02

299 70 1
                                    

Selama pacaran, Ara sama sekali tidak pernah curiga dengan Kevin. Kevin itu tipe orang yang cuek. Meskipun banyak yang suka sama Kevin, bahkan selama kuliah pun Ara sering melihat chat dari nomer baru yang mengajaknya kenalan. Tapi Kevin tidak pernah membalasnya, membuka saja Kevin malas. Malah kadang Ara yang penasaran dan membaca chat itu satu persatu. Sampai saat ini pun sama, Ara tidak pernah melihat gelagat Kevin yang mencurigakan. Karena saat mereka bertemu, Ara sesekali membuka ponsel Kevin hanya untuk mengecek pesannya.

Jadi tidak mungkin Kevin selingkuh.

"Kalau nggak selingkuh terus apa dong?" Maya juga ikut berpikir, kira-kira hal apa yang membuat Kevin seperti enggan untuk menikah.

"Udah Ra, lagian baru tiga bulan tunangan. Santai aja, gue liat cowok lo serius kok. Nggak usah khawatir."

Bener kata Bayu. Kalau emang dari awal nggak serius buat apa bertahan sampai sejauh ini? Yang ada buang-buang waktu dan tenaga. Ara harus percaya sama Kevin. Mungkin Ara hanya terbawa suasana saja yang melihat teman-temannya menikah. Setidaknya mereka sudah tunangan, hal itu sudah menunjukkan keseriusan Kevin.

"Kok gue jadi keliatan ngebet banget ya pengen nikah, harusnya gue paham kalau Kevin belum siap."

"Wajar lah Ra, di umur kita yang segini apa lagi yang kita pengen selain nikah?" Maya juga sempat khawatir karena pacarnya itu belum juga melamarnya. Alasannya karena memang rumah yang dibangun belum selesai, dan begitu selesai cowoknya langsung melamarnya, dan bahkan langsung merencanakan pernikahan.

Berbeda dengan Kevin tentu saja. Kevin memiliki karir yang Bagus, rumahnya bahkan lebih besar dari rumah orang tuanya, mobil bahkan ada dua yang jarang dipakai. Jadi, apa lagi yang ditunggu?

Ara selalu berpikir, apa yang salah dengan dirinya? Apa ada hal yang membuat Kevin ragu untuk menikahinya? Atau hanya masalah kesiapan? Tapi apa lagi yang perlu disiapkan?

"Saran gue lo mending tanyakan lagi sama cowok lo. Kalau emang dia nggak ada niat buat nikahin lo, tinggalin." saran Bayu sebelum akhirnya meninggalkan Ara dan Maya.

Benar kata Bayu, mereka memang perlu ketemu dan membicarakan masalah ini lagi. Karena pilihannya cuma dua. Nikah atau pisah.

***

Pulang kerja, Ara memutuskan untuk ke rumah Kevin setelah menanyakan keberadaan Kevin saat ini. Dan ternyata Kevin sudah pulang sejak tadi siang. Setelah beberapa hari Ara dibingungkan dengan pikirannya sendiri, hari ini dia memutuskan untuk memberanikan diri menanyakan keseriusan Kevin.

Tapi, baru saja masuk ke dalam rumah, Ara melihat Kevin yang tengah terbaring di sofa dengan masih mengenakan setelan jas lengkap. Ara buru-buru mendekat dan langsung mengecek badan Kevin yang saat ini tengah memejamkan matanya.

"Vin, kok kamu nggak bilang kalau sakit si?" Ara panik saat menghampiri Kevin dan mendapati tubuh pacarnya itu panas.

Sebenernya Ara sudah mengira ada yang tidak beres saat Kevin bilang udah pulang. Padahal jam baru menunjukkan pukul 4 sore tadi. Tidak seperti biasanya, Kevin pulang awal hari ini karena merasa badannya tidak enak. Padahal biasanya selalu pulang di atas jam 8.

"Kita ke rumah sakit ya?" Ara baru saja akan menelpon seseorang, namun Kevin menahannya.

"Aku cuma demam, bantu aku ke kamar aja ya."

Ara hanya menurut perkataan Kevin. Dia langsung membantu memapah Kevin untuk masuk kamar dan menyiapkan baju ganti untuk Kevin. Setelahnya dia menunggu di luar saat Kevin berganti pakaian. Hanya butuh 5 menit untuk Kevin berganti baju sebelum Ara masuk kembali ke kamar Kevin.

"Udah makan siang tadi?" tanya Ara memastikan.

"Udah."

"Nggak tidur lagi semalam?"

LASSITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang