HALO...
GIMANA ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI?;))
OHIYA MAU TANYA DONG
SAMPAI SINI APA KALIAN SUDAH BISA NEMUIN
PERBEDAAN DAN KESAMAAN ANTARA NAKULA DAN SADEWA? YUK KOMEN AKU MAU TAU😍
170 VOTE 40 KOMENTAR GAS!
HAPPY READING🌸🌸
"Dan aku tak punya hati, untuk menyakiti dirimu."
Jam pulang kerja adalah jam-jam favorite Shinta. Apalagi hari ini hari yang cukup menguras perasaannya. Perempuan itu berjalan menuju parkiran sepeda motor khusus karyawan. Biasanya ia akan berjalan menuju parkiran motor bersama dengan Reta, namun hari ini sahabat seperburikkannya itu tidak membawa motor dan sudah dijemput tunangannya.
Yah gitulah enaknya punya tunangan atau pacar. Pulang kerja bisa jemput terus bisa jalan-jalan lagi. Pengen kayak gitu tapi masih aja jomblo. Batin Shinta sambil menaiki motornya dan memakai masker lalu helmnya.
Ia mulai menjalankan motornya dan saat melewati parkiran khusus atasan ia bersimpangan dengan Nakula yang sedang berjalan menuju mobilnya.
Shinta hanya melirik Nakula lalu membuang pandangan dan malah melajukan motornya dengan cepat meninggalkan Nakula yang menatap kepergian Shinta.
***
Selama di perjalanan, Shinta tak henti-hentinya menenangkan dirinya. Rasa jengkel, marah, kesal dan kecewa mengumpal jadi satu dan mengatas namakan Nakula lah penyebannya dan rasa jengkelnya makin membesar saat melihat Nakula di parkiran tadi.
Rasa sakitnya tidak akan sesakit ini jika bukan orang yang ia cintai yang memarahinya.
Setelah tiga puluh lima menit menghabiskan waktu di jalan akhirnya ia sampai di kawasan perumahannya dan saat berbelok ke kompleks rumahnya ia bisa melihat ibunya tengah berbincang dengan Arimbi di depan rumah. Saat dekat pun akhirnya Shinta berhenti di dekat ibunya.
"Nah ini pulang anaknya." Ucap Arimbi sambil tersenyum aneh dan Shinta tau arti senyuman itu. Arimbi sudah pasti akan menggodanya.
"Kok tante lihatin Shinta kayak gitu." Sewot Shinta dan akhirnya tawa Arimbi pun tak tertahankan.
"Tadi makan siang sama siapa, Shin?" Selidik Arimbi penasaran dengan nada menggoda hingga membuat Shinta mengerjapkan matanya.
"Sama temen." Jawab Shinta sekenanya.
"Temen apa temen, Shin?" Tanya Ibunya sambil tertawa geli bersama Arimbi.
"Kan bener apa yang saya bilang, Mbak. Shinta abis makan sama temennya Nakula. Nih baju perempuan di story temennya Nakula sama kayak punya Shinta" Ucap Arimbi sambil menunjukkan Story Whatsapp milik Rama. Shinta pun membulatkan matanya. Ia tak tau kalau Rama mengupload makan siang mereka di Story Whatsapp.
"Aduh Shinta cuma diajak makan siang aja tante." Ucap Shinta mencoba menjelaskan apa adanya.
"Ya kan temennya Nakula ngajak makan siang itu pasti ada maksudnya. Makanya peka dong." Tutur Arimbi sambil memasang wajah kesal.
"Itu tuh awalnya anak tante yang salah. Mas Nakula marahin Shinta di depan temennya. Akhirnya temennya Mas Nakula ngajak Shinta makan siang bareng biar Shinta gak sedih lagi." Gerutu Shinta yang cenderung mirip mengadu. Arimbi pun terkejut karena mendengar Nakula memarahi Shinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM (ON GOING DI WATTPAD LAGI)
General FictionShinta tidak harus untuk Rama. Tapi di sini Shinta untuk Nakula. Namun, bagaimana kalau Rama menawarkan serta menjanjikan kebahagiaan untuk Shinta yang sedang menantikan perasaan Nakula? Apakah Shinta akhirnya goyah? Dan memilih Rama yang menjadi pa...