AYO BERI SUPPORT KALIAN DALAM CERITA INI DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR YANG BUANYAK APALAGI DI PART INI❤❤❤❤
SKUY LAH GASSS 140 VOTE 30 KOMENTAR WAJIB!!!
HAPPY READING❤
"Nggak mau! Shinta mau nginep di rumah Mas Nakula! Shinta mau tidur sama Mas Nakula!" Rengek Shinta kecil yang masih berumur delapan tahun itu ke orang tuanya.
Orang tua Shinta sengaja menjemput putri semata wayang mereka di rumah tetangganya karena sedari pagi Shinta tak pulang dan betah bermain bersama Nakula.
Mereka hanya khawatir kalau Shinta menganggu Nakula yang tengah fokus ujian kelulusan SMP ataupun keluarga Arimbi.
"Gak boleh gitu Shinta. Kan Mas Nakula harus istirahat juga apalagi udah malam, dari tadi kamu main terus loh sama Mas Nakula." Ucap Ibu Shinta halus.
"Gak apa-apa kok tante kalau Tata mau tidur di sini sama Nakula. Nakula gak keberatan." Ucap remaja itu yang sudah memasuki bangku terakhir di SMP.
"Duh jangan gitu Nakula. Nanti Shinta kemanjaan sama kamu kan gak baik juga." Ucap ibu Shinta. Shinta yang sedari tadi duduk di pangkuan Nakula semakin mengeratkan pelukannya pada Nakula.
"Shinta gak mau pulang!" Kekeh gadis kecil itu.
"Ya udah gak apa-apa kali mbak, Shinta tidur di sini. Kasihan tuh udah nempel mulu ke Nakula." Ujar Arimbi yang terkekeh melihat polah Shinta yang duduk nyaman di pangkuan Nakula.
"Duh jadi ngerepotin Mbak Arimbi sama Nakula. Maafin Shinta ya." Ucap Ayah Shinta.
"Nggak ngerepotin kok Om." Ucap Nakula.
"Ya udah Shinta boleh tidur di sini tapi gak boleh nakal loh." Ucap Ibu shinta memperingati Shinta dan di sambut sorak gembira oleh Shinta.
"Iya bu." Ucap Shinta senang.
"Ya udah kalau gitu ibu sama ayah pulang ya. Nakula, tante titip Shinta ya." Ucap ibu Shinta dan diangguki oleh Nakula.
"Mbak Arimbi, kami pamit dulu ya." Pamit ibu Shinta dan ayah Shinta.
"Iya." Jawab Arimbi sambil tersenyum dan mengantar kedua orang tua Shinta ke depan rumah.
"Sekarang kita tidur ya, Ta." Ucap Nakula sambil menggendong Shinta menuju kamarnya.
"Mas Nakula janji ceritain dongeng sebelum kan tadi." Tagih Shinta. Nakula terkekeh.
"Iya nanti Mas Nakula ceritain putri tidur yang nungguin pangerannya datang." Ucap Nakula. Remaja itu membawa Shinta ke kamarnya dan mendudukkan Shinta di ranjangnya.
Meskipun Nakula memiliki kembaran yaitu Prabu Sadewa, mereka telah tidur terpisah dan memiliki kamar masing-masing sejak mereka menginjak SMP.
"Mas Nakula, Dewa mau pinj- eh ada bocil. Ngapain disini? Gak pulang hah?" Tanya Sadewa yang memasuki kamar Nakula. Tadinya ia berniat meminjam Changer ponsel milik Nakula tapi menemukan anak tetangganya yang selalu menempel ke kakaknya.
"Gak, Shinta mau bobok sama Mas Nakula." Ketus gadis kecil itu. Bukan rahasia lagi kalau Sadewa dan Shinta sering bertengkar atau lebih tepatnya Sadewa yang usil suka menggoda Shinta dan Shinta yang jutek ke Sadewa.
"Hih, anak kecil apalagi pesek gini gak boleh bobok sama cowok." Ucap Sadewa sambil menoel hidung Shinta. Gadis kecil itu langsung merengut karena toelan Sadewa. Nakula hanya menggeleng melihat interaksi Sadewa dan Shinta.
