-Here's the last part-
" You are a moment i could live forever. "
*
*
*
*
*Lima Belas Tahun Kemudian..
" Zeean! Freya! " Pekik Bobby lantang memanggil putra dan putrinya yang tak kunjung keluar dari kamar mereka.
Bobby terus mendengus kesal seraya tangannya sibuk membenarkan dasi kupu-kupu yang ia pakai pada setelan tuxedo hitam yang melekat ditubuh kekarnya.
" Anak-anak! Ayo cepatan dong! Bunda kalian bakal ngamuk nih sama Ayah kalau kita datang terlambat ke acaranya! " Teriak Bobby kembali.
" Iya-Iya! Sebentar dong! " Zeean menyahut dari dalam kamarnya.
" Bentar Ayah! "
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Bobby dan sekeluarga akan berniat menghadiri acara undangan 'Indonesia Grammy Awards ' yang akan dimulai pada pukul 7 malam. Walaupun sebenarnya Bobby juga tak terlalu tertarik untuk datang kalau saja nama istrinya dan film yang tengah diperankan olehnya tidak ada di dalam nominasinya.
Iya.. Setelah setahun saat Shani melahirkan Freya dan mengadakan ulangtahun Zeean yang keempat, Shani mulai memberanikan diri untuk kembali terjun ke dalam Dunia akting. Dunia yang sudah cukup lama ia tinggalkan karena hiatus selama beberapa tahun.
Dan sekiranya perlu waktu kurang lebih dua tahun untuk membuat nama Shani akhirnya kembali bersinar terang di sana. Usahanya tak sia-sia, setiap film yang diperankan olehnya selalu saja naik dan meledak dipasaran. Membuat orang-orang disekitar harus kembali mengakui dan memuji salah satu bakat luar biasa dari artis ternama Shani Indira Natio.
" Zeean, Fr- "
" Ayah bawel deh. " Jawab Zeean yang turun menggandeng Freya bersamanya.
Zeean Natio Chaesar (15 tahun) dan Freya Natio Chaesar (12 tahun) tampak terlihat tampan dan cantik memukau dengan setelan tuxedo hitam dan gaun dress putih yang tengah mereka kenakan sekarang.
" Bunda kalian tuh dari tadi udah telfonin Ayah mulu. Kalau dia ngambek emangnya kalian berdua mau tanggung jawab? " Keluh Bobby sebal.
Zeean dan Freya terkekeh bersamaan dengan kedua matanya yang sudah saling melempar pandangan. Ayah mereka itu sangat lucu dan unik, ia mudah sekali panik dan cemas kalau Bunda mereka tengah merajuk.
" Kalau Bunda ngambek kan Ayah tinggal ajak belanja. Nanti juga pasti bakal luluh. " Ujar Freya santai.
" Oke. Tapi pakai uang jajan kalian ya. " Jawab Bobby mengulas senyumnya.
" Lah.. Kok gitu sih. " Zeean melipatkan kedua tangannya didadanya tak terima.
Bobby hanya tertawa melihat reaksi dari kedua malaikat kecilnya. Yang tak terasa semakin hari mereka semakin bertumbuh lebih dewasa. Sudah bukan lagi balita yang selalu digendong Bobby dan Shani kemana-mana.
Yap. Mereka sudah lebih dewasa dari pertama kali Bobby menyambut kedatangan mereka dirumah sakit untuk pertama kalinya.
Kedua malaikatnya bahkan sudah mulai mengerti betul persoalan tentang pembagian uang dan juga barang-barang mahal. Yang membuat Bobby terkadang perlu menggelengkan kepalanya saat Zeean dan Freya sudah pintar protes dan seringkali ngotot meminta sesuatu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apples Of The Eye
FanfictionTentang jatuh untuk mencintai. Tentang patah untuk memperbaiki. Tentang rapuh untuk menguatkan. Tentang hilang untuk ditemukan. " You are a moment i could live forever. "