" Bahkan meskipun kamu itu bukanlah manusia yang baik, tapi buatku .. kamu adalah suami terbaik. Dan untuk alasan itu, aku enggak ragu buat bilang kamu pasti akan menjadi Ayah terhebat untuk anak - anakku kelak. "
*
*
*
*
*Ci Shani dirumah sakit mitra kelurga sekarang.
Informasi dari Gracia saat mengabarinya tadi terus memutar didalam kepala Bobby. Bahkan usai mendengar hal itu, pemuda berkacamata itu langsung memutuskan untuk pergi meninggalkan meeting pentingnya dikantor dan segera menyusul istri tercintanya yang memang saat ini belum diketahui bagaimana kondisinya.
" Ck, Gracia angkat dong. " Gerutu Bobby, satu tangannya terus menelpon adiknya sementara satu tangannya lagi tentu memegang kendali stir mobilnya.
Kesal karena panggilnya terus diabaikan oleh adiknya, Bobby geram ia pun melempar ponselnya emosi ke arah kursi disebelah tempatnya duduk.
Pikirannya kacau tak bisa tenang, didalam benaknya ia terus memikirkan dan mengkhawatirkan bagaimana keadaan Shani sekarang. Apalagi gadis itu sampai dibawa lari ke rumah sakit. Pastinya kondisinya pun mengkhawatirkan bukan?
" Harusnya aku gak pergi tadi. Suami macam apa kamu, Bob. " Keluh Bobby lemas. Pemuda itu sangat menyesal dan menyalahkan dirinya karena tadi pagi ia masih memutuskan untuk tetap berangkat kerja walaupun dirinya tahu bahwa kondisi istrinya memang sedang dalam keadaan kurang sehat.
Hingga beberapa menit kemudian pun mobil BMW hitam milik Bobby sampai ditujuan, tepat dilobby utama rumah sakit dimana istrinya memang sedang dikabarkan berada disana.
" Pak, maaf mobilnya gak bisa diparkir disini. Ini bukan parkiran untuk umum. " Tegur security tersebut menahan Bobby yang hendak ingin masuk kedalam rumah sakit.
Ya, saat ini mobil mewah Bobby memang sedang terparkir tepat didepan ruang UGD, tepatnya persis dibelakang mobil ambulance rumah sakit.
Bobby menghentikkan langkahnya lalu menolehkan kepalanya, " Saya buru - buru, nggak ada waktu buat parkir lagi. " Jawabnya cepat.
" Mohon maaf sebelumnya Pak, tapi mobil ini tetap harus dipindahkan. "
Bobby lalu menghela napasnya kasar, " Saya kan udah bilang nggak ada waktu. " Tutur Bobby kesal.
Security itu pun langsung menelan ludahnya merasa takut ketika melihat sorot mata elang Bobby yang saat ini menajam padanya, " T-Tapi Pak .. peraturannya- "
" Ini kunci mobil saya. " Potong Bobby memberikan kunci mobilnya pada security tersebut. " Terserah mau diapakan mobil ini, mau anda buang atau diambil terserah. Saya sedang buru - buru. Permisi. " Tambah Bobby, pemuda itu langsung beranjak pergi meninggalkan security tersebut yang mematung shock mendengar ucapan Bobby barusan. Mimpi apa pria paruh baya tersebut usai kerja malah membawa pulang mobil mewah seharga 3 M.
Bobby melangkahkan kakinya dengan cepat menuju resepsionis rumah sakit. Lalu setelahnya tanpa menunggu lama ia pun langsung bertanya kepada salah satu staff disana.
" Sore, saya mau tanya pasien bernama Shani Indira Natio dirawat dikamar berapa? " Tanyanya.
" Dikamar 002, Pak Bobby. " Jawab staff tersebut pada Bobby. Oh jangan terkejut bila staff ini pun mengenali Bobby, secara Bobby adalah salah satu orang ternama di Indonesia. Yang nama dan wajahnya selalu ditampilkan dikoran, berita ataupun televisi. Apalagi sejak pernikahannya dengan artis popular seperti Shani, namanya semakin melambung tinggi dan mudah untuk dikenali netijen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apples Of The Eye
FanfictionTentang jatuh untuk mencintai. Tentang patah untuk memperbaiki. Tentang rapuh untuk menguatkan. Tentang hilang untuk ditemukan. " You are a moment i could live forever. "