Bab 3 : Festival Tahunan

1.2K 217 13
                                    

Wilayah kekuasaan klan Màvros Wolf tampak penuh sesak dengan lautan manusia. Ada yang hadir hanya untuk menonton, ada pula yang mengikuti perburuan besar-besaran. Festival ini sudah di lakukan dari zaman nenek moyang setiap klan, tradisi sebagai penanda bahwa setiap klan adalah sahabat satu sama lain tanpa adanya rasa iri dan menyombongkan diri. Karena itulah, meja perjamuan untuk para pemimpin klan disusun sama rata.

"Waaaah, ternyata tahun ini lebih ramai!" Ben berlarian kegirangan di pasar wilayah klan Màvros Wolf, Steve sampai lelah mengikuti Ben sementara Troye sudah menyerah dan memilih berteduh di salah satu kedai makanan, ia mempercayakan Ben pada Steve.

Bruk!

Ben menabrak seseorang hingga ia terjatuh. Steve segera menghampiri dan membantunya berdiri.

"Eh? Terry Raphael?" Ben berucap terkejut saat mengetahui siapa yang baru saja ia tabrak. Steve segera menengok dan mendapati pemuda Alpha berhidung bangir tengah tersenyum pada Ben dan dirinya. "Maaf, maaf, maaf! Aku tidak sengaja!" Ben berkali-kali meminta maaf, Terry segera menghentikannya.

"Sudah, tidak apa." Jawab Terry, ia mengusap pelan bahu Ben. "Ah, ini Steve Abighail?" Tanyanya ketika melihat Steve. Steve hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.

"Terry!" Teriakan dari dua orang Beta mengejutkan mereka bertiga. Terry, Ben, dan Steve segera menengok ke sumber suara. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jesi dan Kai.

"Astaga, aku kira kamu hilang!" Kai tampak khawatir.

"Lain kali, jangan lari cepat-cepat!" Jesi langsung mengomel, Terry hanya terkekeh begitu pula Ben dan Steve.

"Waaaaah, kalian Steve dan Ben?" Kai langsung mengalihkan perhatian pada Ben dan Steve, keduanya mengangguk dan mengulurkan tangan salam perkenalan yang dengan senang hati disambut oleh Kai dan Jesi.

"Aku Kai Gabriel!"

"Aku Jesi Gabriela, kakak perempuannya Kai."

Mereka melanjutkan perbincangan sambil berjalan menuju kedai yang disinggahi Troye. Terry tampak tidak banyak bicara, perhatiannya terus tertuju pada Ben.

Sesampainya disana, tampak Troye tengah mengobrol dengan seorang Alpha muda.

"Itu Kak Sandi, kan?" Terry menyipitkan mata untuk memperhatikan lebih jelas siapa Alpha berbahu lebar itu.

"Iya, itu Kak Sandi!"

"Kak Sandi!"

Terry, Kai, dan Jesi segera berlari menghampiri Sandi sementara Ben dan Steve yang menghampiri Troye hanya menatap bingung mereka bertiga.

"Darimana saja kalian?" Sandi dan Troye bertanya bersamaan pada adik-adik mereka. Menyadari hal itu, keduanya langsung terdiam canggung.

"Kita habis main dari pasar, coba banyak makanan, dan lain-lain!" Ben menjawab semangat, orang-orang di sekitarnya terkekeh melihat betapa sangat enerjik Omega satu ini.

"Ya sudah, ayo langsung ke arena. Upacara pembukaan festival dimulai sebentar lagi." Ajak Troye diangguki yang lain. Setelah membayar makanan dan minum yang dipesan -lebih tepatnya Sandi yang membayarkan- mereka bertujuh segera menuju arena tempat upacara akan berlangsung.

.

Upacara berlangsung khidmat di arena yang luas tanpa kendala dan cuaca yang tidak begitu panas siang ini sangat mendukung. Steve memperhatikan sekitarnya, tampak di sebuah podium yang terletak di tepi arena berdiri sebuah keluarga pemimpin klan Màvros Wolf, keluarga Christian. Perhatiannya tertuju pada dua Christian muda bersaudara. Yang satu berwajah manis dengan rambut cokelat madu yang menandakan bahwa ia seorang Omega, dan yang satu lagi berwajah tegas penuh keseriusan berambut biru. Steve menyimpulkan, bahwa rambut biru itu adalah seorang Alpha.

Di akhir upacara, para pemimpin klan berkumpul di tengah arena menyulut kembang api dan menembakkan ke langit pertanda festival dibuka. Seluruh klan bersorak disertai tepuk tangan riuh. Segera, para Alpha berkumpul di tengah arena, menunggu aba-aba memulai perburuan, tidak terkecuali Steve. Ia sangat antusias dan bersemangat. Tepat saat ia tengah memeriksa tali busurnya, aroma Alpha yang kuat mengintimidasinya. Steve merasa sedikit pusing, tapi anehnya orang-orang di sekitarnya tampak tidak terpengaruh.

