PART 11

753 200 8
                                    

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA YA❤

WELCOME BACK TO MY WORLD❤❤

FINALLY BISA UPDATE CHAP TERBARU DONG😳😳😳

YOK GASKEUN
250 VOTE 40+ KOMENTAR GAS!

HAPPY READING🍋🍋🍋

Badan panas ditambah pusing kepala yang serasa ingin memecah kepalanya. Saat ini Shinta tengah berbaring di kasur kamarnya dan sesekali merintih pelan akibat panas serta pusing yang menyakiti tubuhnya.

Ia mulai merasakan panas dan pusing sejak pulang dari kantor kemarin dan hari ini Shinta di larang orang tuanya untuk bekerja dulu.

"Makan dulu, Shin. Biar mendingan." Ucap Rima ibu Shinta yang baru datang dari dapur sambil membawakan nasi beserta sayur sop dan perkedel kentang kesukaan Shinta. Wanita paruh baya itu mengecek suhu badan Shinta yang masih terasa panas.

"Ayo makan dulu." Ucap Rima sambil membantu Shinta bangun dari tidurnya.

Shinta pun bangun meski dengan mata setengah tertutup akibat tak kuat membuka mata karena pusing. Rima dengan telaten menyuapi Shinta tak lupa memberikan obat untuk Shinta agar sakitnya berkurang.

"Ibu udah izinin aku ke tante Arimbi? Aku baru aja diangkat jadi pegawai tetap tapi udah main libur aja tanpa surat dokter. Aku takut kena SP buk." Gumam Shinta masih dengan mata terpejam.

"Ibuk udah bilang tante Arimbi kok. Tadi ada Nakula sekalian. Jadi kamu aman dari SP." Balas Rima sambil mengusap keringat dingin Shinta yang ada di leher anak gadisnya itu.

"Emang ibuk minta izinnya gimana?" Tanya Shinta masih dengan suara lemah. Rima pun menghelai napasnya pelan.

Flashback

"Loh, Mbak Rima. Ada apa mbak tumben pagi-pagi ke sini. Ada hal penting?" Tanya Arimbi yang baru datang dari dapur. Perempuan paruh baya itu menghampiri Rima yang duduk sofa di ruang tamu.

"Iya nih mbak Arimbi. Mau nemuin Nakula kalau enggak Pak Abimanyu soalnya Shinta minta izin gak masuk kerja dulu."

"Shinta kenapa mbak?" Potong Arimbi khawatir.

"Shinta sakit Mbak. Kemarin belum ke dokter jadi belum bisa ngasih surat izin dokter ke kantor. Izin langsung ke Nakula gak apa-apa kan? Surat dokternya menyusul." Lanjut Rima dan dibalas anggukan prihatin Arimbi.

"Bisa lah, gampang itu. Shinta sakit apa? Terus kok bisa sakit?" Tanya Arimbi masih khawatir

"Siapa yang sakit Buk?" Tanya Nakuka yang baru turun dari lantai dua. Pria itu menuruni tangga sambil mengancingkan kancing lengannya.

"Ini Shinta sakit." Jawab Arimbi tanpa menatap Nakula. Pria itu seketika berhenti dan diam di tangga paling bawah.

"Keluhan dia itu panas dingin sama pusing mbak kemarin malem. Mungkin efek cuaca akhir-akhir ini. Tau kan mbak kalau Shinta udah panas dingin pusing, gak bisa bangun dia." Balas Rima.

"Ya ampun, ya udah nanti biar di urus sama dia. Nanti aku jenguk Shinta deh mbak." Ucap Arimbi dan dibalas anggukan oleh Rima.

"Kalau begitu makasih banyak ya mbak. Ya sudah aku pamit dulu ya mbak, Nakula. Mau masakin sarapan buat Shinta." Pamit Rima dan dibalas anggukan oleh mereka.

Flashback off

"Kekuatan punya orang dalam ya buk jadi enak izinnya." Gumam Shinta dan dibalas gelengan kepala Rima.

"Bisa-bisanya ngelucu pas lagi sakit." Omel Rima dan dibalas ringisan pelan oleh Shinta. Jika perempuan itu tidak sakit mungkin ia sudah tertawa keras.

"Ya kan emang orang dalem mereka." Ucap Shinta.

"Ya udah kamu istirahat dulu. Nanti tante Arimbi katanya mau ngejenguk terus tadi ibuk juga udah ngabarin Reta kalau kamu lagi sakit." Ucap Rima dan dibalas anggukan pelan Shinta. Tak lama Shinta pun tertidur akibat efek samping obat yang membuatnya mengantuk.

****

"Ibuk nanti jadi jenguk Shinta?" Tanya Nakula sambil menatap ibunya. Saat ini mereka bertiga tengah sarapan pagi bersama. Ayah Nakula menatap Nakula heran.

"Shinta sakit buk?" Tanya Abimanyu dan dibalas anggukan oleh Arimbi.

"Iya tadi ibunya ke sini buat minta izin gak masu dulu karena Shinta sakit. Terus ibu mau jenguk dia nanti tapi mau cari bawaan dulu." Jawab Arimbi sambil menatap Nakula. Nakula yang ditatap sedemikian rupa pun akhirnya menetralkan suaranya dengan berdeham lalu meminum air putihnya.

"Aku udah selesai." Ucap Nakula sambil berdiri.

Pria itu meraih dompetnya yang ada di saku belakang celananya. Ia mengambil beberapa lembaran uang berwarna merah dan menyerahkannya ke Arimbi.

"Ibu pake ini aja buat beli bawaan buat jenguk Shinta." Ucap Nakula sambil meletakkan uang tersebut di sebelah tangan Arimbi.

"Kamu kira ibuk gak mampu beli heh? Ibuk ngasih kode ke kamu biar kamu sendiri yang ngasih bukan ibuk." Ketus Arimbi.

"Udah lah buk, perwakilan aja. Aku ada urusan kantor soalnya bentar lagi mau ngurus urusan di jogja jadi agak repot. Tanya Bapak kalau gak percaya." Keluh Nakula. Tanpa menunggu jawaban ibunya ia langsung berpamitan. Pada orang tuanya.

TBC

LAMA GAK UPDATE RASANYA KANGEN BANGET TAUUUUUY

YOK GAS YOKKKK VOTENYAAAA DAN KOMENNYAAAA

THANKS FOR READING❤

CINTA DALAM DIAM (ON GOING DI WATTPAD LAGI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang