" Mengingat semua tentangmu adalah caraku membuktikan bahwa kamu akan selalu berarti dihidupku. "
*
*
*
*
*Sinar mentari pagi mulai menerobos masuk kedalam kamar Bobby dan Shani, cahayanya berhasil melewati celah gorden yang tertutup. Membuat tidur nyenyaknya Shani sedikit terganggu hingga akhirnya gadis itu pun memutuskan untuk membuka matanya.
Meenyadari sebuah tangan yang sedang melingkar diperutnya membuat Shani tersenyum lebar. Gadis itu sangat senang karena mendapati pemandangan Bobby yang saat ini tertidur lelap dengan posisi memeluknya dari belakang.
Shani bersyukur bahwa kejadian kemarin itu ternyata bukanlah sebuah mimpi.
Bobby tidak lagi pergi.
Pemuda itu ada disini bersamanya.
" Ganteng banget ya suamiku ini. " Puji Shani usai membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Bobby.
" Tapi sayang jutek sama nyebelinnya itu kebangetan. " Celetuk gadis itu kembali, ia menggerakkan tangannya mengelus pipi Bobby lembut.
" Untung cinta hehe " Shani lalu mengecup pipi Bobby.
Bobby menggerakkan kepalanya agak terganggu dengan ulah Shani. " Shani. Ini masih pagi, aku masih ngantuk ck! " Gerutu pemuda itu masih enggan membuka matanya.
Shani terkekeh melihat respon Bobby yang tampak kesal.
" Tidur mah tidur aja kali. Aku kan cuma liatin suami aku. " Balas Shani menekankan kata ' Suami ' dengan sengaja.
Bobby menghela napasnya kasar, ia pun memutuskan untuk membuka matanya dan benar saja ia memang mendapati Shani yang saat ini tengah memandanginya seperti seorang anak kecil yang sedang menatap permen lolipopnya.
" Kamu ini bener - bener nggak ada kerjaan ya? Nggak puas semalem sampai subuh? Aku sampai pegel - pegel nih. " Seru Bobby yang langsung seketika membuat pipi Shani memerah padam menahan malu.
" Ih! Nggak usah sok belaga aku yang minta banget ya! Jelas - jelas semalem kamu sendiri yang nggak pengen udahan. " Jawab Shani kesal.
" Emang iya? " Bobby menaikkan alisnya lupa.
Shani menggelengkan kepalanya semakin sebal.
" Ish! Tau ah. Aku mau mandi aja. " Ketus gadis itu, ia pun akhirnya memilih untuk bangkit dari ranjang dan berjalan pergi meninggalkan Bobby yang masih berbaring.
Kini gantian Bobby yang terkekeh melihat Shani yang mulai geram terhadapnya. Bobby memang senang sekali menggoda gadis itu. Bahkan pada saat gadis itu sudah berada diambang pintu kamar mandi, Bobby kembali meneriakinya. " Kamu nggak mau lanjutin ronde selanjutnya dikamar mandi? "
" ENGGAK! LANJUTIN SAMA GULING SANA. " Balas Shani berteriak kesal dan langsung buru - buru menutup pintu kamar mandi.
Bobby tentu tertawa terbahak - bahak mendapati respon Shani yang terlihat lucu untuknya.
" Duh, senangnya aku. " Ucap Bobby gembira ia lalu memeluk gulingnya mesra. Masa bodoh dibilang gila, yang penting hatinya sedang berbunga - bunga karena terlalu bahagia.
Terutama setelah pemuda itu teringat kejadian semalam, membuat dadanya jadi kembali bergemuruh berdebar - debar dan wajahnya langsung memanas mengingat bagaimana rasanya bercinta dengan Shani selama semalaman penuh.
Ya maklum sudah lama kan tidak .. hehe, ah sudahlah.
" Aduh bahaya nih, otak kenapa jadi isinya selangkangan sih. Astagfirullah ini gara - gara desahan Shani pakai segala kerekam. " Celetuk Bobby menggelengkan kepalanya, ia lalu berusaha menyingkirkan pikiran mesumnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apples Of The Eye
FanfictionTentang jatuh untuk mencintai. Tentang patah untuk memperbaiki. Tentang rapuh untuk menguatkan. Tentang hilang untuk ditemukan. " You are a moment i could live forever. "