3. Sepi

590 66 2
                                    

"ASSALAMUALAIKUM, JAY PULANG!" teriak Jay

"Waalaikumussalam tuan muda." ucap seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya

"Mama sama papa udah pulang bi?" tanyanya

"Belum tuan muda." jawab asisten rumah tangga tersebut

Mendengar jawaban tersebut, Jay hanya terkekeh. Harusnya dia tau bahwa itu pertanyaan bodoh yang selalu ia tanyakan padahal dia sendiri sudah tau jawabannya.

"Yaudah bi, Jay ke kamar dulu."

"Mau saya masakkan apa tuan muda?"

"Gak usah bi, Jay udah makan." bohong, padahal dia belum makan

Jay segera memasuki kamarnya lalu melemparkan tubuhnya ke kasur empuk kesayangnnya.

"Huh, apa gue telpon mama papa ya?" monolognya

"Tapi nanti gak diangkat,"

"Bodo lah yang penting gue coba dulu,"

Jay segera mengambil hp nya lalu menelpon orang tuanya.

Tutt...

"Eh nyambung."

"Halo,"

"Kenapa Jay?"

"Eum, mama sama papa sibuk gak?"

"Sibuk."

"Mama sama papa bisa makan siang bareng Jay?"

"Gak bisa Jay, mama sama papa sibuk. Kamu makan sendiri aja ya."

"Tap-"

"Udah ya mama mau lanjut kerja, see you dear."

Tutt...

"Makan sendiri? Lagi? Haha." Jay tertawa hambar

"Mereka bahkan lebih mentingin pekerjaannya daripada gue. Wajar sih uang lebih berharga kalo dibandingin sama gue."

Jay mengambil kembali hp nya lalu menelpon seseorang.
"Gue mau ke sirkuit ntar malem. Siapin lawan, taruhannya terserah mau apa." ucap Jay lalu mematikan telponnya

***

Brumm... Brumm... Brumm...

Terdengar suara knalpot motor bersahut-sahutan seakan mengunggulkan diri satu sama lain. Didepan mereka terdapat seorang perempuan berpakaian minim yang sedang memegang kain.

"Bersedia,"

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga." kain yang dipegang pun dijatuhkan

Kedua motor tersebut langsung melesat dan saling menyalip. Namun, ya namanya perlombaan pasti semuanya ingin menang meskipun menggunakan cara curang.

Ketika garis finish sudah terlihat, salah satu dari mereka terlihat ingin menjatuhkan lawannya dengan memepet hingga...

BRUUUK

Jatuh dari motor.

"ANJIR, JAY!" terdengar suara teriakan dari arah garis finish

"Anjing!" umpat Jay lalu bangkit sambil mendorong motornya

"Woi Jay, lo gapapa?" tanya temannya

"Minggir Kol, gue mesti ngasih pelajaran tu bocah!" kesal Jay

"Wei santai Jay, jangan main tonjok-tonjokan," orang yang dipanggil 'Kol' tadi bernama Nicholas menahan Jay

"Ini soal harga diri, gue gak terima diginiin!" marah Jay lalu menuju ke tempat lawannya tadi

"Sini lo bangsat!" Jay menarik kerah lawannya itu

"Apasih lo, udah kalah juga." bukannya takut tapi lawannya itu malah santai

"Jay lepasin! Lo jangan emosian dulu dong!" kesal Nicholas karena Jay susah diberitahu

"Tapi di-"

"Diem! Ikut gue sekarang!" tegas Nicholas lalu menyeret Jay pergi

"GUE TANDAI LO, ASAHI!" teriak Jay

Nicholas menyeret Jay untuk kembali ke markas mereka lalu menyuruh Jay duduk meskipun dia misuh-misuh mulu.

"Nah sekarang coba lo cerita," ucap Nicholas

"Cerita apa?" tanya Jay bingung

"Masalah. Lo pasti punya masalah. Gue tau lo, meskipun orangnya emosian tapi gak pernah mau nonjok orang sembarangan," jelas Nicholas

Jadi, Nicholas ini sebenarnya teman sepernakalan Jay sejak kecil soalnya mereka nyambung aja gitu. Tapi, Nicholas mutusin buat berhenti sekolah yang buat komunikasi mereka jarang lagi. Meskipun gitu, Nicholas ngerti Jay kok.

Jay menghembuskan nafasnya kasar lalu berkata "Biasalah,"

Oke, Nicholas mengerti. Dia cukup tau bagaimana keluarga Jay karena dia tidak jauh berbeda dengannya.

"Tumben sampe seemosi ini,"

"Badmood aja sih sebenarnya."

"Cih, sok-sok an badmood, padahal tiap harinya bikin orang lain badmood."

"Diem lo! Gak usah ngumbar aib."

"Gue gak tau mau ngapain tapi kalo lo butuh bantuan gue, bilang aja. Gak usah malu,"

"Malu? Sama lo? Hahaha, gak ada sejarahnya gue mesti malu sama lo." tawa Jay

"Dih receh banget lo,"

"Sorry gue punyanya yang kertas, hahaha." tawanya lagi

"Gak waras, skip."






TBC~


Park Jongseong (Jay)

Park Jongseong (Jay)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Same But Different (Hyung Line Enhypen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang