PART 8

1.5K 293 31
                                    

SKUY LAH GAS 150 VOTE 30 KOMENTAR💕💕💕💕

Happy Reading💕

"Akan ada waktunya nanti tiba-tiba kau menerima panggilan nomer asing. Itu adalah aku yang meminta untuk bertemu dan mengatakan bahwa aku menyerah serta telah menemukan pria yang akan menjadi pelabuhan terakhirku."

***

Rama menatap Shinta yang memandang lurus ke depan. Saat ini mereka ada di lift yang membawa mereka ke lantai dasar. Rama sendiri merasa Shinta menahan tangisnya sedari tadi. Pria itu menghembuskan napasnya pelan.

"Gak usah dipikirkan ya omongannya Nakula. Mungkin dia lagi jelek moodnya." Ucap Rama dengan canggung memecah keheningan di antara mereka.

"Gak papa kok, emang saya aja yang cengeng pak." Ucap Shinta sambil menunduk. Rama sendiri sangat ingin memeluk Shinta agar perempuan ini tenang.

Sabar Ram, tahan diri.

"Gak usah dipikirkan ya lagian Nakula emang agak kelewatan sih tadi. Em.. Sebagai menghibur diri kamu gimana kalau saya teraktir makan siang? Saya punya tempat rekomendasi buat makan siang yang enak." Ucap Rama semangat. Shinta pun langsung menoleh dan ia bisa melihat binar semangat pria itu.

"Tidak usah pak, nanti ngerepotin pak Rama." Gumam Shinta dan Rama pun langsung mengibaskan tangannya tanda ia tak setuju dengan ucapan Shinta.

"Kalau saya yang ngajak itu berati gak ngerepotin." Ucap Rama dan saat itu pula lift berdenting dan Rama langsung menarik tangan Shinta menuju parkiran mobil khusus dewan direksi.

Secara gentle pula Rama membukakan pintu mobil untuk Shinta. Shinta sendiri hanya bisa mengikuti kemauan Rama. Lumayan menghemat uang jajan hariannya kan? Anggap ini juga sebagai pembalasannya pada Reta yang dengan tega membiarkannya ke ruangan Nakula sendirian dan berakhir kena semprotan pria itu.

"Kamu suka Soto Lamongan?" Tanya Rama sambil mengendarai mobilnya dengan santai. Shinta menoleh ke arah Rama.

"Suka pak." Jawab Shinta dan diangguki semangat oleh Rama.

"Syukurlah kalau kamu suka. Kita makan siang di Soto Lamongan langganan saya ya." Ucap Pria itu.

***

Akhirnya mereka sampai di warung Soto Ayam Lamongan yang terletak 20 menit dari kantor. Suasana warung ini cukup ramai padahal ruangannya sangat luas ditambah saat ini jam-jam makan siang.

"Pak sotonya dua, minumnya es jeruk." Ucap Rama memesan menu pada bapak-bapak yang Shinta kira pemilik warung soto ini.

"Siap Mas Rama silahkan duduk dulu Mas." Jawab bapak tersebut.

Akhirnya Rama dan Shinta mendapatkan meja makan. Shinta sendiri memandangi warung ini.

"Bapaknya tadi kayaknya udah kenal lama sama Pak Rama ya." Gumam Shinta. Shinta yang mendengar ucapan Shinta pun tersenyum.

"Aku udah langganan di sini sejak SMA sama Nakula dan Sadewa. Jadi ya hapal banget bapaknya." Jawab Rama.

"Oh ya, kalau berdua jangan panggil bapak lah. Gak enak terlalu formal. Panggil Mas aja." Ucap Rama dengan senyum manis dan dibalas senyuman canggung oleh Shinta.

"Tapi kan-"

"Mas aja." Ucap Rama keras kepala dan akhirnya diangguki oleh Shinta.

"Tapi kalau di kantor tetep Pak loh." Ucap Shinta dan di angguki semangat oleh Rama.

Tak lama pesanan mereka datang Shinta pun menerimanya dengan senang karena aroma Soto yang khas langsung tercium dengan nikmatnya.

Saat mencoba kuahnya Shinta takjub dengan rasanya. Tidak seperti soto-soto khas lamongan yang ia pernah cicipi.

"Gimana? Enak?" Tanya Rama yang begitu senang saat melihat ekspresi takjub Shinta yang baru menyicipu kuah soto langganannya ini.

"Enak Mas. Kuahnya seger." Ucap Shinta kagum. Akhirnya Shinta mulai menambahkan kecap dan sambal.

Saat Shinta asik mengaduk sotonya ia tak sadar kalau Fama tengah memfotonya namun tak sampai menunjukkan wajah Shinta.

Pria itu memakai foto tersebut untuk digunakan sebagai Storynya di Whatsappnya dengan caption..

Semoga jadi awal mula yang baik.

Setelah itu Rama mengirimnya setelah itu Rama mulai ikut menikmati makan siangnya bersama Shinta.

***

Mobil Rama sudah memasuki area parkir dewan direksi. Setelah makan siang mereka langsung kembali ke kantor. Saat mobil berhenti Shinta melepaskan sealbelt.

"Terima kasih pak atas traktirannya." Ucap Shinta tulus. Rama tersenyum.

"Kok pak lagi?" Ucap Rama tak suka ketika Shinta memanggilnya Pak lagi.

"Kan udah di kantor." Jawab Shinta dan akhirnya mereka terkekeh bersama.

"Ahahaha ya sudah, ngomong-ngomong boleh saya minta nomer kamu? Buat yah.. Kapan-kapan saya mau ajak kamu makan siang lagi." Pinta Rama. Shinta mengerjapkan matanya.

Lalu Shinta menatap Rama. Apa pria itu sedang melakukan pendekatan?

"Boleh pak." Ucap Shinta lalu perempuan itu menyebutkan nomernya dan langsung disimpan Rama.

"Sekali lagi terima kasih atas makan siangnya pak." Ucap Shinta lalu ia langsung keluar dari mobil Rama.

Saat berjalan menuju gedung kantor Shinta mengecek jam tangannya dan masih ada sisa waktu dua puluh menit. Perempuan itu berjalan menuju toilet perempuan terdekat.

Saat memasuki toilet tersebut ia langsung menuju bilik salah satu toilet dan duduk di closet.

Pikirannya yang tadinya kacau akibat amarah Nakula kini makin kacau akibat tatapan Rama.

"Kenapa rasanya aku kayak mengkhianati Mas Nakula." Gumam Shinta disertai isakan.

TBC

YEY AKHIRNYA SUDAH UPDATE EKWKWKWKWK IM BACKKKK

AYO BERI VOTE DAN KOMENTAR DONGS😭

Thanks for reading💕

CINTA DALAM DIAM (ON GOING DI WATTPAD LAGI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang