“Kenapa pertanyaan mu membuatku berpikir kalau aku seperti tidak mengijinkan Nathalia untuk menemui ku?”
Araya tidak tahan untuk bertanya balik. Bahkan nadanya bicaranya sedikit ketus. Pertemuannya dengan Weri di kantor Dewa memang sebuah kebetulan, Araya yakin itu. Tapi apa yang ditanyakan sahabat suaminya ini jelas bukan tanpa kebetulan belaka.
Mungkin saja Weri sudah memikirkan perkataan ini sejak melihatnya ada di bawah tadi. Dan kesempatan untuk mengatakannya datang ketika Dewa meninggalkan Araya sebentar. Weri yang tetap masuk ke ruangan Dewa sementara Araya memang mendengar suaminya itu tadinya melarang, pasti ada tujuannya. Meskipun dia tadinya berpikir bahwa Weri hanya akan membicarakan hal yang sepele atau sekedar basa-basi belaka.
Entah Araya memang harus salut atau cukup miris dengan pertemanan itu, sehingga semua yang berkaitan dengan urusan pribadi pun seakan boleh dicampuri oleh semuanya tanpa ijin. Dia tidak pernah melarang siapapun untuk menemuinya apalagi itu adalah Nathalia. Tapi kenapa sekarang dia mendengar kalimat yang seperti membuatnya terlihat tidak sudi ditemui oleh seorang Nathalia?
“Jangan salah paham, Araya. Bukan kamu tapi Dewa. Suamimu itu yang melarang,” ucap Weri segera. “Kondisi Nath sedang sangat buruk sekarang. Kurang dari dua minggu yang lalu dia jatuh di tangga rumahnya dalam kondisi hamil besar. Dia terpaksa melahirkan prematur yang sayangnya bayinya itu tidak selamat. Dan kini dia mulai berpikir kalau mungkin apa yang dialaminya adalah karma untuknya karena sudah membuatmu dulu meninggalkan Dewa hingga kalian kehilangan anak. Dia sangat terpuruk.”
Araya tertegun mendengar apa yang Nathalia alami. Seketika dia bisa merasakan kesedihan yang saat ini dirasakan Nathalia. Kehilangan anak disaat sudah tidak sabar menantikan kehadirannya bukan lah hal yang mudah. Dia sudah lebih dulu merasakan bagaimana sakitnya.
“Sudah sering Ethan menemui Dewa untuk meminta ijin agar dia bisa membawamu kesini. Nath masih menjalani rawat jalan dan belum bisa berpergian jauh sehingga dia tidak bisa menemuimu langsung kesana. Ethan sudah hampir nekat mendatangimu demi meminta tolong padamu agar bersedia menemui Nath, tapi kami melarangnya. Kamu tahu sendiri bagaimana suamimu. Melanggar apa yang dikatakannya sama saja menantangnya. Dan kami juga tidak ingin hal itu bisa semakin memperburuk hubungan.”
Tapi Weri kini sedang menantang Dewa. Dan mungkin setelah Dewa tahu hal yang dilakukannya kini, Weri hanya bisa bersiap dengan apa yang akan Dewa lakukan padanya. Tapi Weri tidak punya pilihan karena selain saat ini, dia tidak tahu kapan bisa memiliki kesempatan seperti sekarang untuk berbicara dengan Araya.
“Apa yang Nath lakukan di masa lalu memang salah. Apalagi disaat dia punya banyak kesempatan untuk mengatakan kebohongannya pada Dewa, dia tidak melakukannya. Mendengar apa yang Nath lakukan kami juga sangat kecewa padanya. Tapi semua sudah terjadi. Berulang kali pun Nath berandai-andai bahwa dia tidak membohongimu dulu sehingga keadaan tidak berakhir seperti sekarang, tidak akan ada yang berubah. Dia juga tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengubahnya.”
Araya terdiam. Tidak tahu harus bagaimana menanggapi perkataan Weri. Dia hanya memikirkan bahwa apakah ini salah satu kesempatan untuknya benar-benar bisa melangkah maju? Menemui orang selain dirinya dan Dewa yang menjadi penyebab awal adanya kesedihan dan perpisahan selama sembilan tahun belakangan?
“Aku mohon. Ijinkan Ethan membawamu dan Dewa untuk menemui Nath. Tolong bujuk Dewa untuk bisa sedikit lebih lunak. Sekalipun kalian berdua tidak bisa memaafkannya, paling tidak Nath tahu itu. Sehingga dia tidak selalu menduga dan bertanya-tanya, apakah dia bisa dimaafkan atau tidak.”
***
Suara desahan Dewa terdengar seperti geraman ketika dia menenggelamkan wajahnya ke leher istrinya. Dia menarik dirinya keluar dari tubuh istrinya segera sebelum kembali bergairah. Dia jelas harus memberi jeda agar membuat istrinya merasa nyaman sebelum kembali menyentuh tubuh istrinya yang memang membuatnya kecanduan. Nanti. Dia harus bersabar dulu karena istrinya ini pasti sedang lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied in Love [Tamat]
Literatura FemininaAraya Maharani menyadari rasa ketertarikan kepada sepupunya, Aditya Dewangga. Pemuda tampan yang sayangnya memiliki sikap yang buruk sehingga dipindahkan ke sekolah yang sama dengannya. Cintanya yang bersambut membuat Araya lepas kendali. Semua yang...