↳⓪①┊ATTIC ROOM

8.3K 1.2K 650
                                    

ੈ‧₊˚ ┊͙ 𝙰𝚃𝚃𝙸𝙲 𝚁𝙾𝙾𝙼
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
ⓐⓡⓡⓐⓘⓝⓘⓔⓡ



































"JANGAN KELUAR DARI kamar ini atau kau sama sekali tidak dapat makan malam."

Setelah itu Leiden; ayah [Name] mendobrak pintu kamar — sebenarnya loteng — milik [Name] dengan cepat dan pergi dari sana.

Dari seluruh pelosok kamar yang berada di Manor Cardwell, loteng adalah satu-satunya tempat dimana gadis itu tinggal dan menetap. Bahkan peri rumah saja mendapatkan kamar yang lebih baik dari milik [Name].

Alasannya jelas; [Name] tidak boleh dapat publikasi. Itulah sebabnya saat pesta atau ada tamu yang berkunjung ke Manor. [Name] akan berdiam diri menetap di atas loteng sempit keluarganya.

Tidak lagi menikmati suasana pesta, itu semua karena dirinya memecahkan gelas minuman di pesta ulang tahun Selena di umur tujuh tahun, otomatis atensi mengarah padanya.

Leiden marah besar, dan memutuskan tidak lagi mengizinkan [Name] masuk ke dalam sebuah pesta dan mengacaukan sebuah acara. [Name] paham. Dia terima saja.

"Kalau tamunya menginap, aku harus menahan lapar selama berapa hari?" Tangan kecilnya mengusap kaca jendela yang sedikit berdebu, cahayanya cukup terang sampai bisa menembus masuk ke dalam kamar [Name].

[Name] berjongkok sembali menekuk lututnya dan melihat pemandangan luar tang tampak hijau dan menarik di banding keadaan kamarnya. "Semoga tidak menginap."

Di situasinya seperti ini [Name] jadi berandai-andai apa dia seorang squib sampai keluarganya pun tak mau mengakuinya?

Tentu saja jawabannya tidak, di tahun ini [Name] menyadari mengapa keluarga Cardwell menjadi keluarga penyihir yang terkenal, itu semua karena Cardwell mewarisi garis keturunan sihir yang kuat. Dan [Name] hanyala penyihir 'biasa'.

Cardwell bukan penyihir biasa, dan [Name] menjadi aib bagi keluarga itu.

Dari yang bocah sembilan tahun itu dengar dari peri rumah. Kali ini keluarga Malfoy yang berkunjung, entahlah untuk maksud apa. Yang pasti memperkuat relasi dengan keluarganya adalah hal yang menjanjikan.

Dan di sinilah [Name], menghabiskan waktunya menunggu hingga suntuk. Sesekali membaca beberapa buku bekas yang Selena sudah tidak perlukan.

[Name] menghela napas, menatap rerumputan dari balik jendela. "Bosan—"

— Brak!


[Name] menoleh dengan cepat, bergidik ngeri. Takut dirinya terlalu keras berkata bosan sampai Leiden repot-repot datang lagi.

Untungnya dia salah — atau dia harus katakan ini jadi lebih buruk? Seorang anak lelaki sepantaran dengannya dengan rambut pirang platina yang mencolok menatap dirinya.

Draco Lucius Malfoy; menatap terkejut sebentar sebelum akhirnya angkat bicara. "Kamu anak yang memecahkan gelas dua tahun yang lalu."

Draco sebenarnya ingin berteriak ketakutan kalau-kalau yang dia temui saat ini adalah siluman atau semacamnya, untungnya hasrat menjeritnya bisa ia tahan. Dan kenangan lamanya lebih cepat terpantri di banding rasa takutnya.

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang