Jangan lupa baca Bury ya! Fanfic itu bukan aku yang nulis. Itu fanfic buatan admin baru, jadi jangan lupa dibaca ya!🤗
---
Terik matahari bersinar menyengat kulit. Sosok gadis dengan sepatu ber hak tinggi terlihat berjalan cepat seraya menutupi wajahnya dengan tas untuk menghalau sinar matahari yang membakar kulitnya.
Ia berjalan di sepanjang trotoar jalan. Kakinya terseok - seok karena dia tidak terbiasa menggunakan sepatu ber hak tinggi seperti sekarang. Dia bergumam dalam hati, merutuki kesalahannya karena mau saja diperalat oleh sang Mama untuk pergi ke sebuah studio photo dengan memakai sepatu ini.
Dan sialnya lagi, mobil yang dikendarainya mengalami kemogokan sehingga mengakibatkan dirinya harus berjalan kaki untuk melakukan pemotretan ke studio photo. Tidak ada taksi maupun kendaraan umum yang lain lewat, jalan ini terlihat sangat sepi. Maka dari itu, dia mempercepat langkahnya.
Bugh
Akibat berjalan terlalu cepat, gadis itu tak menyadari jika telah menabrak sesosok tubuh renta di hadapannya. Dengan cekatan, dia segera berjongkok untuk membantu wanita tua itu berdiri.
"Maafkan saya nek." Dia berucap untuk meminta maaf.
"Tak apa, Saskia." Jawaban dari wanita renta di depannya seketika membuat gadis itu kaget. Dari mana wanita tua itu mengetahui namanya?
"Nenek tahu nama saya darimana?" Saskia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mengajukan satu pertanyaan yang hinggap di pikirannya.
Wanita tua itu hanya tersenyum samar, sepertinya ia tak berminat untuk menjawab pertanyaan dari Saskia. Kemudian, wanita tua itu merogoh kantong lapuk yang dibawanya.
Wanita tua itu mengeluarkan sebuah kotak yang terlihat usang, lalu memberikannya kepada Saskia. Saskia menatap bingung pada kotak itu, dengan hati - hati ia menerima kotak pemberian wanita tua tersebut.
"Untuk saya nek?" Saskia bertanya sembari menatap wanita tua di depannya. Wanita tua itu hanya menganggukan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Saskia.
Saskia beralih menatap kotak pemberian wanita tua itu. Diamati nya kotak tersebut dengan seksama, sekilas tidak ada yang istimewa dari kotak itu. Hanya kotak usang berwarna coklat dengan debu memenuhi beberapa sisinya.
"Ini isinya apa nek?" Saskia mendongak untuk bertanya, namun tidak didapati nya wanita tua tersebut. Wanita tua itu sudah menghilang dari pandangannya.
Saskia bergidik ngeri, bulu roma nya mulai berdiri. Rasa nya tidak mungkin jika wanita tua dan renta seperti itu bisa berjalan pergi secepat ini. Apakah wanita tua tadi bukanlah manusia?
Tidak ingin memikirkan hal - hal yang membuatnya takut, lantas memegang kotak tersebut pada tangan kanannya lalu Saskia segera melangkahkan kakinya kembali untuk menuju ke studio photo.
Saskia menarik nafas lega saat dirinya sudah sampai di depan studio photo. Dia mendorong pintu kaca tersebut untuk masuk ke dalam.
"Kenapa kau lama sekali? Kita janjian jam 8 pagi dan kau baru tiba pukul 10!" Belum semenit Saskia memasuki studio photo, seseorang sudah menegurnya dengan suara yang tak enak didengar.
Saskia menghela nafas panjang. "Aku ada sedikit kendala tadi. Mobil ku mogok dan aku harus berjalan kaki kesini, tidak ada taksi ataupun kendaraan umum yang lewat. Jadi, aku meminta pengertian darimu, Rey!" Saskia menjelaskan pada Rey, Photographer yang akan memotret dirinya.
"Ya sudah, segeralah berganti pakaian. Aku tidak punya banyak waktu!" Pernyataan dari Rey langsung dilaksanakan oleh Saskia.
Saskia berjalan menuju tempat make over, disana sudah ada Daisy, seorang pria dengan gaya lemah gemulai nya. Dia adalah make up artist yang handal, sudah lebih dari lima tahun Saskia menjadi model dan Daisy selalu menjadi partner kerja yang cocok untuknya. Begitupun dengan Rey, walaupun photographer nya itu pemarah, namun hanya hasil jepretan Rey saja yang berhasil membuatnya bertahan. Pasalnya, sudah beberapa kali photographer lain menggantikan Rey, tapi tidak ada yang sesuai dengan ekspetasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K dan S
FanfictionK dan S, dua abjad dari banyaknya barisan alphabet yang membuat Saskia bertanya-tanya. Lukisan sosok dirinya bersama seorang pria yang tak dikenalinya cukup membuatnya pusing, siapa pria itu? Siapa yang melukis lukisan tersebut? Hanya ada satu kunc...