadi amanahnya selama pertukaran pelajar. Jessi dan Kai ingin ikut, tapi mereka takut akan merepotkan kakaknya. Jadilah mereka hanya membawakan Sandi makanan favoritnya dan juga sebuah sapu tangan bermotif tulip biru rajutan Jessi. Terry hanya memberikan sebuah buku bacaan baru dengan tema favorit Sandi, sementara Yovan dan Smith tidak memberikan apa-apa selain semangat dan doa.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not System (YeonBin AU) - [END]
Fanfiction(Omegaverse, Alternate Universe) Sebuah kecelakaan kereta, mengantarnya melewati ruang dimensi menuju dunia 'yang lain'. Menjalani kehidupan barunya sebagai 'dirinya yang lain', bingung, namun berusaha mengikuti alur apa adanya. Semakin lama ia sada...