"Aku benci Hujan, Aku benci musik, Aku benci semua hal yang ada di dunia ini."
Ketika sebuah kematian biasa tiba tiba menjadi sebuah misteri dan tanda tanya besar, bagi Soonyoung dan Mingyu. Sebuah tragedi besar mampu membuat kehidupan keduanya beru...
"Kau sudah melakukan yang terbaik hari ini, tidurlah yang nyenyak, esok semua akan lebih baik,"_Kassy.listen to this song.
🔒🔒🔒
Soonyoung dan Mingyu sampai di apartement cukup larut malam karena harus membersihkan studio Dance terlebih dahulu. Keduanya langsung terduduk lemas di Sofa, kelelahan tentunya. Mingyu menyalakan televisi dan Soonyoung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Soo ya yang tadi tiba tiba bersikap aneh dan pergi, Soonyoung merasa khawatir apalagi dia tahu bahwa Papa Soo ya sedang sakit.
Hanya nada sambung yang terdengar, gadis itu tidak mengangkat panggilan dari Soonyoung, "udah tidur kali kak," ujar Mingyu.
Soonyoung melirik jam di ponselnya, memang sudah malam pukul 11, tapi biasanya selarut apapun itu Soo ya akan mengangkat panggilan dari Soonyoung.
"Ketiduran kali ya? Kecapekan!" Soonyoung berpikiran positif dan ikut menonton acara yang di tayangkan di Televisi.
"Kak bentar lagi upacara peringatan kematian Mama dan Papa loh!" Mingyu memgingatkan.
"Ini tanggal berapa?" Tanya Soonyoung.
"Dua belas November!" Jawab Mingyu.
Kedua orang tua Mingyu dan soonyoung,meninggal di hari dan bulan yang sama, tidak hanya itu, penyebab kematian sepasang keluarga itu juga sama, kecelakaan.
Pada tanggal 15 November 2010, tepatnya 10 tahun yang lalu, kecelakaan beruntun yang di akibatkan salah satu truk yang terguling, menewaskan puluhan orang dan puluhan orang lainnya luka luka. Tentu saja hal ini menjadi hal yang paling buruk untuk di ingat, mengingat bukan keluarga Mingyu dan Soonyoung saja yang kehilangan, melainkan ada keluarga lain yang ikut menderita karena kecelakaan ini.
Bahkan supir truk yang secara beruntung selamat waktu itu, tidak sanggup merasakan beban yang begitu besar dia tanggung dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, hanya luka dan kenangan buruk yang tersisa. Meninggalkan sejumlah trauma yang cukup fatal bagi sebagian masyarakat yang kehilangan.
"Kira kira Papa sama Mama bahagia gak ya di sana kak?" Tanya Mingyu menatap langit langit apartement.
"Pasti bahagia, mereka di alam baka memantau kita sambil tersenyum," Soonyoung merangkul sang adik, memberi sejumlah semangat untuk menguatkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔒🔒🔒
Keesokan paginya, aktivitas Soonyoung dan Mingyu mulai normal, meskipun di suguhi drama rebutan kamar mandi dahulu di pagi hari, tapi selalu di akhiri dengan mereka makan bersama di meja makan, berkat kerja keras Mingyu pastinya.