"Ihhh Mas Sadewa jelek! Sana pergi ganggu Shinta sama Mas Nakula aja!" Usir Shinta sambil mendorong-dorong perut Sadewa. Sadewa pun tergelak karena berhasil membuat Shinta marah.
"Idih ngambeg, mau diketekin?" Ancam Sadewa dan membuat Shinta langsung berlari ke Nakula dan bersembunyi di belakang Nakula.
"Ihhh gak mau, Mas Sadewa gak mandi pasti!" Tuduh Shinta dan gelak tawa pun tak terhindarkan.
"Udahlah Dek, kamu butuh apa kesini? Kalau ada ambil aja." Ucap Nakula sambil memegang tangan Shinta yang melingkari perutnya.
Sadewa terkekeh pelan melihat tingkah Shinta, "mau pinjem changer, punyaku ternyata ujungnya putus kabelnya. Besok mau beli." Ucap Sadewa sambil berjalan menuju meja belajar Nakula dan mencabut changer ponsel Nakula dari stop kontak.
"Aku bawa ya mas." Ucap Sadewa. Sebelum keluar kamar Sadewa sempat mau menggelitik Shinta namun Shinta yang gesit langsung memeluk Nakula untuk mencari perlindungan.
"Ihhh Shinta kesel sama Mas Sadewa." Gerutu Shinta sambil mengibaskan rambutnya kesal.
"Hahaha udah udah, sini tidur. Mas Nakula dongengin kamu." Ucap Nakula sambil menepuk kasur di bagian kanannya agar Shinta merebahkan dirinya disana.
"Udah siap?" Tanya Nakula dan diangguki oleh Shinta. Akhirnya Nakula pun mulai menceritakan kisah Putri Tidur dan Pangerannya.
Belum selesai Nakula mendongeng ternyata Shinta sudah memejamkan matanya dan napasnya sudah teratur. Nakula pun tersenyum dan mulai membenarkan letak selimut.
Nakula menghembuskan napasnya pelan dan mulai berpindah posisi untuk membelakangi Shinta. Tak lama setelah itu Nakula tak menyadari bahwa Shinta terbangun akibat gerakan Nakula.
Shinta menatap punggung Nakula sambil sesekali mengerjapkan mata bulatnya. Akhirnya setelah menunggu sedikit lama Shinta bangun dan berpindah posisi agar bisa tidur di pelukan pria itu.
Setelah berhasil menyandarkan kepalanya di lengan Nakula gadis kecil itu menatap Nakula yang terlelap. Senyum kecil nan polos itu terukir kecil di wajah Shinta.
Pelan-pelan gadis itu mendekatkan wajahnya ke wajah Nakula. Dengan pelan dan polosnya gadis itu menempelkan bibir kecilnya ke bibir Nakula. Tidak lama hanya sekian detik dan Shinta langsung melepasnya.
"Biasanya Shinta lihat Ibu nyium ayah sebelum tidur. Kata Ibu itu bentuk rasa sayang ibu ke Ayah. Shinta nyium Mas Nakula karena Shinta juga sayang sama Mas Nakula." Bisik gadis kecil itu lalu Shinta memeluk Nakula dan menyembunyikan wajahnya di lengan pria itu hingga gadis itu benar-benar terlelap dan terbuai dalam mimpinya.
Tanpa gadis itu sadari tiba-tiba mata bergaris tajam itu terbuka pelan tatapannya mensayu lembut, sebuah senyum kecil mengiasi wajahnya. Ia menghelai napasnya pelan dan akhirnya ia mengecup rambut gadis itu dengan pelan.
TBC
HIYAAAAAAAA
GIMANA PERASAANNYA SETELAH BACA PART INI? AWOKAWOKAWOK
YUKS BERIKAN KOMENTAR KALIAN😘😘😘😘😘
Thanks for reading💕
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM (ON GOING DI WATTPAD LAGI)
General FictionShinta tidak harus untuk Rama. Tapi di sini Shinta untuk Nakula. Namun, bagaimana kalau Rama menawarkan serta menjanjikan kebahagiaan untuk Shinta yang sedang menantikan perasaan Nakula? Apakah Shinta akhirnya goyah? Dan memilih Rama yang menjadi pa...