"siapa pun bisa tersesat, yang kamu butuhkan hanyalah keberanian untuk berjalan di jalur yang asing dan menakutkan lagi."
🔒🔒🔒
Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya, kegiatan kakak beradik yang di awali dengan berebut kamar mandi, dan berakhir sarapan bersama di meja makan, menceritakan rencana kegiatan masing masing, dan saling berpamitan untuk menjalankan rutinitas mereka yang berbeda.
Mingyu berangkat menggunakan mobil, sedangkan Soonyoung menggunakan motornya. Dengan berbekal jaket tebal Soonyoung mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, tujuannya bukan langsung ke studio tarinya, melainkan pergi ke sebuah minimarket, untuk membeli beberapa minuman, yang di laporkan habis di studio.
Jalanan kota Busan yang dingin terlihat sepi, mungkin sebagian orang malas untuk keluar di cuaca yang seperti ini, hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang, dan juga gadis itu. Gadis yang di ceritakan Mingyu semalam, dan juga gadis yang tempo hari dia temui, gadis itu duduk diam di Halte dan tampak menahan dingin.
Soonyoung jadi ingat cerita Mingyu, yang curiga bahwa gadis itu seorang tahanan, apa benar? Kini Soonyoung mulai mempertanyakannya. Pemuda bermata sipit itu menepikan motornya, mengahmpiri gadis itu dan duduk di sebelahnya, seolah sadar, gadis itu langsung membungkuk sopan.
"Lo tau siapa gue?" Tanya Soonyoung heran. Gadis itu mengangguk spontan.
'Aku kenal bau parfum ini, sudah sering kali kita bertemu, jadi aku hafal.' Tangan gadis itu mulai menunjukkan kata kata yang akan di pahami Soonyoung.
"Sering kali? Bukankah kita baru bertemu dua kali?" Tanya Soonyoung.
'Tidak, aku sudah sering kali duduk disini, dan beberapa kali kau muncul jadi aku paham, selama ini kamu hanya diam dan baru kemarin kamu mengajakku berbicara.'
Soonyoung membutuhkan waktu untuk memahami, dan ketika dia paham, dia langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Benarkah selama ini dia tidak terlalu peduli dengan sekitarnya sampai mengabaikan gadis di depannya?
"Maafin gue ya?"
'Kenapa kamu minta maaf, itu bukan salah mu!'
Soonyoung terkekeh pelan,"siapa nama lo?" Tanya Soonyoung.
Gadis di depannya ini diam sebentar, lalu mencoba meraba tangan Soonyoung, sadar akan hal itu, Soonyoung menyerahkan tangannya pada tangan kecil gadis itu, dan dengan jari mungil namun lentik, gadis itu mulai menuliskan sebuah nama di tangan Soonyoung.
"J I H O O N." Titah Soonyoung membaca apa yang di tulis Jihoon.
"Nama lo Jihoon? Bagus banget!" Puji Soonyoung, Jihoon seperti biasa hanya menatap datar Soonyoung dengan kaca mata hitamnya yang selalu melekat di wajah Jihoon.
Soonyoung bangkit, lalu melepas jaketnya dan memberikannya ke Jihoon, menyebabkan gadis mungil itu terlonjak terkejut.
'Apa yang kamu lakukan? Aku tidak bisa memakainya!'
"Tangan lo dingin, lo pasti kedinginan, pakai saja ada hotpack di sakunya, gue pergi dulu!" Pamit Soonyoung tidak memperdulikan Jihoon yang berusaha mengembalikan jaketnya.
Jihoon meraba bagian saku jaket dan menemukan ada hotpack disana, dan ada sesuatu yang begitu besar, dan jika di rasakan benda besar itu adalah. Dompet.
Dompet Soonyoung ketinggalan.
🔒🔒🔒
Vernon menggerutu sebal, dia menatap sinis ke pemuda yang lebih tua di banding dirinya itu, sedangkan yang di tatap hanya tersenyum kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS MY SECRET
Fanfiction"Aku benci Hujan, Aku benci musik, Aku benci semua hal yang ada di dunia ini." Ketika sebuah kematian biasa tiba tiba menjadi sebuah misteri dan tanda tanya besar, bagi Soonyoung dan Mingyu. Sebuah tragedi besar mampu membuat kehidupan keduanya beru...