"Hei." Sebuah suara mengejutkan Steve, ia segera menyeimbangkan tubuhnya dan menatap siapa orang yang menyapanya. Ah, itu si rambut biru, tidak ada ekspresi sama sekali di wajahnya. Ia membawa sebuah busur besar yang elegan walau tidak banyak pernak-pernik.

"Oh, hai." Jawab Steve dengan senyum tipis khasnya.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Si rambut biru alias Daniel menatap Steve dengan intens.

"Hahaha, iya. Ini kali pertama aku ikut festival." Steve menjawab sedikit canggung, Daniel hanya mengangguk kecil sebelum akhirnya mendatangi Terry yang sedang asik mengobrol dengan Sandi dan Justin. Steve bingung, Daniel tidak mengenalkan diri atau apapun dan malah langsung pergi. "Aneh." Batin Steve, akhirnya ia memilih kembali sibuk dengan busurnya.

.

Perburuan berlangsung hingga matahari terbenam. Para Omega masih menunggu dengan semangat kepulangan para Alpha di arena.

"Kira-kira Steve bisa berburu berapa banyak?" Ben bergumam.

"Yang pasti tidak melebihi Justin." Sahut Jay, keduanya kemudian terkekeh.

"Kalau Kak Justin jangan ditanya, dua gerobak pun bisa! Ahahahaha...!" Tawa renyah Ben terdengar, disusul Jay.

"Jaaaaaaay!" Suara memekik seorang Beta membuat Jay menoleh ke sumber suara, ah, itu Jesi.

"Hai, Jes!" Sapa Jay ramah, keduanya berpelukan beberapa saat hingga ketiganya larut dalam sebuah obrolan santai.

.

Jleb!

Panah terakhir Sandi berhasil membidik seekor rusa jantan yang lumayan besar. Dengan semangat, Sandi menghampiri buruannya dan segera memasukkan ke kantong besar yang ia bawa. Sandi menatap puas buruannya. Ini adalah kali pertama ia ikut perburuan selama 21 tahun hidupnya. Iya, pertama kali. Ia tidak pernah ikut mengingat tidak ada Omega di keluarganya, sedangkan hasil perburuan ini adalah bukti cinta Alpha pada Omega apapun bentuk hubungannya. Entah mengapa, kali ini ia seperti iseng ikut berburu tetapi langsung mendapat hasil luar biasa walaupun ia tau tidak bisa dibandingkan dengan Justin.

"Kak Sandi! Waaaah rusanya besar sekali!" Terry yang kebetulan lewat segera menghampiri Sandi.

"Hahaha, lumayan, lah..." Sandi tertawa renyah. "Kamu dapat apa saja?"

"Oh? Aku? Tidak banyak, hanya beberapa kelinci dan ayam hutan." Terry menggaruk tengkuknya canggung.

"Ya sudah. Ayo kembali ke arena, para Omega dan Beta pasti sudah memasang banyak tenda dan menyiapkan alat masak." Ajak Sandi, diangguki Terry. Keduanya segera berjalan bersama keluar hutan.

.

Hari sudah mulai gelap, matahari hampir sepenuhnya tenggelam di barat. Tapi kondisi itu tak menghentikan Daniel dan Steve untuk berburu sebanyak mungkin.

"Turunkan sedikit siku dan bahumu, luruskan anak panahmu pada buruan, fokus pada target." Suara Daniel mengunterupsi Steve yang sedang berfokus pada seekor kancil, tapi anehnya Steve menuruti instruksi Daniel. Ketika panahnya sudah melesat dan mengenai kancil, barulah ia sadar akan kehadiran Daniel. Dengan canggung ia memberi salam.

"Eh, si Rambut Biru!" Sapa Steve. Ia sungguh tidak mengetahui nama Daniel karena Ice Prince sendiripun tidak memperkenalkan diri.

"Siapa yang mengajarimu memanggil orang seperti itu?" Selalu, setiap perkataan Daniel selalu datar seperti ekspresi wajahnya.

"Siapa suruh tidak memperkenalkan nama!" Steve tidak mau disalahkan, entah mengapa sesaat setelahnya Daniel tampak lebih dingin. Lagi lagi, aroma Alpha yang kuat menusuk penciuman, Steve pusing dan hampir terjatuh jika ia tidak berpegangan pada batu besar.

"Panggil saja Daniel kalau begitu, Choi Soobin." Setelahnya Daniel berlalu. Steve terkejut tentang bagaimana Daniel bisa tahu nama aslinya, kali ini ia benar-benar jatuh terduduk dengan wajah terkejut.

To Be Continued

.
.
.

Krisar saya tunggu, terima kasih sudah membaca~

It's Not System (YeonBin AU) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang