"Untuk apa kau disini Saskia?"
Saskia terkejut, ia mendongak untuk menatap Kiesha yang tengah menatapnya juga.
"Seharusnya aku yang bertanya Kiesha! Sedang apa kau tengah malam membawa makanan?" tanya Saskia.
"Lihat, aku tidak membawa makanan." Kiesha menunjukan kedua tangannya, hanya ada lentera di tangan kanannya.
"Sebaiknya kau harus banyak beristirahat Saskia," Kiesha mulai menuntun Saskia menuju kamarnya.
"Selamat malam!" ucap Kiesha saat mereka sudah sampai di ambang pintu kamar milik Saskia. Kemudian, Kiesha berjalan ke arah kamarnya.
"Malam!" balas Saskia. Saskia masih penasaran, menurutnya ada sesuatu yang mengganjal dari tingkah Kiesha. Sepertinya Saskia harus memastikan apa yang Kiesha kunjungi di kamar tadi.
Saskia melangkah pasti menuju kamar tersebut, ia melepaskan sendalnya agar langkah kakinya tidak menimbulkan bunyi.
Saskia mendekatkan sebelah telinganya pada pintu, untuk mendengar suara dari dalam.
Hiks....
Suara tangisan terdengar lirih membuat bulu roma Saskia mulai berdiri. Apakah Kiesha memelihara tuyul dan semacamnya? Tidak mungkin, dia miskin. Alih - alih berhenti, suara tangis tersebut berubah menjadi suara gelak tawa.
Saskia menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia mencoba mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu di depannya. Tangan Saskia meraih gagang pintu, diturunkan nya secara perlahan.
Saskia mendorong pintu secara pelan. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah sesosok wanita paruh baya tengah berbaring seraya bersandar pada senderan ranjang. Wanita itu terlihat bergumam tak jelas.
"Dimana suamiku..."
Saskia berjalan mendekat. Apakah Kiesha menyekap wanita ini? Jika iya, tega sekali pria itu. Di samping ranjang, tepatnya di atas nakas, terdapat makanan yang tadi Kiesha bawa ke kamar ini. Makanan tersebut masih utuh tak tersentuh.
Saskia membuka kelambu yang menutupi ranjang, ia duduk di bagian ranjang yang kosong lalu meletakkan lentera nya di bawah ranjang. Wanita itu masih bergumam tak jelas dengan kakinya yang terborgol.
"Tante siapa?" Saskia memberanikan diri untuk bertanya. Tatapan yang semula kosong, kini menatap Saskia dengan dalamnya.
"Anakku!" Bukannya menjawab, wanita paruh baya itu malah langsung memeluk dirinya. Saskia sama sekali tidak berniat melepaskan pelukannya, mungkin wanita ini merindukan anaknya.
Setelah beberapa saat, wanita itu melepaskan pelukan eratnya dari Saskia. Senyum terpatri di wajahnya. "Kau cantik sekali!" gumamnya pelan.
Saskia melirik makanan yang berada di atas nakas, kemudian beringsut untuk mengambilnya. "Sekarang tante makan ya!" pinta Saskia. Entah mengapa ia tak tega melihat wanita ini.
Dia menggeleng lemah. "Ibu tidak mau nak, makanan ini dari Kiesha. Dan Kiesha sudah menyembunyikanmu dari Ibu." jelasnya lirih.
Saskia tak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita itu. Apa maksud dari Kiesha menyembunyikan dirinya? Apakah Kiesha juga menyekap anak dari wanita ini?
"Sekarang kan aku sudah disini, Ibu makan ya!" Saskia berusaha membujuk. Dia membentuk daun pisang yang digunakan sebagai alas makanan menjadi sebuah sendok, kemudian mengambil sesuap nasi untuk diberikan nya pada wanita itu.
Wanita itu membuka mulutnya dengan lebar, lalu Saskia dengan sigap menyuapinya. Sesuap demi sesuap makanan masuk ke dalam perut wanita itu, hingga habis tak bersisa. Saskia tersenyum, ia kembali meletakkan piring yang sudah bersih ke atas nakas. Lalu mengambil gelas berisi air putih, dan diberikannya lagi pada wanita itu. Dia segera meminumnya hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
K dan S
FanfictionK dan S, dua abjad dari banyaknya barisan alphabet yang membuat Saskia bertanya-tanya. Lukisan sosok dirinya bersama seorang pria yang tak dikenalinya cukup membuatnya pusing, siapa pria itu? Siapa yang melukis lukisan tersebut? Hanya ada satu kunc...