↳①⑧┊GOING HOME

2.8K 486 304
                                    

1ੈ‧₊˚┊𝙶𝙾𝙸𝙽𝙶 𝙷𝙾𝙼𝙴
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
ⓐⓡⓡⓐⓝⓘⓔⓡ














































"KABARI AKU SELAMA liburan ya? Sama seperti natal kemarin." Di persimpangan rel kereta menunggu kereta sihir itu datang Sabumi berujar.

Tidak terasa, setahun berlalu dengan cepat. Dua anak berumur sebelas tahun itu duduk-duduk sambil menunggu jemputan.

Disisi lain, [Name] hanya diam. Pikiran melayang tak peduli orang disekitarnya. Berpikir apa yang harus ia katakan jika sudah berada dirumah.

[Name] rasa, pulang bukanlah solusi terbaik. Kalau bisa, ia ingin tinggal selamanya di Hogwarts. Ia merasa tak punya rumah, tidak dimanapun.

"Demi Salazar, kau melamun lagi." Di tepuk bahu gadis itu pelan membawanya ke kenyataan. "Ah — ehmmm? Tidak janji."

Sabumi menghela napas, lalu beranjak berdiri.  "Aku akan teror kau dengan surat kalau kau lupa. Jangan berani-berani ya."

[Name] sweatdrop mendengarnya. Sungguh, itu ungkapan yang kekanakan. Jujur saja, surat menyurat itu adalah hal yang memberatkan bagi sang gadis. Ia tak terlalu suka digantung dengan kabar.

"Aku akan balas, jika ingat?"

"Ucapanmu saja tidak yakin begitu [Name]."

"Iya soalnya ia hanya akan membalas suratku." Kali ini yang menyahuti berbeda. Anak lelaki dengan manik mata abu dan surai platina itu mendekat.

Berjalan dengan seringaiannya yang khas, hadap-hadapan dengan [Name] yang menatapinya dari tempat duduk. [Name] berkedip beberapa kali menyaksikan seorang Draco Malfoy dengan kepala menengadah.

Lalu tangan kecilnya membelai liontin yang masih senantiasa melingkar di leher sang Gadis. "... Still looks good on you."

Kemudian ia mengeluarkan miliknya yang ia sembunyikan dari sela lingkaran leher miliknya. Menatap [Name] dengan jenaka. "Isn't look likes a matching item?" sudut matanya melirik pemuda jakung dengan rambut hitam temaram itu sebentar.

Sabumi menyeringai menangkap maksudnya. "Oh? Haha? Cute, yeah yeah cute. Nice move, Malfoy. Now — get away."  Punggung Draco di jauhkan. Lalu Sabumi menarik [Name] untuk berdiri.

Ia lalu merangkul pundak [Name]; membalas pamer. "Dilihat darimanapun kita serasikan?"

"Yep, in the goblin ass. Arkana." Buru-buru ia tepis tangan Sabumi untuk melepaskan rangkulannya dari sang gadis.

Sedangkan untuk [Name] sendiri Ia tengah linglung. Sejak kapan keduanya terlihat begitu akrab? Sebenarnya itu bagus. Malahan baik, sangat baik.

Kereta datang menghentikan perang urat diantara keduanya. Draco pergi meninggalkan [Name] dan Sabumi, untuk ikut bersama Blaise Zabini. Di sisi lain Sabumi juga ikut pamit.

"Goodbye." [Name] bingung dengan penuturan Sabumi.

"Kau tidak ikut kembali?"

"Nanti, ayah akan menjemputku. Jadi aku tak bisa ikut naik. Sayang sekali, duduk satu kompartemen denganmu pasti akan sangat menyenangkan."

Hm, menyenangkan ya?

Tak ambil pusing [Name] mengangguk saja. Hingga akhirnya kereta sihir yang berjalan itu meninggalkan keduanya.

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang