"Melintasi malam panjang yang gelap dan sesak, aku tau harapanmu perlahan lenyap,"_IU.Dear Name.
🔒🔒🔒
10 tahun lalu
Seorang pemuda duduk di pojok ruangan yang penuh aura duka itu, ini sudah 3 hari setelah kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, tapi pemuda itu masih saja duduk disana, tanpa makan dan minum, tanpa mengganti baju dan membersihkan diri, tak ada satu anggota keluarga pun yang mampu membujuk pemuda itu, semuanya sudah menyerah, hanya sang nenek yang masih setia menemani cucu kesayangannya itu.
"Soonyoung, kamu harus makan oke? Ibu dan Ayahmu akan sedih melihatmu seperti ini," bujuk sang nenek.
Soonyoung menatap nanar foto kedua orang tuanya yang terletak di atas peti, foto yang cantik dengan senyuman yang terlihat jelas di wajah kedua orang tua Soonyoung,"nek, Ini salah Soonyoung kan nek?"
Mendengar pertanyaan dari cucunya itu sang nenek kembali menangis sedih, dia sudah kehilangan anak dan menantunya, dia tidak mau kehilangan cucunya, cucu yang sangat dia sayangi.
"Nenek menangis? Karena aku? Aku sudah membunuh orang tuaku dan sekarang membuat nenek menangis,"ujarnya teramat lirih, dia tidak punya cukup tenaga sekarang, perutnya yang kosong karena 3 hari tidak terisi apapun, membuat dia lemas.
Sang nenek menatap nanar penuh prihatin pada cucunya,"kamu harus kuat sayang, hanya kamu yang mama dan papa punya, besok mereka akan di makamkan, relakan mereka ya? Ini sudah 3 hari," mendengar perkataan sang Nenek, Soonyoung marah, dia menatap tajam ke arah sang nenek.
Seakan di beri tenaga tambahan, secara tiba-tiba Soonyoung berdiri dan berlari keluar ruangan, tak mengindahkan jeritan neneknya yang memanggilnya untuk kembali, Soonyoung baru saja menginjak usia 17 Tahun, dimana kata semua orang di usia ini, setiap remaja akan mengalami masa terberatnya.
Apa ini masa terberat Soonyoung? di usianya yang masih baru saja menginjak 17 tahun bulan Juni kemarin? Dunia ini tidak adil untuk dirinya.
Soonyoung berlari tanpa alas kaki, seragamnya sobek dimana mana, lusuh dan pucat, Soonyoung belum makan apapun sejak 3 hari yang lalu, dia berlari menuju jalan dimana orang tuanya kecelakaan, jalan yang kini sudah sepi tapi masih banyak garis polisi melintang, Soonyoung menangis lagi, kali ini tangisannya lebih terdengar keras. Dia duduk pasrah, kepalanya menunduk sampai seorang gadis kecil datang.
Gadis itu mengulurkan sepotong roti tawar untuk Soonyoung, wajahnya begitu sendu tapi tidak menangis, wajah gadis itu kesepian dan penuh luka lebam dimana mana,"Lo siapa?" tanya Soonyoung lirih.
Tidak ada jawaban dari gadis kecil itu, dia menaruh rotinya di depan Soonyoung dan menunjuk ke sebuah Jembatan tak jauh dari sana, Soonyoung mengikuti arah jari gadis itu menunjuk, Soonyoung menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas. Tepat di pinggir Jembatan itu Soonyoung melihat siluet sosok seseorang hendak lompat.
Gadis itu mencoba menunjukkan gerak gerik untuk Soonyoung agar pemuda itu membantu orang yang hendak lompat itu,"tolong dia, jangan orang baik yang meninggal lagi."
Suara itu hangat menembus telinga Soonyoung, dia langsung berlari ke arah jembatan, semakin dekat dengan sosok yang hendak bunuh diri tersebut, dengan gesit Soonyoung menarik seorang anak itu,"lo mau ngapain, jangan gila anjir!" omel Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS MY SECRET
Fanfiction"Aku benci Hujan, Aku benci musik, Aku benci semua hal yang ada di dunia ini." Ketika sebuah kematian biasa tiba tiba menjadi sebuah misteri dan tanda tanya besar, bagi Soonyoung dan Mingyu. Sebuah tragedi besar mampu membuat kehidupan keduanya beru...