Maaf lama, aku lupa alurnya huhu....
---
Saskia beranjak dari duduknya setelah menyelesaikan makannya. Ia beringsut mengambil piring lalu mengambil nasi beserta lauknya. Kiesha menatapnya heran, bukankah Saskia sudah selesai makan? Lantas mengapa gadis itu mengambil makanan lagi.
Saskia berjalan pergi setelah mengambil makanannya, ia menggenggam lenteranya pada sisi kiri tangannya karena tangan kanannya memegang piring. Kiesha beranjak untuk mengikuti gadis itu.
Langkah Kiesha berhenti di ambang pintu saat melihat Saskia masuk ke dalam kamar milik ibunya. Gadis itu meletakkan lenteranya di atas nakas, lalu duduk di pinggiran ranjang.
"Ibu makan dulu ya," Saskia mulai menyuapi ibu Kiesha, wanita itu tersenyum tipis seraya membuka mulutnya.
Kiesha menatap dari ambang pintu. Dia tersenyum melihat ibunya yang sudah mau memasukkan sesuatu ke perutnya, ini semua berkat Saskia. Sepertinya ia harus berterima kasih pada gadis itu. Semoga dengan kehadiran Saskia, ibunya bisa kembali pulih seperti semula.
Tak ingin menganggu, Kiesha berlalu pergi untuk membersihkan piring-piring kotor bekas makanan Saskia dan dirinya.
Saskia bernafas lega saat nasi di piring yang dipegangnya sudah habis tak tersisa. Dilihatnya wanita paruh baya itu, ia sudah tertidur akibat kekenyangan.
Saskia bangkit dari duduknya secara perlahan, takut membangunkan ibunda Kiesha. Saskia mengambil lentera nya yang berada di atas nakas, lalu berjalan keluar dari kamar tersebut dengan menutup pintu kamar pelan-pelan.
Saskia kembali menuju ruang tamu, diletakkan nya piring yang sudah kosong itu di atas meja ruang tamu. Matanya mengedar, mencari sosok Kiesha. Sepertinya pria itu sudah membersihkan semuanya, terbukti sudah tidak ada piring-piring kotor di atas meja.
"Kau mencariku?" Suara bariton seseorang dari arah belakang berhasil mengagetkan Saskia. Gadis itu segera membalikkan badannya, ia menghembuskan nafas lega. Ternyata itu adalah suara Kiesha.
Deg!
Jantung Saskia berirama begitu cepat saat jarak dirinya dan Kiesha begitu dekat. Mata hitam legam milik Kiesha menatap netra hazel miliknya. Saskia terpaku, mata Kiesha begitu memabukkan. Diterangi dengan cahaya lentera membuat mata itu semakin bersinar terang, hati Saskia sedikit bergetar menatap manik milik Kiesha. Rasanya ia ingin menghentikan waktu sejenak agar dapat menatap manik itu lebih lama.
"Astaghfirullah...." Kiesha mengusap wajahnya kasar, seketika tautan mata mereka terlepas. Sedangkan Saskia langsung memalingkan wajahnya, ia mengusap-usap punggung tangannya merasa salah tingkah.
"Tidak, jangan terlalu percaya diri!" Saskia berseru untuk mengelak. Sebenarnya ia ingin membicarakan banyak hal tentang Safira, namun setelah kejadian tadi rasanya ia sangat salah tingkah. Sedikit rasa malu mencubit hatinya, entah mengapa.
"Lalu untuk apa kau celingukan kesana kemari?" tanya Kiesha lagi.
Saskia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, mencoba memikirkan alasan yang tepat untuk memberi penjelasan pada Kiesha.
"Oh ya! Aku mencarimu," ucap Saskia tersenyum lalu membalikkan badan kembali untuk mengambil piring yang tadi ia letakkan di meja ruang tamu.
Saskia berbalik badan menghadap Kiesha lagi setelah mengambil piring tersebut. Ia memberikan piring itu pada Kiesha, "Cucilah!" pinta Saskia.
Kiesha mengangguk, kemudian mengambil piring kotor yang berada di tangan Saskia. Saskia tersenyum, lalu berjalan melewati Kiesha untuk menuju kamarnya.
"Tunggu!" Suara Kiesha berhasil membuat langkah Saskia terhenti. Saskia memiringkan tubuhnya, sedikit berbalik dengan mengarahkan kepalanya ke arah Kiesha. Alis Saskia terangkat, seakan memberikan isyarat untuk Kiesha mengutarakan maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K dan S
FanficK dan S, dua abjad dari banyaknya barisan alphabet yang membuat Saskia bertanya-tanya. Lukisan sosok dirinya bersama seorang pria yang tak dikenalinya cukup membuatnya pusing, siapa pria itu? Siapa yang melukis lukisan tersebut? Hanya ada satu kunc...