Jay terdiam sedari tadi sambil menatap orang yang tidak tau diri sedang rebahan di kasurnya sambil memakan cemilan yang ia miliki.
"Lo kenapa sih Hoon? Tumben banget datang kesini tanpa diundang?" tanya Jay membuka pembicaraan
"Gue kan selalu kesini tanpa diundang." jawab Sunghoon
"Maksud gue, ngapain lo kesini tanpa ngabarin gue dulu? Biasanya lo ngabarin kalau mau datang," dengus Jay
"Udah gue bilang tadi kalau gue mau numpang makan." ucap Sunghoon
"KALO GITU NGAPAIN LO HABISIN CEMILAN GUE TERUS BERANTAKIN KAMAR GUE!" teriak Jay frustasi
Sunghoon terlonjak kaget lalu berkata, "Santai aja dong nyet."
Jay menghela napasnya kasar lalu berkata, "Lo ada masalah kan? Berantem sama bokap lo?"
"Bukannya gue berantem tiap hari ya?" ungkap Sunghoon sambil terkekeh
"Kali ini apa?"
"Anak kesayangan dia,"
"Lo apain dia?"
"Gak ngapa-ngapain. Gue cuma tinggal di sekolah,"
Jay mengernyitkan dahinya bingung, "Bukannya kalian gak pernah pulang bareng?"
"Nah makanya, tuh anak caper malah ngajak gue pulang katanya hp nya lowbat jadi gak bisa minta jemput ayah. Dia juga bilang ke ayah kalau mau pulang bareng gue, gak jelas emang." jelas Sunghoon
"Tolol!" umpat Jay
"Siapa? Itu anak? Iyalah tolol banget." ucap Sunghoon menggebu-gebu
"LO LAH BEGO. KASIAN ANAK ORANG LO TINGGAL, UDAH TAU HP NYA LOWBAT!" ucap Jay ngegas
"Bodo amat! Gak peduli gue." Sunghoon pun melanjutkan acara menghabiskan cemilan Jay
"Kepada oknum Park Sunghoon, tolong ya jangan ngabisin cemilan gue. Ntar malem gue mesti makan apa?" kesal Jay
"Beli lagi lah. Lo sultan, kek orang susah aja,"
"Yaudah kenapa gak lo aja yang beli? Bukannya lo juga sultan?" ucap Jay membalikkan ucapan Sunghoon tapi tidak ditanggapi oleh Sunghoon
"Bangsat!" umpat Jay lagi
"Btw Jay, mak bapak lo belum pulang?" tanya Sunghoon
Jay terkekeh pelan lalu menjawab, "Pertanyaan lo retoris banget."
"Oanjir, gak inget anak ya mereka. Orang tua macam apa itu?" ejek Sunghoon
"Ngaca sat," Jay hanya bisa tertawa palsu karena yang dikatakan Sunghoon memang benar
"Lagian punya ortu kok kelayapan mulu," sindir Sunghoon
"Lah situ sendiri? Punya ortu kok gak dihargai," balas Jay dengan senyum miringnya
"Ck, ngenes bener ni idup." decak Sunghoon
"Kita sama Hoon, sa-" ucapan Jay dipotong oleh Sunghoon
"Sama mata lo, gue lebih ganteng ya!" ucap Sunghoon tidak terima
"Apasih nyet! Maksud gue kita sama-sama punya masalah sama keluarga. Lagian jadi orang kok pede bener."
"Suka-suka orang ganteng dong."
"Nyenye, gak denger kuping gue ketutup masker." ucap Jay sambil menutup telinganya
Jay dan Sunghoon terus bercanda hingga malam tiba dan Sunghoon harus segera pulang karena dia sangat malas berdebat malam ini dengan ayahnya.
"Pulang dulu Jay," pamit Sunghoon
"Pulang sana, gak usah kesini lagi." usir Jay
"Sialan lo jamet." kesal Sunghoon lalu segera pergi dari hadapan Jay
Jay kembali ke kamarnya dan melihat keadaan kamar yang awalnya bersih dan tersusun rapi menjadi luar biasa berantakan. Jay pun segera membereskannya karena demi apapun dia sama sekali tidak suka dengan sesuatu yang berantakan.
