Genggaman tangannya terasa sangat hangat walaupun mereka sedang hujan-hujanan. Dirinya berdoa kepada Tuhan agar tetap seperti ini saja, dirinya sangat bersyukur hari itu terjadi di dalam hidupnya. Mereka melompati genangan-genangan air, membuat kapal kertas lalu menaruhnya di parit bersih depan rumahnya Hinata.
...Tok tok tok...
Suara pintu diketuk lalu dua remaja laki-laki itu masuk ke dalam rumah. "Aku pulang."
"Selamat kembali- ehhh abang kenapa? Basah kuyup seperti itu?!! Dia siapa?? Mukanya menakutkan... Ahhhh apa abang dihipnotis?!!." Anak itu terus menduga duga hal yang tidak jelas terhadap Kageyama.
"Hushh hushh Natsu jangan seperti itu, dia temanku dan juga patner mainku." Hinata mencoba menenangkan adiknya yang panik.
"Kageyama Tobio, salam kenal." Dia menunduk lalu berdiri lagi.
"Hi.. Hinata Natsu, salam kenal juga." Natsu bersembunyi di balik badan abangnya.
Suara langkah kaki terdengar sepertinya akan menuju ke pintu. Ibunya Hinata muncul membawa handuk dan sandal untuk mereka berdua. Mereka lalu mengeringkan badan mereka.
"Ahh benar ada tamu ternyata, ehhhhh kenapa bisa basah kuyup begini Shoyou... Kamu habis ini langsung mandi ya! Ohh dan siapa dia?." Ia terlihat penasaran dengan laki-laki yang lebih tinggi dari anaknya tersebut.
"Kageyama Tobio, salam kenal." Dia menunduk lalu berdiri lagi.
"Ahhh Tobio-Kun, nama yang bagus.. Apa kamu temannya Shoyou? Apa dia nakal di sekolah? Atau dia sering merepotkanmu?."
"Ibu cukup aku tidak seburuk itu." Hinata langsung lari masuk ke kamarnya.
"Ahhh maafkan dia yaa dia sering begitu.." Kageyama mengangguk.
Hinata berada di kamar dan baru saja selesai mandi.
"Apa kamarku akan nyaman bagi Kageyama?, aku akan mengambil futon di gudang." Dia berlari ke arah gudang untuk mengambil futon yang lama tidak dipakai.
"Sempurna, semoga dia nyaman." Dia pun berjalan kembali ke kamarnya. Namun...Dia melihat Kageyama terbaring di lantai kamarnya yang dingin. Dia ingin sekali menggendong Kageyama ke atas kasurnya namun ia sadar kalau dia terlalu kecil untuk melakukan itu, dia berfikir untuk membangunkannya saja. Tubuhnya dingin bersatu dengan lantai, namun nafasnya tetap hangat.
"Heii Kageyama tolong bangunlah sebentar aku akan memasangkan Futon ini untukmu." Dia mencoba menggoyangkan Kageyama namun dia tetap tidak mau bergerak. Lalu mendadak tangan Hinata di tarik oleh Kageyama.
"Selamatkan aku, aku tidak kuat disini tolong jangan pergi dariku!!." Kageyama bermimpi buruk lagi. Dia terbangun dalam keadaan menangis dan memegang erat tubuh Hinata yang dia dekap di dadanya.
Hinata berusaha memenangkannya dengan menonton beberapa pertandingan mereka sampai Kageyama kembali ke mode awalnya, yaitu pemarah dan serius.
2 jam mereka menontonnya tak terasa sudah jam 11 malam. Hinata lalu menggelar Futonnya dan membersihkannya agar Kageyama merasa nyaman.
"Sudah selesai, kamu bisa tidur sekarang." Hinata lalu keluar untuk gosok gigi.
"Sho... Shoyou!!." Kageyama berusaha membuat Hinata tetap dengannya.
"Ada apa? Kenapa kamu terlihat panik? Tenang saja aku hanya 2 menit di kamar mandi tidak akan lama kok." Hinata melanjutkan jalannya ke kamar mandi. Sementara itu.
"....Hinata pergi Hinata pergi Hinata pergi Hinata pergi Hinata pergi Hinata pergi...." Kageyama berbicara seperti itu sebanyak 300 kali sampai Hinata masuk lagi ke kamarnya.
"Maaf aku lama disana, aku-" Tubuh Hinata kembali di dekap oleh Kageyama. "Hangat.." Itulah kata yang keluar dari mulut Kageyama.
Hinata berfikir kalau dia sedang mabuk atau bermimpi buruk lagi. "Sudah sudah aku ada disini jangan khawatirkan aku ya?.." Hinata memeluk Kageyama sampai dia benar-benar tertidur lalu membaringkan nya di atas Futonnya.
"Hahh ada apa dengannya?" Itulah pikiran Hinata saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunflower (KageHina) ✔
FanfictionArt by: youysdhq (on Twitter) . . Lihat ini!. Bunga Matahari nya mirip denganku kan?. Aku sangat bangga kamu sudah berjuang namun kamu harus istirahat dulu. ▶RANJAU TYPO BERTEBARAN◀ Ini adalah karangan fiksi, tidak satu pun dari cerita ini nyat...