" Saya akan jadi tembok buat dia, dimana nggak ada satupun orang yang bisa melukainya. "
*
*
*
*
*
*Shani terpaku ditempatnya. Tubuhnya bergemetar dengan hebat, kakinya terasa melemas begitu matanya menangkap sosok Vino yang saat ini tengah dipermalukan didepan umum hanya karena keinginannya untuk bertemu dengannya.
" Vi .. Vino. " Lirih Shani memanggil pria itu dalam hatinya, air matanya lalu mengalir tanpa aba - aba. Melihat Vino yang diperlakukan dengan kasar seperti itu sungguh membuat hati Shani teriris perihnya.
Vino Erlangga Putra, kekasihnya yang sudah diputusi olehnya secara sepihak itu tengah berdiri dihadapan banyak orang dengan menurunkan harga dirinya bahkan rela mempermalukan dirinya sendiri hanya karena cintanya yang besar terhadap Shani.
Lalu bagaimana bisa, kamu masih berlaku kejam terhadapnya Shani Indira Natio?
Bukankah dia adalah Vino-mu? Laki - laki yang kamu cintai hampir tujuh tahun lamanya. Laki - laki yang juga setiap malamnya kamu tangisi kepergiannya setiap kali ia akan berangkat ke negeri sakura. Laki - laki yang bahkan selalu kamu sebut dalam doamu agar menjadi akhir dari pelabuhan kisahmu.
Dia itu Vino, cinta pertamamu yang juga selalu kau harapkan sebagai cinta terakhirmu.
Lalu bagaimana bisa kamu melakukan ini padanya?
Maafin aku Vino. Sepertinya aku emang udah terlalu jahat sama kamu, please .. tolong maafkan aku.
Shani pun lalu memutuskan untuk pergi menjauh setelah melihat Cindy yang dengan cepat bergerak dan berhasil membawa Vino pergi dari tempat itu. Tidak banyak yang bisa Shani lakukan untuk menyelamatkan harga dirinya Vino yang kian terusak.
Shani hanya tak bisa menemui Vino. Gadis itu tidak ingin menambah luka yang sudah ia berikan padanya ketika ia meninggalkan Vino untuk bersama dengan Bobby. Luka yang kemarin belum sepenuhnya pulih, bagaimana mungkin Shani bisa tega menambahkannya dengan luka lainnya?
Meski memang selain itu, alasan Shani juga tidak ingin bertemu dengan Vino ialah karena gadis itu tidak ingin hatinya kembali tergoyah hanya karena perasaan sayangnya terhadap Vino. Shani tidak bisa dihadapkan pilihan antara Bobby ataupun Vino. Meski memang cintanya masih tertuju untuk Vino, ia pun tidak bisa meninggalkan Bobby. Pemuda berkacamata itu jauh lebih membutuhkan sosok Shani dari pada Vino.
Untuk alasan itu, Shani memutuskan untuk tak lagi berhubungan dengan Vino. Hal itu cuma akan memberatkan dirinya untuk menentukan pilihannya. Dan tentunya juga hanya akan mengingatkannya dengan rasa bersalah yang ada dibenaknya terhadap Vino.
" Shan, apa enggak sebaiknya kamu itu menemui Vino? " Pertanyaan dari Cindy yang tiba - tiba datang pun membuyarkan lamunan Shani.
Shani menoleh lalu menarik napasnya dalam - dalam.
" Nggak Kak, aku gak bisa ketemu dia. " Jawab Shani suaranya memelan lemas.
" Dia keliatan sayang banget sama kamu. "
Shani lalu tersenyum tipis. " Aku kan udah punya Kak Bobby, Kak Cindy. "
" Shani " Panggil Cindy, ia memutar kursi Shani untuk bisa berhadapan dengannya. " Tatapan mata kamu ke dia itu nggak bisa bohong loh. Yang kamu suka itu Vino kan? Bukan Mas Bobby? " Tambahnya yang membuat Shani bungkam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apples Of The Eye
FanficTentang jatuh untuk mencintai. Tentang patah untuk memperbaiki. Tentang rapuh untuk menguatkan. Tentang hilang untuk ditemukan. " You are a moment i could live forever. "