" Meski digenggam dengan erat dan kuat, kalo seandainya dia bukan ditakdirkan menjadi milik kita, pasti akan terlepas juga. "
*
*
*
*
*
*" Bee "
Bobby hanya menaikkan alisnya ketika mendengar suara Shani barusan memanggil dirinya. Pemuda berkacamata itu tak menoleh, mata elangnya pun masih fokus sibuk akan pekerjaannya yang sedang dikerjakan dilaptopnya.
" Kak "
" Hm? " Bobby berdeham menyahut.
" Sayang " Panggil Shani kembali.
Bobby berdecak agak sedikit geram karena Shani terus memanggilnya tanpa maksud. " Apasih? Dari tadi panggil - panggil mulu, aku lagi kerja ini. " Seru Bobby mengerutkan keningnya.
Gadis itu langsung menekuk wajahnya mendengar jawaban dari Bobby barusan. " Ish terus aja kerja mulu. Aku dianggurin, ck. " Gerutu Shani merajuk, ia lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Bobby.
Bobby kembali menaikkan alisnya bingung, apa lagi yang salah dengannya kali ini? Sungguh sejujurnya akhir - akhir ini sifat Shani cukup membuatnya sakit kepala, karena istrinya itu jadi bersikap sedikit lebih aneh dari biasanya.
Mendadak Shani pun juga jadi sangat manja terhadapnya, maunya selalu ingin ditemani Bobby setiap saat. Dan beberapa hari ini Shani juga suka meminta permintaan aneh pada Bobby. Contohnya seperti semalam gadis itu merengek dan meminta Bobby untuk membelikannya gado - gado pada pukul 2 pagi. Oh ya ada juga dua hari yang lalu Shani tiba - tiba dengan randomnya meminta Bobby untuk mencabut kumis Pak RT ditempatnya yang memang terkenal galak dan menyeramkan. Tak hanya itu, sebelumnya Shani juga sempat memaksa Bobby untuk mengelus pantat kucing yang lagi hamil.
Dan apabila semua permintaan aneh itu tidak dituruti, Shani akan mengamuk dan menangis sejadi - jadinya. Hingga Bobby pun mau tak mau menuruti semua permintaan aneh dari Shani. Bahkan karena perbuatannya yang dengan seenaknya mencabut kumis Pak RT ditempatnya itu, Bobby perlu mengorbankan satu unit mobil alphardnya untuk diberikan secara percuma pada pria paruh baya tersebut sebagai permintaan maafnya. Oh ya jangan lupakan permintaan aneh Shani yang memaksanya untuk mengelus pantat kucing liar yang lagi hamil itu, membuat wajah pemuda itu habis penuh akan goresan cakaran dari kucing tersebut yang tak terima dirinya telah disentuh dan dinodai orang asing.
Bagaimana Bobby tidak pusing dan membatin bila sikap Shani jadi segitu anehnya.
Lalu belum lagi mood gadis itu yang akhir - akhir ini gemar sekali berubah dengan cepat. Shani sungguh jadi mudah marah dan murka pada suaminya cuma karena hal sepele.
Contohnya ya seperti sekarang ini.
" Aku ada salah lagi? " Tanya Bobby menggaruk - garuk kepalanya tak mengerti. Benar - benar Bobby kadar pekanya itu teramat rendah. Masih saja tidak paham bila istrinya itu sedang ingin dimanja olehnya.
Shani hanya diam tak berniat untuk menjawabnya. Gadis itu tampaknya sudah cukup kesal karena ketidakpekaan Bobby sekarang.
Sementara Bobby sendiri begitu ia menyadari bahwa tak ada respon dari Shani, ia pun memutuskan untuk langsung menutup laptop kerjanya dan menaruhnya diatas meja sebelum istri tersayangnya ini nantinya malah akan semakin marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apples Of The Eye
FanfictionTentang jatuh untuk mencintai. Tentang patah untuk memperbaiki. Tentang rapuh untuk menguatkan. Tentang hilang untuk ditemukan. " You are a moment i could live forever. "