"Aku benci Hujan, Aku benci musik, Aku benci semua hal yang ada di dunia ini."
Ketika sebuah kematian biasa tiba tiba menjadi sebuah misteri dan tanda tanya besar, bagi Soonyoung dan Mingyu. Sebuah tragedi besar mampu membuat kehidupan keduanya beru...
"Jangan merasa kesepian semua orang khawatir dengan dirimu, jangan merasa sendirian karena ada orang lain di sebelahmu, kau hanga enggan meminta bantuan."_Littleduckiecute.
🔒🔒🔒
Pagi pagi sekali Mingyu sudah bangun dari tidurnya, dia hendak pergi ke dapur dan terkejut karena di sana sudah ada Soonyoung.
"Eoh tumben kak udah bangun?" Pekik Mingyu, dia baru saja hendak menuju dapur untuk memasak tapi terkejut melihat Soonyoung sudah di dapur mengambil air putih.
"Hari ini mau nganterin anak anak ikut lomba," jawab Soonyoung singkat, karena masih mengantuk. Mingyu hanya ber 'oh' ria. Dan memulai kegiatan memasaknya.
Hanya masakan sederhana, dia berencana membuat nasi goreng kimchi kesukaan Soonyoung, 10 tahun waktu yang cukup bagi Mingyu untuk mengenal apa yang di sukai dan apa yang tidak di sukai kakaknya. Dari makanan sampai kegiatan ataupun Hobi, Mingyu tau semuanya, begitu juga sebaliknya.
Mingyu bekerja di sebuah perusahaan Arsitektur, belum lama ini dia bekerja, mungkin sekitar 1 bulanan Mingyu mulai bekerja, karena dia merasa tidak enak harus merepotkan Soonyoung terus terusan.
Memang mereka berdua sudah seperti saudara, tapi tetap saja jika kembali ke titik awal Mingyu dan Soonyoung hanyalah remaja asing yang secara dramatis bisa saling mengenal. Terkadang rasa sungkan hadir di hati Mingyu jika terus merepotkan, mengingat juga Soonyoung tidak melanjutkan pendidikannya, setelah lulus SMA dia langsung menderikan Studio Dance dan masih harus membiayai Mingyu yang saat itu juga masih kuliah.
Soonyoung keluar dari kamarnya, dengan setelan serba hitam formal,menandakan memang dia akan sibuk seharian ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kakak makan aja dulu, gue mau mandi, gausah nunggu gue kak," ujar Mingyu, lalu dia melesat pergi ke kamar mandi yang terletak di antara kamar mereka.
Soonyoung memiringkan kepalanya heran, wajah Mingyu seperti sedang gelisah, apa yang sebenarnya terjadi?
"Tumben banget anak itu murung," gumamnya.
🔒🔒🔒
Soonyoung memilih menunggu Mingyu untuk sarapan, padahal dia tadi sudah bilang agar Soonyoung tidak menunggunya. Mingyu keluar dari kamar mandi dengan mantel mandi dan rambut nya yang basah.
"Kan udah gue bilang, gausah nunggu gue," gerutu Mingyu sambil duduk di depan Soonyoung.
Mata sipit Soonyoung langsung menatap Mingyu intens, seolah memaksa lawannya untuk segera mengatakan apa yang sedang di pendam. Mingyu tau arti tatapan itu, tatapan memaksa namun juga masih terlihat khawatir.