Twins 26

211 23 0
                                    

Tak ada yg lebih membahagiakan di banding melihat orang orang disekitarmu bisa tertawa lepas tanpa beban sama sekali. Seperti apa yg sedang dialami Tio saat ini, disana di lapangan basket dirinya melihat Tia tertawa bahagia bersama dengan Axel, seseorang yg mungkin saat ini Tia cintai.

Pagi ini adalah pelajaran Penjaskes, dan olahraga yg saat ini mereka lakukan adalah pelajaran Basket.
Kali ini yg bertanding adalah kelompok Pria bersama pria, dan wanita bersama wanita. Tetapi mereka di bagi menjadi beberapa kelompok yang mengharuskan 1 lawan 1 antara pria dan wanita. Dan saat ini yg sedang menjalankan pertandingan adalah Tia yg di pasangkan dengan Axel.
Keahlian Tia dalam olahraga basket memang tidak perlu diragukan lagi, walaupun dirinya wanita akan tetapi dirinya sangat menyukai olahraga basket.
Dan Axel juga termasuk lawan yg sangat tangguh, jika di bandingkan maka kekuatan mereka adalah seri sama sama kuat. Akan tetapi dalam pertandingan harus ada yg menang dan kalah.

Sedari tadi Tia terus tertawa karena melihat Axel yg menggerutu selepas dikalahkan oleh Tia walaupun dengan cara yg sedikit curang. Awalnya Tia hanya menggoda Axel dirinya pikir takkan berpengaruh apapun pada Axel, tapi ternyata salah. Axel terpengaruh oleh senyum manis Tia dan membuat Tia mengambil kesempatan untuk memasukan bola ke ring.

"Yaelah gituan doang ngambek, ntar gue traktir deh di kantin Lo makan sepuasnya"

Axel berdecak malas "Gue masih mampu ya buat ngebayarin makanan gue sendiri"

"Yaudah trus maunya gimana supaya Lo gak marah marah lagi" tanya Tia gemas

Ide briliant muncul dalam pikiran Axel

"Gimana kalo weekend kita jalan aja"

Tia yg kebetulan sedang meneguk air pun spontan menyemburkan air minumnya ke wajah Axel. Membuat Axel melotot sempurna sedangkan Tia hanya meringis.

"Sorry Xel gue kaget beneran. Maksud Lo kita jalan berdua?"

Lagi lagi Axel berdecak malas, memangnya Tia ingin membawa siapa lagi? Apakah Tio juga akan ikut bersama mereka.

"Yaiyalah cuma kita berdua doang, sekali sekali gitu Lo traktir gue kan"jawab Axel dengan wajah santai

Tia jadi gugup sendiri, ingin menolak tapi kapan lagi ia dan Axel bisa menghabiskan waktu berdua.
"Yaudah deh ntar weekend gue traktir, tapi gue yg nentuin tempat ya lo gak boleh protes"

"Okey, apapun buat Lo"
Tia jadi salah tingkah dibuatnya, ada apa sebenarnya dengan Axel mengapa selalu bisa membuat jantung nya berdetak lebih cepat. Dulu dirinya pun pernah mengalami hal semacam ini sebelum dirinya di khianati oleh mantan kekasihnya.

Berbeda dengan Axel dan Tia yg sedang tertawa berdua, di pinggiran lapangan ada seseorang yg menatap mereka dengan tatapan sendunya.
Dirinya sendiri pun bingung dengan perasaan yg ia alami saat ini. Baginya terlalu cepat jika dikatakan sebagai rasa cinta.
Saat sedang asik melamun, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Ci, Lo ngeliatin apa sih?" Tanya Tio penasaran

Memang yg sedari tadi memperhatikan Axel dan Tia secara diam diam adalah Suci sahabat Tia sendiri.

"Eh Lo ngagetin aja sih, gak papa kok gue cuma ngeliatin Tia sama Axel aja. Kok kayanya mereka akrab banget ya" Suci berbicara dengan nada tertawa yg di paksakan.
Sedangkan Tio yg melihat itu hanya menunjukan ekspresi datarnya.

"Trus Lo cemburu?"

Suci langsung memandang Tio dengan wajah bingung.
"Gue cemburu? Ya enggaklah" elak Suci. Tio tertawa sinis

"Lo gak bisa bohongin gue Ci, gue kenal Lo, Angga, Rahen buka cuma sehari dua hari. Lo tuh cewek yg Bucin, sekalinya Lo jatuh cinta ekspresi wajah Lo keliatan banget"

"Gue juga bingung Yo dengan perasaan gue sendiri, yasudahlah gak usah terlalu di pikirin"

"Lo boleh jatuh cinta sama siapa aja Ci, tapi inget jangan pernah memaksakan perasaan Lo untuk orang yg gak melirik Lo sama sekali" Tio tersenyum tipis dan berbalik meninggalkan Suci sendirian dengan pikiran nya.

