Bab 7 : Pernyataan

1K 178 0
                                    

Kediaman kelurga Abighail tampak ramai, pasalnya keluarga Christian tengah bertamu dengan membawa banyak hadiah dan bingkisan.

Tampak kedua kepala keluarga tengah berbincang dan sesekali tertawa menandakan betapa hangatnya obrolan keduanya, tak kalah kedua nyonya dari kedua keluarga juga terlihat menikmati perbincangan mereka. Sementara anak-anak mereka entah kemana, mungkin berada di halaman belakang mansion karena ajakan Ben.

Benar saja, Troye, Ben, Steve, Daniel, dan Jay memang berada di halaman belakang mansion karena ajakan Ben. Jika Ben dan Jay berlarian kesana kemari mengejar kupu-kupu, maka Troye dan Steve bertugas menjadi penjaga dadakan bagi kedua Omega manis itu. Sementara Daniel berada di dunianya sendiri, duduk di gazebo dengan sebuah buku di tangan dan kacamata yang bertengger apik di jembatan hidungnya membuat penampilan Daniel lebih menarik dan menawan.

Ketika tiba saatnya makan siang, barulah mereka masuk kembali ke mansion. Percayalah, tiga klan terkuat ini memiliki peraturan meja makan yang ketat. Yang pertama kali menyantap makanan adalah para petinggi klan, yang kedua adalah Alpha (seperti anak-anak mereka), terakhir adalah Beta dan Omega. Sengaja dipisahkan seperti itu, karena terkadang ada obrolan di meja makan, dan pembicaraan para petinggi, Alpha, Beta dan Omega seringnya berbeda sehingga dipisahkan agar tidak terjadi keributan tidak diperlukan.

Saat tiba giliran Alpha, meja makan hanya diisi oleh Steve dan Daniel. Hening, suasana canggung sangat terasa diantara keduanya. Jika Steve hening karena sangat menikmati makanan, maka Daniel hening disebabkan kehadiran Steve. Sumpah demi apa, ia rindu memperhatikan malaikatnya ini makan dengan mulut penuh. Terakhir ia melihat Steve dengan mulut penuh adalah belasan tahun lalu saat mereka makan eskrim bersama.

Steve tampak sangat bersemangat menikmati makanannya hingga tanpa sadar ada saus di tepi bibirnya, tangan Daniel gatal sekali ingin mengusap saus itu tapi tidak mungkin ia lakukan. Berakhir Daniel hanya bisa menghela nafas.

Setelah semua selesai makan, Tuan Christian, Nyonya Christian, Tuan Abighail, dan Nyonya Abighail tampak sedang membicarakan hal penting dalam sebuah ruangan yang hanya bisa diakses keluarga utama Abighail.

"Tuan Christian, apa anda yakin itu adalah keinginan langsung dari Daniel?" Raut Tuan Abighail bingung dan heran.

"Supaya lebih jelasnya, bagaimana jika kita panggil kedua pihak yang bersangkutan kemari?" Saran Tuan Christian, Tuan Abighail setuju. Ia kemudian menyuruh seorang pelayan pria memanggilkan Steve dan Daniel.

Tidak lama, pihak yang ditunggu memasuki ruangan. Steve bingung, sementara Daniel datar seperti biasa. Keduanya segera duduk di sebelah ayah masing-masing. Steve menunduk, ia tidak berani menatap langsung bagaimana berwibawanya pemimpin klan Màvros Wolf, apalagi putranya.

"Nak Daniel, apakah benar bahwa nak Daniel ingin melamar putra saya Steve?" Tanya Tuan Abighail ramah, Steve terkejut bukan main, ia hampir terjatuh dari duduknya.

"Apa Daniel sudah gila?! Kita sesama Alpha!" Batin Steve, tangannya meremas ujung pakaian. Ia ingin bicara, tapi amat sangat tidak sopan jika ia ikut berbicara padahal tidak ditanya atau diminta. Peraturan yang sangat ketat, bukan?

"Benar, Tuan. Murni keinginan saya tanpa paksaan pihak manapun." Jawab Daniel mantap, tatapannya lurus dan tegas menatap Tuan Abighail membuat ayah angkat Steve itu percaya bahwa ini murni keinginan Daniel.

"Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Nyonya Abighail.

"Saat festival tahunan dengan klan kami sebagai tuan rumah." Jawab Daniel, rautnya masih sama.

"Nak Steve, bagaimana? Apakah setuju? Jika tidak, kami pun tidak memaksa." Kini giliran Tuan Christian menanyai Steve. Steve terkejut lagi, ia mendongak menatap Tuan Christian dengan gugup.

"T-Tuan- Saya belum bisa memberi jawaban, m-maafkan saya." Jawab Steve terbata, ia menunduk, menatap ayahnya, kemudian menunduk lagi. Tuan dan Nyonya Christian tampak tersenyum lembut.

"Maafkan pihak kami yang belum bisa memberi jawaban atas lamaran pihak Tuan Christian, maafkan kami." Ujar Tuan Abighail merasa bersalah.

"Tidak apa, keluarga Tuan Abighail berhak memikirkan tentang lamaran ini ataupun menolaknya. Kami tidak akan memaksa." Jawab Tuan Christian ramah, Steve ikut merasa bersalah.

"Tuan Christian, ayah, maaf atas kelancangan saya ikut berbicara saat tidak diminta. Tapi saya akan pikirkan lamaran ini dan akan memberikan jawaban disaat saya siap." Ujar Steve, Tuan Christian dan Tuan Abighail mengangguk bersamaan disertai senyuman tipis ramah.

.

"STEVE! YANG BENAR SAJA?!" Troye adalah yang paling heboh saat mengetahui alasan sebenarnya keluarga Christian jauh-jauh datang kemari dengan banyak hadiah dan bermacam bingkisan. Kamar Steve terasa sangat ramai karena kehebohan Troye padahal disana hanya ada ia, Troye, dan Ben. Ben tampak tidak bersemangat walaupun Steve bergulingan di pangkuannya di atas kasur.

"Aku heran, apa yang dipikirkan si rambut biru itu." Steve tidak merasa canggung atau malu bermanja di paha Ben karena ia fikir ia melakukannya dengan 'saudaranya'. Tidak tahukah dia hal itu membuat Ben semakin tertampar kenyataan?

"Astaga, aku tau dia seorang pemuda Alpha murni, tapi tidak berarti dia bisa menikahi pemuda Alpha lain yang bukan Alpha murni. Jika Alpha yang ingin ia nikahi adalah seorang gadis, kurasa itu wajar. Ini? Alpha lelaki? Oh Tuhan, ada apa dengan Tuan Daniel Christian itu." Troye ikut frustasi, kepala dan punggungnya sudah bersandar malas di sofa.

"Haaaah, sepertinya butuh waktu agak sedikit lebih lama sebelum aku memberi jawaban pada keluarga Christian." Ujar Steve disertai helaan nafas.

"Besok saja lagi memikirkannya, sekarang sudah waktunya tidur." Troye kemudian mengajak Ben keluar kamar Steve.

.

Daniel tampak masih belum terlarut dalam mimpi padahal bulan sudah menggantung tinggi di kelamnya langit malam. Ia berdiam di balkon kamarnya sedang memikirkan bagaimana jika Steve menolaknya. Ada dua hal yang akan terjadi jika Steve menolak. Pertama, Daniel akan patah hati karena cinta pertamanya. Jujur saja, Daniel tidak pernah merasakan jatuh cinta selama ratusan tahun hidupnya. Kedua, Daniel akan semakin melemah dan kemudian akan menyusul sang ayah, meninggalkan duka juga rasa bersalah keluarga Christian.

"Aku bingung, aku tampak egois dan merasa sangat dilema. Ayah, bimbing aku." Kedua tangan ia satukan menjadi sebuah kepalan, ia memejamkan mata berharap suara sang ayah akan muncul dan memberi tahu Daniel langkah apa yang sebaiknya dia ambil. Nihil, suara sang ayah tidak pernah ia dengar lagi sejak 481 tahun lalu.

To Be Continued

.
.
.

Krisarnya, jangan lupa, ya? 😄😄😄
Dan makasih banyak buat yang udah semangatin saya, sampai nge-DM... Seneng banget wey 😭

Intinya terima kasih banyak atas support kalian! 😃😃😃

It's Not System (YeonBin AU) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang