“SHALL WE CONTINUE OUR BIGGEST SHOW WITH A LITTLE BIT IMPROVEMENT?”
Lembar baru dibuka dengan penokohan Sang Dalang; Alkisah. Sehabis membopong ricuh, konsepnya terbalik.
Riuh; pelik. Anak muda tahu akan rasa mencinta, tabu maknanya. Terlarang, tapi tak salah mencoba.
——
❝IS THAT YOUR blood or what?❞
❝WHAT?! ME?, did you think i'm a fragile little doll? Silly.❞ bersidekap dada sembari kembali keruang rekreasi Slytherin, dungeon dingin dibawah Black Lake.
❝Just be real, ada benar bukan lo gue ajarin pecak silat? Tongkat untuk penyihir itu terlalu kuno.❞ Si anak asia menepuk nepuk baju nya yang kusut, lalu melilitkan syal hijau putih melingkar di bajunya.
❝I kinda like it,❞ jawabnya sambil terkekeh samar. ❝Akan lebih bagus kalau mereka melapor dengan ayahnya.❞ Yang punya surai platina mengusap irisan darah orang lain dari bibirnya.
Agak menyenangkan pasalnya, menghajar seseorang tanpa sihir atau semacamnya. Tentu saja lawannya tak sempat melawan.
Beralih keduanya lanjut berujar, membuat si gadis dengan rambut temaram itu menghela napas dengan kelakuan keduanya.
——
| SABUMIARKANA | The Mastermind
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
