Jika kau ingin kembali ke Dunia mu. Dalam waktu 30 hari, dimulai dari sekarang. Kau harus berbuat baik pada setiap orang yang kau temui. Buat mereka bahagia, dan jika kau gagal, kau akan terjebak di Dunia ini selamanya....
Saskia mengerutkan kening saat membaca rentetan kalimat panjang yang tertulis rapi di kertas tersebut. Siapa yang meletakkan kertas ini pada tas nya? Mengapa masalah hidupnya menjadi semakin rumit sekarang? Saskia lelah.
Tok... tok...
Saskia melipat kertas tersebut lalu memasukkan ke dalam tas nya kembali saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Dia berjalan ke arah pintu, lalu membuka pintu nya.
"Kiesha, ada apa?" Saskia membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Dilihat nya Kiesha tengah membawa sebuah lentera dan lampu sentir di tangannya.
"Hari sudah mulai malam, kau pasti akan membutuhkan ini." Kiesha menyerahkan sebuah lentera, salah satu barang yang dibawa nya pada Saskia. Gadis itu dengan senang hati menerimanya.
"Terima Kasih."
"Disini tidak ada listrik? Lalu mengapa tadi aku bisa menggunakan telepon rumah?" Saskia mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak nya.
"Listrik disini hanya bisa digunakan pada pagi dan siang hari saja, karena listrik disini menggunakan tenaga matahari. Dan jika malam, kita tidak dapat menggunakan listrik sama sekali karena matahari sudah berganti menjadi bulan." Saskia hanya menganggukkan kepala mendengar penjelasan dari Kiesha.
Saskia melirik sebentar ke arah jendela kamarnya. Benar saja, hari sudah mulai gelap dan kamarnya mulai redup karena tidak ada penerangan sama sekali.
BRAK!
Saskia yang tengah memandangi kamarnya seketika terkejut. Sama halnya dengan Saskia, Kiesha juga sama terkejutnya saat mendengar suara pintu yang dipaksa untuk terbuka.
"Sembunyilah Saskia!" Kiesha tahu siapa yang datang, dia meminta Saskia untuk segera bersembunyi. Dia tak ingin gadis itu kenapa - kenapa.
"Kenapa aku harus bersembunyi?" Saskia menautkan alisnya bingung.
"Tak usah banyak bertanya, sembunyilah!" Kiesha segera pergi meninggalkan Saskia. Pria itu berjalan ke arah pintu utama.
Saskia tak menghiraukan perintah dari Kiesha, gadis itu masih tetap kukuh untuk mengikuti langkah besar milik Kiesha. Rasa penasarannya lebih tinggi daripada rasa takutnya.
"Jangan dekat-dekat dengan pintu!" Kiesha melambaikan tangannya seakan - akan mengusir Saskia. Kiesha menyuruh Saskia menjauhi pintu seolah pintu tersebut bisa saja memangsa Saskia.
Saskia merengut, enggan menuruti perintah dari Kiesha. Kiesha yang tak sabaran, segera menarik pergelangan tangan Saskia. Dibawa nya gadis itu menuju kamar, dan memasukkan Saskia kesana.
"Kau disini saja! Tetap disini!" Kiesha memerintah, kemudian menutup pintu kamar Saskia dengan rapat, bahkan menguncinya.
Saskia mengintip dari celah kunci pintu. Saskia terkejut mendengar suara dobrakan pintu dari depan, diiringi jeritan seorang lelaki yang sepertinya memanggil Kiesha dalam bahasa Belandanya.
"Eerbetoon!"
Saskia menyipitkan mata untuk memfokuskan pengelihatannya. Kiesha terlihat memberikan sekarung gandum kepada beberapa kolonial Belanda yang tengah berbicara dengan nada marah dalam bahasa Belandanya. Saskia tak mengerti sama sekali apa yang tengah mereka bicarakan. Yang jelas, para gerombolan koloni Belanda itu segera pergi ketika Kiesha sudah menyerahkan sekarung gandum pada mereka.
Saskia menghela nafas lega melihatnya. Dia menegakkan kembali tubuhnya saat Kiesha sudah menutup kembali pintu utama dan berjalan ke arah kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K dan S
FanfictionK dan S, dua abjad dari banyaknya barisan alphabet yang membuat Saskia bertanya-tanya. Lukisan sosok dirinya bersama seorang pria yang tak dikenalinya cukup membuatnya pusing, siapa pria itu? Siapa yang melukis lukisan tersebut? Hanya ada satu kunc...