Tanpa Suci sadari, ada seseorang yg tersenyum sedih. Ya orang itu adalah Tio.
Sudah sejak lama Tio menyukai Suci, namun dirinya terlalu pengecut untuk mengungkapkan isi hatinya karena dirinya takut jika persahabatan yg mereka jalani malah menjadi hancur dan menjadi renggang.
Tanpa Suci sadari, setiap Suci memiliki kekasih Tio selalu menyembunyikan rasa cemburunya sebaik mungkin. Hanya Tia yg selalu mengetahui apa yg Tio rasakan, Tia lah yg selalu mendengarkan isi hati seorang Tio Wijaya. Bahkan ketika Suci patah hati untuk pertama kali, Tio lah yg menjadi sandaran untuk Suci namun mungkin Suci tidak pernah merasakan apa yg Tio rasakan selama ini.

Pelajaran olahraga pun berakhir, dan mereka memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Adem banget anjir"

"Gantian dong Ngga, gue juga gerah nih"

Suci mendorong Angga turun dari atas meja karena mereka berebut untuk posisi ternyaman di bawah kipas angin. Angga yg tidak terima karena di dorong oleh Suci pun hanya berdecak malas dan lebih memilih kembali ke kursinya.

"Jadi gimana nih? Kita jadi kan weekend ke kampung halaman nya Kakek Lo Yo?" Tanya Rahen

"Kayanya jadi sih"

"Kok kayanya sih?" Tanya Angga heran

"Gue udah bilang sama bokap Gue kalau kita bakalan nginap disana trus Bonyok gue setuju setuju aja sih asal bodyguard tetap ikut buat bantu bantu ataupun mengawasi kita dari jauh, dan gue juga gak keberatan kok"

"Okedeh kalau begitu, fix nih kita jadi jalan jalan" Suci berseru senang, jarang jarang kan mereka bisa berkumpul ke kampung halaman keluarga Twins

Sepulang sekolah, Twins bergegas masuk ke kamar mereka masing masing karena Meraka sudah merasa gerah dan merasa sangat lelah.
Rumah hari ini terasa sepi, mungkin karena Killa dan juga David sedang berkunjung kerumah Kasih dalam beberapa hari untuk menjenguk Kasih yang baru melahirkan anak kedua nya.

Mereka sendirilah yang memutuskan untuk tidak ikut ke rumah Kasih karena mereka harus sekolah. Mungkin nanti mereka akan berkunjung selepas mereka pulang dari kampung halaman kakek mereka.

Selepas Twins pulang sekolah, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Hingga malam hari Tio masih saja belum bangun sedangkan Tua sudah segar karena habis mandi.

Tia berjalan ke kamar Tio berniat untuk membangunkan kembaran nya itu. Ternyata Tio masih dialam mimpinya, sedangkan mereka harus makan malam.

"Abangggg bangun udah malam ini, ayok kita makan malam. Gueudah lapar ini"

Tio bukanlah tipe orang yang susah di bangunkan, itulah sebabnya baru satu kali Tia membangunkannya maka Tio akan segera bangun.

"Ayo bang kita makan malam, Abang mandi dulu deh. Gue tunggu di ruang makan"

Tio hanya mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Tia kembali keruang makan untuk makan malam bersama.

Sebenarnya bukan kali ini saja Meraka makan berdua, karena mereka juga pernah di tinggalkan oleh Killa dan David untuk perjalanan bisnis ke luar kota. Hanya tetap saja rasanya berbeda ketika mereka terbiasa untuk makan malam bersama.

Setelah mereka selesai makan malam, twins memutuskan untuk kembali ke kamar mereka masing masing karena masih cukup lelah.

Akhirnya author bisa update lagi guys😭 sebenarnya alasan author lama gak update bukan karena sibuk tapi karena akun aku sempat hilang, baru bisa update lagi setelah sekian lama. Semoga kalian tetap suka ya sama cerita The Twins walaupun mungkin kalian udah cukup lama gak baca.
Karena aku udah lama gak update, yaudah mungkin nanti aku bakal double up.
See u next chapter guys, jangan lupa Vote ya😘

The Twins (SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang