Suara Tuan tak lagi memenuhi ruang dengar
yang selama ini selalu menantikannyaNama Tuan tak lagi membuat jantung Puan
melewatkan satu degup karena gugupTak ada lagi hari dengan cangkir kosong bekas kopi panasmu di meja pekarangan
melainkan kulacino bekas Puan bermanja senja tadiBahkan anyelir yang Tuan hadiahkan tak lagi menghiasi nakas kesayangan; rontok dan usang, terbuang begitu saja
Ada tiadanya Tuan tak lagi jadi keharusan
Tidakkah itu mengejutkanmu, Tuan Sempurna?Seperti Tuan, Puan hanya sedang mencari cinta sejati; jatuh, patah, tumbuh, merekah
Alurnya berubah namun siklusnya tak berhenti
Begitulah, sampai nanti ada yang sehati--
¹Kulacino: bekas air di meja akibat gelas dingin/basahSpoiler❗ (paan sih wkwka)
Gak terasa bagian selanjutnya bakal jadi yang terakhir di karya ini —senang sekaligus sedih /(ㄒoㄒ)/~—Terima kasih sudah terhubung denganku melalui RINC. Nantikan penutupnya ya~
Puan sayang kalian, salam literasi!🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Itu Namanya Cinta
PoetryTuan beri Puan sekuntum bunga, Puan balas sebuah hati. Sebenarnya Puan ingin juga mengirimkan diari, tapi Tuan tidak pernah tau itu. Sebab Puan tak pernah jadi mengirimkannya, Puan takut Tuan tidak suka. Jadi biar kata-kata yang sudah Puan ramu dan...