"Apa yang telah ku lakukan?."
"Apa yang membuatku harus merasakan ini?."
"Apakah dirimu juga akan pergi?!."
"Tidak!."
"Tolong jangan!."
"Jangan Tinggalkan aku sendirian disini!."
"Kumohon!."
"Jangan!!!."Kageyama terbangun karena mimpi itu lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Dia memegang kepalanya lalu menangis untuk mengurangi rasa sakitnya itu. Matanya mulai menjadi merah dan sembab membuat pandangannya sedikit berkabur. Lalu ia seperti dipeluk dari depan, rasanya hangat, nyaman, dan aman.
Hinata memeluknya setelah mendengar tangisan Kageyama yang tidak ada hentinya.
"Hushh hushh aku ada disini.. Kamu aman disini.. Jangan menangis lagi okay?." Hinata menepuk-nepukan tangannya ke punggung Kageyama agar dia mau tenang.
Seperti seorang bayi yang baru dilahirkan di dunia ini, dia menangis tersendu seperti sudah memikul beban yang sangat banyak, beban yang sangat berat, ia selalu merasa bersalah tentang apa yang terjadi di masa lalunya. Dia selalu saja dibayang-bayangi mimpi buruk yang dia benci dari dulu. Walaupun ia berusaha keras untuk melupakannya namun itu tetap saja menghantuinya.
Mereka bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Melewati bukit yang tinggi, membutuhkan 30 menit untuk sampai kesekolah nya. Mereka berdua berbicara ini itu untuk memenghilangkan mimpi buruk Kageyama tadi pagi.
Di Nekoma Highschool.
"Ahh Kenma, kapten Karasuno memberikan info ini." Menunjukkan handphone nya kepada laki-laki bermata kucing tersebut.
"Ohhh, kalau tentang Shoyo aku akan ikut."
"Kenma mengapa kamu peduli dengannya daripada denganku?." Kuroo menanyakan dengan nada seperti merayu seorang gadis.
"Dia lebih menarik darimu." Dia meninggalkan Kuroo dan berjalan menuju ke kelas. Dia tidak pernah lepas dari permainannya, sudah seperti makanannya sehari-hari.
"Shoyo bersiaplah." Dia menaruh handphone nya ke dalam saku celananya.
Di kelas 3 Karasuno High School.
"Kiyoko apa kamu sudah mengirimkan pesannya ke teman-teman Hinata?."
"Sudah semuanya sensei dan mereka semua setuju." Kiyoko-san memeriksa data-data yang akan hadir nanti.
Angin musim gugur sangatlah kencang dan sangat dingin. Tinggal beberapa minggu lagi sampai musim dingin tiba. Salju akan turun dari langit, air di sungai akan membeku, dan sebuah perasaan akan membeku di musim itu juga.
Hinata datang latihan seperti biasanya namun Kageyama tidak. Dia pun mencarinya dan tidak menemukan petunjuk apapun tentang keberadaan Kageyama.
"SEMUANYAAAAAA APA KALIAN MELIHAT KAGEYAMA?!!!." Hinata berteriak di tengah-tengah lapangan itu. Mereka juga tidak tahu dimana Kageyama saat ini, mereka semuapun membantu mencari Kageyama yang hilang.
"Cih kenapa raja itu selalu membuat masalah?." Gumam Tsukishima dan didengar oleh Yamaguchi mereka berdua pun berhenti sebentar.
"Setidaknya kita cari saja, kasihan Hinata terlihat lelah mencarinya." Yamaguchi memegang tangan Tsukishima dan kembali berjalan mengikuti yang lainnya.
"SHOYOOOOOOO ADA KAGEYAMA DISINI!!. " Noya berteriak dan menunjuk jarinya ke arah sungai. Benar saja ada Kageyama sedang duduk di tengah-tengah sungai yang hampir menenggelamkannya. Hinata langsung meloncat dan membawa Kageyama ketepian sungai, yang lainnya menyusul mereka berdua yang sudah ada di pinggir sungai. Kageyama ternyata sudah berada disana lebih dari 4 jam lamanya, tubuhnya dingin namun detak jantungnya masih ada, Daichi-san pun menelpon ambulans.
15 menit kemudian ambulans pun datang Kageyama dibawa kerumah sakit untuk dirawat disana selama beberapa hari. Hinata menemaninya selama berhari-hari di rumah sakit itu, dia bercerita banyak hal walaupun ia tau kalau Kageyama tidak bisa mendengarkannya.
"Genggamlah tanganku jika kamu takut." Itulah gambaran terakhir Kageyama sebelum ia buka matanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunflower (KageHina) ✔
FanfictionArt by: youysdhq (on Twitter) . . Lihat ini!. Bunga Matahari nya mirip denganku kan?. Aku sangat bangga kamu sudah berjuang namun kamu harus istirahat dulu. ▶RANJAU TYPO BERTEBARAN◀ Ini adalah karangan fiksi, tidak satu pun dari cerita ini nyat...