Saat membersihkan, Jay melihat dan memperhatikan satu-satunya boneka yang ia punya. Boneka teddy bear besar yang selalu ia ajak bicara. Boneka itu hadiah ulang tahun pertama dari mama dan papanya saat ia berumur 5 tahun. Iya pertama, diumurnya yang ke-1 sampai 4 tahun dia tidak pernah mendapatkan apapun dari orang tuanya. Jangankan hadiah, bertemu orang tuanya saja tidak bisa. Alasannya selalu sama, yaitu pekerjaan. Mereka hanya mengirim uang dan uang lalu membebaskan Jay untuk membeli apapun. Padahal kan dulu Jay masih balita yang belum tau apa-apa.
Jay menatap lekat boneka tersebut dan segera menyimpannya di meja samping tempat tidurnya. Jay lalu melihat rak tempat cemilan yang biasa ia makan dan ternyata hanya tersisa tiga bungkus.
Jay tersenyum miris lalu berkata, "Park Sunghoon sialan."
Jay pun memutuskan untuk pergi ke minimarket untuk menyetok kembali cemilan yang telah dihabiskan oleh oknum PSH. Ia memilih untuk membeli cemilan di tempat yang cukup jauh, sekalian jalan-jalan katanya.
Sesampainya di minimarket yang ia maksud, segera ia mengambil beberapa cemilan dan minuman lalu membayar ke kasir. Setelah itu ia keluar dan mulai menjalankan motornya pelan.
Namun, sebuah objek yang tidak asing membuatnya harus menghentikan motornya. Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas objek tersebut dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat dengan jelas objek tersebut.
"Papa." lirihnya
Tepat sekali! Jay melihat papanya sedang bersama wanita yang ia yakini bukan mamanya sedang bermesraan. Hatinya sakit sekaligus kecewa melihat hal itu. Beginikah sesosok papa yang ia dahulu ia banggakan meskipun jarang bersamanya? Beginikah kelakuan papanya di belakang mamanya? Beginikah seharusnya sosok kepala rumah tangga? Beginikah sosok ayah yang telah mempunyai seorang anak?
"Oh jadi ini kerjaannya sampe jarang pulang, haha lawak." tawa yang terdengar dari Jay membuat siapapun tau kalau kalau itu hanyalah tawa hambar untuk menutupi kesedihannya
Jay ingin sekali menghampiri papanya lalu menampar wajah yang masih terlihat tampan itu meski umurnya tidak semuda itu. Tapi Jay hanya diam seakan kakinya melarang untuk menghampiri papanya. Mungkin diamnya akan membuat keluarganya tetap utuh, bukan?
Jay, seorang pemuda yang selalu mengharapkan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang seketika tersadar bahwa hal itu sangat mustahil terjadi dengan fakta yang membuat ia kalah telak.
Jay memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan pulang kerumahnya. Karena demi apapun dia muak sekali melihat kelakuan papanya yang sekarang tengah memajukan badannya di depan wanita murahan itu. Jay tidak bodoh, ia tau apa yang akan terjadi.
Dia sama sekali tidak mengeluarkan air mata, mukanya juga tetap datar. Setidaknya kalau dia tidak mendapat kasih sayang, keluarganya harus tetap utuh. Tapi apa ini? Papanya malah asik berselingkuh dengan wanita lain? Lucukah begitu Tn. James?
Dan ya, sekali lagi. Jay cuma bisa terdiam karena bagaimana pun dia tetap mengharapkan keluarga yang utuh meskipun harus mengorbankan perasaannya sendiri. Semoga saja mamanya tidak tau, mungkin(?).
TBC~
Anaknya papa James dan boneka teddy bear nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Same But Different (Hyung Line Enhypen)
FanfictionMasalah? Oh, ayolah semua orang pasti mempunyai masalah. Tak terkecuali dengan tokoh kita pada cerita ini. Masalah yang sama namun berbeda (?) "Ketawa aja dulu, sedihnya nanti." Penasaran? Baca aja langsung, hehe. VOTE JUSEYO:)